KUASAKATACOM, Pati – Pemkab Pati melarang Taman Pendidikan Quran (TPQ) menggelar Pembelajaran Tatap Muka. Hal ini dinilai kurang bijak, sehingga memicu protes.

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pati Itqonul Hakim menyatakan Pemkab Pati perlu diingatkan.

“Tidak seharusnya semua kegiatan dilarang, terutama untuk pendidikan keagamaan. TPQ berperan mendasar dalam bekal pendidikan agama anak-anak. Jadi, aktivitasnya di tengah pandemi Covid-19 tidak serta merta dilarang tanpa ada solusi,” ungkapnya, Selasa (21/7).

Itqonul menjelaskan, TPQ tidak bisa disamakan dengan sekolah umum. Siswa dan waktu pembelajarannya terbatas. Anak-anak yang mengaji di TPQ adalah warga desa atau dukuh setempat.

“Tugas pemkab seharusnya memberi edukasi, mendampingi, dan memberi solusi TPQ berjalan sesuai protokol pencegahan Covid-19,” imbuhnya.

Jika TPQ diminta pembelajaran jarak jauh, kata dia, tidak akan efektif. Pasalnya, selain kesulitan menjaga bacaan atau hapalan Alquran, TPQ juga menanamkan akhlakul karimah.

“Pemkab harus adil. Ketika kegiatan pendidikan TPQ ditutup, seharusnya kegiatan-kegiatan maksiat yang menjadi kegelisahan masyarakat juga ditutup secara tegas,” lanjutnya.

Senada dengan Itqotul, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pati Kiai Yusuf Hasyim mengatakan perlu ada solusi apabila anak-anak tidak diperbolehkan mengikuti pembelajaran Tatap Muka di TPQ.

“Karena pagi sudah tidak sekolah. Jika sore juga tidak mengaji, maka dikhawatirkan anak-anak banyak melakukan kegiatan kurang bermanfaat, seperti main game dan gawai, serta nongkrong dengan temannya,” ujarnya.

Karena kebanyakan TPQ diikuti anak-anak di dalam satu dukuh, harusnyya tidak begitu mengkhawatirkan. Berbeda dengan sekolah umum dan pesantren.

“Hanya saja, pihak pengelola TPQ serta ustaz dan ustazah harus secara ketat mengikuti protokol kesehatan. Baik memakai masker, mencuci tangan, maupun menjaga jarak,” pungkasnya.