Sebagai seseorang yang sedari lahir tinggal di Surabaya saya merasa sedikit malu. Bagaimana tidak, saya belum pernah sekali pun mengunjungi Museum Sepuluh Nopember, sebuah museum yang menegaskan julukan Kota Pahlawan bagi Surabaya. Sesuai namanya, museum ini menyimpan peninggalan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Syukurlah, beberapa bulan yang lalu saya sempat mengunjungi museum yang diresmikan pada tahun 2000 ini.
Museum Sepuluh Nopember dibangun di area Tugu Pahlawan. Jika dilihat dari luar area Tugu Pahlawan, keberadaan Museum Sepuluh Nopember tidak akan terlihat dengan jelas. Bangunan museum sengaja dibangun 7 meter di bawah permukaan tanah sekitarnya. Hal ini dimaksudkan supaya keberadaan gedung museum tidak mengurangi kemegahan Tugu Pahlawan.
Berjalan menuju gedung museum, pengunjung akan disambut patung Bung Tomo, Gubernur Soerjo, dan Doel Arnowo bila datang dari arah kiri. Sedangkan bila datang dari arah kanan, kita akan melihat patung R. Mohammad, Mayjen Soengkono, dan Residen Sudirman. Di dekat patung Bung Tomo dipajang mobil merk Opel Kapitan produksi tahun 1956. Mobil buatan Jerman ini merupakan mobil milik Bung Tomo.
Memasuki museum, diperlihatkan sejumlah potret kota Surabaya pada masa perang kemerdekaan. Bangunan utama museum terbagi menjadi dua, yaitu ruang bawah dan ruang atas. Di ruang bawah kita bisa melihat gambar-gambar kondisi Surabaya tempo dulu serta barang-barang peninggalan tokoh pejuang yang ikut bertempur mempertahankan kota Surabaya kala itu. Salah satu hal yang menarik perhatian adalah kita bisa memutar rekaman pidato Bung Tomo yang membakar semangat itu.
Dahulu, pejuang arek-arek Suroboyo seringkali merampas persenjataan milik pasukan Sekutu. Nah, rampasan berbagai jenis senjata itu dipamerkan di ruang atas. Di ruang yang sama kita bisa mengetahui peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di Surabaya tahun 1945 melalui diorama-diorama statis. Selain itu, kita dapat menyelami suasana dengan mengamati koleksi foto kondisi Surabaya ketika terjadi pertempuran November 1945.
Sebenarnya kunjungan saya ke Museum Sepuluh Nopember berkaitan dengan diadakannya Pameran Bersama 10 Museum Nusantara. Saya mengira dalam pameran bersama ini akan dihadirkan koleksi yang cukup banyak dari masing-masing museum. Namun rupanya kegiatan ini tidak tergarap secara maksimal. Setiap museum hanya diberi tempat booth kecil. Beberapa museum cukup bagus dengan petugasnya aktif memberikan penjelasan tentang museum mereka. Namun beberapa booth malah tidak ada petugasnya dan isi booth yang seadanya.