Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Desa di Sragen Ini Punya Cara Kreatif untuk Bangkit dari Kubang Kemiskinan

KUASAKATACOM, Sragen - Desa Sukorejo, Sambirejo, Sragen ini punya cara yang bisa ditiru untuk mengentaskan masyarakat desa setempat dari kemiskinan dengan mengembangkan model pertanian terintegrasi.

Konsep ini pada prinsipnya adalah integrasi antara kegiatan bertani atau bertanam sayuran dengan memelihara ikan dan ternak. Model pertanian modern ini mudah diterapkan.

Di desa tersebut, terlihat aneka tanaman sayuran tumbuh secara berkelompok mengelilingi kolam ikan dengan ukuran panjang sekitar 10 meter x 15 meter. Kebun itu dekat dengan kandang kuda dan kandang ayam. Tepatnya di belakang rumah Kepala Desa (Kades) Sukorejo, Sukrisno.

Sukrisno membudidayakan aneka jenis ikan, mulai dari tombro, gurami, dan koi di kolam tersebut. Air kolam digunakan untuk menyiram aneka sayuran, seperti sawi, bawang merah, Lombok, terong, tomat, papaya, singkong, seledri, dan sayuran lainnya.

Kebun didesain untuk mengintegrasikan pertanian, perikanan, dan peternakan dalam satu ruang lingkup kecil. Kebun itu juga berfungsi sebagai laboratotium uji coba sebelum ada gerakan massal satu desa.

Perkebunan terintegrasi itulah yang dikembangkan desa di Sragen tersebut sebagai strategi untuk pengentasan kemiskinan. Selain tiga bidang itu, ia ingin menambahkan satu bidang lainnya, yakni pariwisata. Integrasi pertanian, perikanan, peternakan, itu berpotensi sebagai destinasi wisata alternatif.

“Kami mengawali dari sesuatu yang kecil. Saya memberi contoh dulu kepada warga. Prinsipnya kami tanam apa yang kami makan dan kami makan dari apa yang kami tanam. Artinya, ekonomi desa akan berputar di desa itu pula. Modelnya seperti sirkular ekonomi. Pendekatan ini yang memungkinkan untuk pemberdayaan keluarga miskin di Sukorejo yang masih masuk zona merah kemiskinan,” ujar Sukrisno, Minggu (9/8/2020).

Ia berharap semua masyarakat di desa di Sragen itu bersama-sama mengembangkan konsep intergasi empat bidang tersebut supaya masyarakat berdaya dan mandiri.

Sukrisno juga akan mengoptimalkan peran badan usaha milik desa (BUMDesa) dalam pemasaran produk sayurannya pun, . Ia mendukung ketika pengelola BUMDesa berinisiatif menghidupkan pasar sore di Pasar Bembem untuk memperdagangkan komoditas sayuran hasil produksi warga desa di Sragen tersebut.

“BUMDesa ini membidik para bakul sayuran yang biasa mangkal di Pasar Jambeyan dan Pasar Sine, Jawa Timur. Bila pasar sore itu jalan maka Pasar Bembem itu bisa menjadi pusat kulakan sayuran yang berasal dari produk warga Sukorejo. Untuk awalan, BUMDesa baru mendekati para pedagang sayur keliling dukuh di lingkungan Sukoarejo karena produksi sayurannya belum temata [optimal],” pungkasnya.



This post first appeared on KuasaKata.com, please read the originial post: here

Share the post

Desa di Sragen Ini Punya Cara Kreatif untuk Bangkit dari Kubang Kemiskinan

×

Subscribe to Kuasakata.com

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×