Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Botok, Makanan Lezat Warisan Leluhur yang Mulai Terlupakan

Tags: botok rukiyah

Semakin tahun berganti, makanan tradisional Botok makin jarang dikenali oleh khalayak umum. Berbeda dengan pepes, botok dapat dikenali dari bahan dasarnya yaitu kelapa parut dan bungkusnya yang berupa daun pisang. Karena kedua bahan ini, botok terasa gurih dan khas.

Di Kota Semarang sendiri, hanya tersisa sedikit pedagang botok yang menjajakan masakan warisan leluhur ini. Namun, Tim KUASAKATACOM berhasil menemui salah seorang yang masih aktif menjajakan botok.

Sebut saja Mbah Rukiyah yang tinggal di Jalan Amarta V Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Jawa Tengah. Saat diwawancarai tim, kerlingan mata wanita berusia 58 tahun itu memperlihatkan kecintaannya terhadap masakan tradisional.

Rukiyah mengaku sudah sembilan tahun berjualan botok. Diawali dari iseng-iseng menjual masakannya, ternyata orang-orang menyukainya dan mau membeli. Sekarang, usaha kecilnya selalu dinanti-nanti pembeli karena rasanya yang istimewa.

Dahulu Mbah Rukiyah juga sempat membuka warung makan. Namun setelah sakit ia hanya mampu berjualan sesekali saja saat tubuhnya masih mampu.

Sekarang Rukiyah hanya berjualan makanan tersebut dalam jumlah sedikit. Pada hari-hari tertentu, Rukiyah juga membuat masakan tradisional lainnya seperti tahu dan tempe bacem, mendoan, pecel, gudangan, sesuai dengan keinginan hatinya. Ia juga membuat jajanan seperti nagasari dan misoa goreng. “Ya kadang gonta ganti, agar tidak bosan,” ucap mbah Rukiyah.

Sekali masak, keuntungan yang ia dapat berkisar 50 persen. “Sekali bikin ya seratus bungkus. Kalau modalnya 50 ribu ya kadang bisa jadi 80 ribu, kadang bisa sampai 100 ribu lebih,” ungkap Rukiyah sambil momong cucunya.

Jenis-jenis botok yang dibuat Rukiyah adalah botok teri, botok mlanding (petai cina), botok udang, botok boros (daun muda dari rempah temu kunci), dan botok telur asin. “Hambatannya ya, mlanding terkadang itu mahal sekali, kalau boros biasanya musiman. Kalau nggak musimnya ya tidak bisa masak,” terangnya.

Saat ditanya tentang asal muasal botok, Rukiyah mengaku hanya tahu bahwa botok adalah makanan orang desa. “Dulu orang desa bikin botok kalau tidak ada lauk. Sudah, ambil kelapa saja dibikin botok, begitu,” imbuh Rukiyah.

Nenek bercucu tiga itu juga sempat membagikan resep rahasia botok racikannya. Kelapa muda yang sudah diparut kemudian dicampur dengan bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, cabe merah, kunyit, ketumbar, kemiri, garam, gula merah, dan penyedap masakan. Kemudian, campuran kepala tersebut ditambah bahan sesuai jenis botok masing-masing. “Bukan sembarang orang bisa bikin botok, tidak tau bumbunya, yang pinter ya orang dari desa,” tambahnya sambil tertawa kecil.

Rukiyah menjajakan dagangannya ke tetangga sekitar rumahnya. Dagangannya selalu habis dan dinantikan pembeli. Semua jenis botok diobralnya dengan harga Rp3.000,00. Sementara khusus botok spesial telur asin dihargai Rp7.000,00.

*Tulisan di atas dibuat oleh Forsaria Prastika, reporter magang KUASAKATACOM.



This post first appeared on KuasaKata.com, please read the originial post: here

Share the post

Botok, Makanan Lezat Warisan Leluhur yang Mulai Terlupakan

×

Subscribe to Kuasakata.com

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×