HARI Minggu kemarin saya mengikuti Zinc Trail Run yang menempuh jarak 12K. Tahun lalu perlombaan ini dilaksanakan di Bandung sedangkan tahun ini mengambil tempat di Pandaan, tepatnya di The Pines Camping Ground, The Taman Dayu. Saya dan Ari, dia ngga daftar tapi ikut lomba, berangkat Dari Surabaya dengan kendaraan pribadi. Sebenarnya disediakan shuttle bus di Surabaya dan Malang tapi saya cancel biar dapat berangkat bersama teman saya itu. Disebabkan ada satu masalah, keberangkatan kami terlambat dan baru sampai di Taman Dayu hampir pukul 6 pagi.

Ternyata dari lokasi parkir peserta harus naik truk TNI untuk mencapai lokasi perlombaan. Dan kami harus nunggu agak lama karena banyaknya peserta dan hanya disediakan, sepenglihatan saya, tiga truk. Setelah registrasi ulang, ke kamar mandi, dan memasang timing chip, saya bergegas mendekat ke tempat start dan saat itu lomba akan segera dimulai, padahal saya belum pemanasan. Inilah akibat kalau berangkat terlambat. Walaupun begitu saya masih sempat melakukan pemanasan secara singkat.

Start dimulai pukul 7. Trek awal sepanjang sekitar 3 kilometer ini merupakan jalur paling berat. Banyak tanjakan dan sangat licin. Cukup kaget karena tidak mengira trek akan seberat ini. Sudah tak terhitung berapa kali saya kepleset dan hampir jatuh akibat trek yang becek karena hujan turun sehari sebelum perlombaan. Waktu untuk mencapai water station (WS) 1 sekitar hampir 1 jam. Walaupun capek, sangat menyenangkan berlari di tengah hutan dan ladang warga.

Setelah WS 1 kondisi agak mendingan. Tubuh sudah beradaptasi. Beberapa ratus meter jalan berasapal menanjak lalu kembali masuk ladang. Di sini saya mulai push kalau tidak ada tanjakan tidak boleh berjalan, minimal lari pelan. Alhasil bisa menyalip banyak pelari di depan. Trek menuju WS 2 tidak banyak tanjakan seberat trek awal.

Di WS 2 minum dua gelas air lalu lanjut lari lagi. WS 2 sudah masuk tengah hutan sehingga terik matahari tidak lagi terasa. Di trek datar saya terus berlari. Kemudian sampai di WS 3 yang berada di tengah hutan pinus. Di sini saya minum tiga gelas air yang merupakan suatu kesalahan karena kemudian perut menjadi agak kembung.

Keluar dari hutan pinus, trek berganti jalan beraspal yang menurun. Di sini saya berlari cukup kencang karena sulit untuk berhenti di turunan. Tidak berhenti di WS 4. Berlari kencang di turunan yang cukup panjang tidak dianjurkan karena setelah itu kaki saya hampir kram selama beberapa saat. Pada jarak kurang dari 2 km trek masuk hutan kembali. Di sini berjumpa dengan banyak turunan dan untungnya kaki saya sudah pulih.

Akhirnya, alhamdulillah, saya berhasil finish dengan catatan waktu 2 jam 23 menit. Berada di peringkat 162. Tidak buruk untuk race pertama. Dengan cut off time (COT) selama 3 jam 30 menit, terdapat 545 dari total 1.000 peserta yang berhasil menyelesaikan lomba sebelum COT. Juara 1 kategori pria finish dengan waktu 1 jam 18 menit, sedangkan juara 1 kategori wanita 1 jam 13 menit. Yup, yang berhasil finish pertama kali adalah pelari wanita dan catatan waktunya hampir setengah dari catatan waktu saya *clap-clap*.

Dari race ini ada banyak lesson learned yang bisa diambil. Dari soal persiapan, latihan, hingga perlengkapan. Misalnya, di trail running yang jalurnya tidak lebar, pelari yang berada di depan kita ikut menentukan performa lari kita. Tidak mudah menyalip di jalur yang sempit. Jika pelari di depan mempunyai performa lari yang baik, kita akan terkerek mengikutinya. Begitu juga sebaliknya. Jadi jika pelari di depan kita berlari lebih lambat dari kita atau berjalan, segera salip saja apabila kondisi memungkinkan (tidak ada kontur alam yang berbahaya di samping trek). Oleh karena itu, posisi saat start turut menentukan performa lari secara keseluruhan.