KUASAKATACOM, Tokyo- Presiden panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 yang terbaru telah terpilih, presiden baru ini akan menggantikan posisi pendahulunya yang tersandung kasus komentar berbau seksisme.
Presiden terpilih itu tidaklah asing dikalangan atlet Jepang. Ia adalah mantan atlet Jepang yang menjadi politisi Seiko Hashimoto.
Hashimoto dulu di saat menjadi atlet pernah mengikuti Olimpiade musim dingin dan musim panas sebagai pembalap sepeda dan skater. Tentu tugas yang dibebankan kepadanya kali ini tidaklah mudah, ia harus mengepalai salah satu ajang olahraga terbesar di dunia itu dengan waktu kurang dari setengah tahun sebelum dimulai.
Para atlet dan ofisial, harus dipastikan Hashimoto aman dari virus corona. Selain itu Ia harus menghadapi anggapan publik yang menentang pergelaran Olimpiade di tengah pandemi.
Terpilihnya dirinya, diumumkan Hashimoto langsung setelah pengunduran dirinya sebagai menteri Olimpiade diterima Perdana Menteri Yoshihide Suga. "Sebagai seseorang dengan latar belakang olahraga, saya akan menjalankan Olimpiade yang aman bagi para atlet dan warga," ucap Hashimoto di sesi jumpa pers seperti dikutip Reuters, Kamis (18/2/2021).
Hashimoto mengisi posisi yang ditinggalkan Presiden panitia terdahulu yakni Yoshiro Mori, 83. Seperti diketahui Yoshiro Mori merupakan mantan perdana menteri, Ia mengundurkan diri sebagai presiden Tokyo 2020 pekan lalu menyusul komentarnya yang berbau seksisme, menyebut wanita terlalu banyak bicara.
Komite Olimpiade Internasional menyambut baik terpilihnya Hashimoto. Komite Olimpiade Internasional sendiri tidak menuntut Mori mengundurkan diri dan sebelumnya telah menyatakan kasus tersebut ditutup setelah ia menyatakan permohonan maaf dan menolak mundur.
"Dengan pengalaman Olimpiadenya yang luar biasa... dan memimpin delegasi Jepang ke Olimpiade beberapa kali, dia adalah pilihan sempurna untuk posisi ini," ucap Presiden IOC Thomas Bach.
"Seiko Hashimoto bisa memanfaatkan pengalaman politiknya sebagai menteri.... Ini akan membantu membuat Olimpiade Dan Paralimpiade yang aman dan sukses," sambungnya.
Sebelumnya, sejumlah survei yang dilakukan beberapa kali menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen warga Jepang tidak ingin Olimpiade digelar tahun ini karena pandemi. Tentunya hal itu menjadi perhatian utama Hashimoto kali ini.
"Saya bisa membayangkan bagaimana beratnya bagi para atlet dengan begitu banyak pertanyaan tentang apakah mereka harus menuju Olimpiade dan Paralimpiade di tengah pandemi," ujarnya.
