Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Bad Genius The Series Tamat, Lebih Seru dari Filmnya!

Kesuksesan film Bad Genius (2017) membuat tim produksi membuatkannya Serial dengan judul yang sama. Meskipun dibuat dengan tokoh-tokoh yang sama dan alurnya mirip, Serial Ini cukup berbeda dari filmnya. Serial ini tetap menyoroti aksi Lin, Bank, Grace, dan Pat dalam berbisnis mengedarkan jawaban ujian.

Tamat minggu lalu, kini serial Bad Genius dapat disaksikan di WeTV dan Iflix secara gratis.

Banyak konflik yang dibuat lebih dalam sehingga penonton lebih terikat pada serial dramanya. Sinematografi yang tak kalah apik pun menambah intens drama yang bergenre thriller ini, penataan musik yang pas dan original sound track (ost) yang mudah terngiang di kepala. Setiap episode memberikan teka-teki yang membuat penonton penasaran akan kelanjutan kisahnya. Improvisasi karakternya juga membuat serial ini berbeda dari filmnya.

Berikut beberapa poin yang disoroti lebih dalam di serial Bad Genius 
1.    Pendidikan
Pokok permasalahan di serial ini adalah pendidikan karena ceritanya bermula dari buruknya pendidikan yang ada di Thailand. Dalam serial ini, Lin, sang tokoh utama, menggunakan cara yang lebih efisien dalam mengedarkan jawaban ujian dibanding dalam film. Dari premis yang diusung ini, serial Bad Genius ingin memberi kritik terhadap sistem pendidikan Thailand yang lebih mementingkan nilai dan kurang realistik. Menyontek bahkan jual beli jawaban adalah hal yang tidak mengejutkan lagi bagi pelajar Thailand.

Bahkan di serial ini, karakter kepala sekolah digambarkan licik. Kelicikannya dapat dilihat saat pemberian beasiswa yang dibagi untuk dua orang yaitu Lin dan Bank dengan alasan kepala sekolah tak ingin kehilangan bakat kedua siswa jenius itu, namun Ia tidak mau mengeluarkan beasiswa penuh untuk masing-masing siswa. Namun, saat ada kesempatan beasiswa ke luar negeri, kepala sekolah memberi kesempatan itu kepada keponakannya, alih-alih diberikan untuk siswa yang kompeten. 

2.    Pergaulan remaja
Di serial remaja ini, pergaulan para tokoh disorot lebih dalam. Lin terjerumus dalam pertemanan Grace dan Pat yang merupakan anak orang-orang kaya namun tidak terlalu pintar sehingga memilih untuk membeli jawaban dari Lin. Lingkaran pertemanan itu berlangsung hingga mereka duduk di tahun ketiga SMA berujung pada Lin mendapat skors satu semester dan tidak bisa lulus bersama teman seangkatannya. Dapat dilihat bahwa pengaruh pergaulan sangat besar bahkan merusak masa depan mereka.

Lain halnya dengan Grace, yang berambisi mendapatkan peran utama dalam pementasan drama. Kemampuan akting Grace sangat baik namun Ia kalah oleh orang yang membayar sponsor. Pacar Pat ini pun melakukan hal buruk. Ia membocorkan jawaban dari Lin ke pemeran utama agar ia mau menyerahkannya pada Grace. Namun, Grace malah dibohongi karena si pemeran utama juga membocorkan jawabannya pada ketua klub drama agar dipilih kembali menjadi pemeran utama.

Tidak berhenti di situ, Grace menutupi hal ini dengan memaksa saksi, Thong, agar berbohong pada Lin karena kegiatan menyonteknya ketahuan. Grace menjanjikan untuk mau bercinta dengan Thong. Padahal Grace sudah berjanji untuk melakukannya pertama kali dengan Pat, ketika Ia sudah siap. Ia bahkan berjanji untuk tidak melanggar batas ketika berpacaran dengan Pat. Hal ini menjadi ironi karena hal yang dijaga Grace dengah hati-hati malah ditukar dengan kesaksian palsu dari Thong.

3.    Keluarga dan ekonominya
Keluarga Lin diceritakan lebih rinci termasuk di mana ibu Lin berada. Pisahnya kedua orang tua Lin sejak Ia kecil, membuat keluarga Lin tak stabil. Keadaan ekonomi ayahnya yang hanya guru dengan pendapatan pas-pasan, bahkan ayahnya berhutang demi membayar uang pangkal sekolah Lin. Meskipun jenius, Lin tak begitu bahagia sebab Ia dan ayahnya hidup dalam keterbatasan dan kekangan ayahnya. Lin memiliki hubungan yang rumit terhadap ayah dan ibunya.
 
Lebih parah lagi keadaan keluarga Bank yang hanya bergantung pada usaha laundry kecil. Ibu Bank yang sudah sakit-sakitan, terpaksa terus bekerja hingga keadaannya memburuk. Bank memilih ikut dalam tindak jahat membocorkan jawaban agar mendapatkan uang untuk memperbaiki keadaan keluarganya. Berbeda dengan Pat yang hidup bergelimang harta. Meski Ia terlihat memiliki dunia, Pat, sebagai anak tunggal dan pewaris satu-satunya usaha ayahnya, tidak begitu bahagia karena hidup dalam belenggu kontrol ayahnya.

4.    Hak istimewa bernama privilege
Terkait masalah ekonomi, ada hak istimewa yang dimiliki beberapa orang atau yang biasa disebut privilege oleh warganet. Keadaan ekonomi bisa memberikan hak ini. Terlihat dalam perilaku Pat sejak dari episode pertama ternyata memberikan sogokan berupa komputer satu laboratiorium agar Ia dapat menjadi siswa di sekolah unggulan tersebut. 

Berbeda dengan Lin dan Bank yang berdarah-darah sejak awal masuk meski mereka siswa paling jenius. Uang yang dimiliki keluarga Pat bisa mengaspal jalan yang harus ditempuh Pat. 

Ketika Lin mengajar les untuk mendapatkan uang, Ia sempat berlaku keras pada anak didiknya. Alih-alih dicap mendidik dengan baik, Lin malah mendapat teguran dari atasannya karena tidak berlaku baik pada muridnya, bahkan muridnya meminta guru baru. Lin ditegur agar tidak terlalu keras agar Lin tetap bisa bekerja, karena anak-anak yang les padanya bisa berbuat apa saja dengan uangnya, bahkan dengan mudah menyingkirkan Lin jika tidak suka, meskipun Lin adalah seorang jenius.

5.    Fasilitas kesehatan
Serial ini juga menyampaikan kritik untuk fasilitas kesehatan secara halus. Ketika ibu Bank dalam keadaan kritis, Bank meminta pelayanan dahulu karena keadaannya sudah genting. Namun tenaga kesehatan menolak dan meminta Bank untuk menunggu sesuai antrian hingga Bank berteriak dengan frustasinya. “apakah aku harus menunggu ibuku meninggal dulu lalu mendapatkan perawatan yang layak?” teriak Bank.

Keadaan berbalik saat Bank sudah memiliki banyak uang dari hasil mengedarkan jawaban ujian. Ibu Bank ditangani dengan tanggap dan baik.
 
6.    Moral
Sejak episode awal, moral dalam diri Lin terus terusik, sebab, apa yang dilakukannya ternyata merugikan orang lain. Saat pertama kali ketahuan mengedarkan jawaban, Lin diancam guru matematikanya, namun Lin memegang rahasia bahwa guru tersebut memberikan bocoran soal kepada murid-murid lesnya. 

Lin tidak berencana melaporkan guru tersebut ke kepala sekolah, karena menurutnya posisinya sudah aman dengan saling memegang rahasia. Guru tersebut melakukan hal itu, agar banyak siswa datang untuk les padanya sehingga membantu perekonomiannya. Namun, Pat justru melaporkan guru matematika itu ke kepala sekolah, hal itu dilakukan untuk menghilangkan jejak sehingga guru tersebut dikeluarkan. 

Atas perbuatan Pat tersebut Lin merasa bersalah, karena tindakan mereka berdampak pada seseorang kehilangan pekerjaan. 

Di akhir serial, Lin dkk gagal menjalankan aksinya untuk mencuri soal ujian nasional. Bank diam-diam ingin menipu semuanya dan mengambil keuntungan. Bank ingin membalaskan dendamnya karena selama ini Ia merasa kehidupan selalu mencuranginya meskipun Ia telah berbuat baik. Namun, Lin tidak mau memberikan jawaban asal kepada kliennya. Meski yang dilakukan mereka adalah kejahatan, Lin merasa tetap harus berintegritas dalam bekerja.

Namun pada akhirnya, nurani Lin tidak bisa dibohongi, Ia mengakui perbuatan buruknya yang telah mencoba mencuri soal ujian nasional.
Dalam serial ini, digambarkan bahwa baik dan buruk tidak selalu hitam dan putih. Terkadang ada abu-abu di antaranya. Urusan moral tidak sedangkal menghakimi seseorang atas perbuatan buruknya. Ada banyak hal yang luput dari penglihatan manusia yang membuatnya terlihat abu-abu.

*Ditulis oleh Novita Ibnati Awalia, reporter magang KUASAKATACOM.
 



This post first appeared on KuasaKata.com, please read the originial post: here

Share the post

Bad Genius The Series Tamat, Lebih Seru dari Filmnya!

×

Subscribe to Kuasakata.com

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×