Prasetyoilham.com-Jakarta, antrian panjang terlihat di berbagai sudut di ibukota Jakarta. Kelangkaan Air Bersih membuat masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Merekapun terpaksa harus mengantri berjam-jam agar bisa mendapatkan 1 galon air bersih perharinya. Emosi masyarakat meluap ketika mereka tidak bisa mendapatkan jatah air bersih padahal mereka telah mengantri berjam-jam. Masyarakatpun saling berebut sehingga jatuh banyak korban. Para ibu-ibu yang mengajak anaknya harus terpisah dan tidak tahu dengan nasib anaknya. Nenek-nenek banyak yang pingsan karena tidak kuat berdiri lama-lama. Bahkan sedikitnya tercatat 6 orang meninggal karena terinjak-injak. Kelangkaan air bersih telah melanda hampir seluruh daerah di Indonesia di semua lapisan. Di kawasan pondok indah sendiri yang terbilang kawasan elite juga terjadi hal yang sama. Bahkan bisa dibilang aktivitas di ibukota lumpuh akibat kelangkaan air bersih.
Hal ini menjadi masalah besar bagi pemerintah. Tidak adanya penanganan yang serius dari pemerintah membuat banyak terjadi pelanggaran dalam pendistribusian air bersih. Diskriminasi pendistribusian air pun menimbulkan masalah baru. Para petinggi negara mendapatkan jatah khusus air bersih tiap harinya tanpa harus mengantri berjam-jam. Harga air bersih yang Semakin Melambung Tinggi membuat masyarakat yang ekonominya pas-pasan harus gigit jari karena sulitnya akses untuk mendapatkan air bersih. Hal ini membuat banyak warga miskin yang jatuh sakit karena mengalami dehidrasi.
Demopun terjadi dimana-mana. Para mahasiswa menyalahkan pemerintah dalam hal ini. Mereka menuntut pendistribusian air bersih yang transparan dan tidak menaikkan harga yang sulit dijangkau oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah kebawah. Aksi para mahasiswapun tidak terbendung lagi ketika pemerintah tidak menuruti dari tuntutan mereka. Akhirnya bentrokanpun terjadi antar mahasiswa dengan aparat negara. Kerusuhan melanda di berbagai daerah. Penjarahan air bersih, perusakan fasilitas negara, dan berbagai macam tindak anarkis terjadi dimana-mana. Akhirnya Pemerintah kuwalahan dan tidak adanya penyelesaian dari masalah ini membuat kehidupan bernegara semakin terancam.
Tulisan di atas merupakan cuplikan dari berita imaginasi yang diambil dari harian prasetyoilham.com edisi 20 desember 2040. Ya memang tulisan diatas adalah berita imaginasi penulis, tulisan yang lahir ketika penulis membayangkan apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Mungkinkah KOMPAS merealisasikan tulisan tersebut dimasa mendatang?.
Yang terpenting saat ini bukan KOMPAS merealisasikan berita tersebut atau kalian takut dengan hal tersebut, melainkan kita dapat mengambil hikmah dari kejadian yang belum terjadi dan mungkin akan terjadi yang tergambarkan pada tulisan tersebut. Intinya yang ingin saya sampaikan adalah kelangkaan air bersih bisa terjadi dan akan menjadi masalah besar dalam kehidupan kita nanti. Seandainya hal ini benar-benar terjadi apakah kita harus menyalahkan pemerintah? Ataukah kita harus berdemo menuntut sesuatu yang padahal kita sendiri yang membuatnya?. Salahkah jika harga air bersih semakin melambung tinggi?, Salahkah jika masyarakat miskin harus mengalami dehidrasi karena tidak mendapatkan stock air bersih?.
Kalau semua pertanyaan diatas anda jawab dengan kata “benar” tepuk tangan dari saya karena anda begitu hebat, dan bagi kalian yang menjawab dengan kata “salah” tepuk tangan yang sama akan saya berikan untuk anda. Mau benar atau salah pada dasarnya semua sama. Pemerintah jelas salah dalam hal ini, tapi kitalah yang lebih salah karena dulunya kita tidak memperdulikan hal ini. Wajar kalau air harganya semakin melambung tinggi karena air begitu langka dan wajar kalau masyarakat berebut mati-matian untuk mendapatkan air bersih karena air memang sangat penting bagi hidupnya. Yang terpenting saat ini bukanlah saling salah menyalahkan satu sama lainnya melainkan bentuk nyata dari kepedulian kita untuk menjaga agar hal ini tidak terjadi, seperti iklan yang tayang baru-baru ini “talkless do more”.
This post first appeared on Prasetyo Ilham | Tentang Kehidupan, please read the originial post: here
