Jalan2kejepang.com – Akhir-akhir ini lagi banyak Pameran Seni yang bisa kamu kunjungi ketika datang ke Jepang, sob. Ayu punya daftar pameran seni terbaik dan tentunya terbaru di bulan ini, bahkan hingga bulan depannya. Kamu bisa menyaksikannya di beberapa galeri paling populer di Tokyo yang keren banget!

Nantinya di pameran seni berikut, kamu bisa melihat seni jalanan dan patung di luar ruangan terbaik di Tokyo. Kamu bisa mengisi feeds Instagram di museum senin digital paling hot di kota ini. Yuk, kita simak langsung aja rangkuman Ayu mengenai beberapa pameran seni di Tokyo terbaru, sob!

6 Rekomendasi Pameran Seni Terbaik Terbaru di Tokyo

1. Special Exhibition of Shunga in Ginza

Shunga adalah genre cetakan balok kayu ukiyo-e yang secara grafis erotis dan berkembang pesat pada periode Edo Jepang (1603-1868). Penggambaran mereka tentang ekspresi hasrat manusia yang sehat (serta hubungan yang ‘tidak terlalu sehat’ dengan makhluk laut) menyenangkan banyak orang, sebelum munculnya moral Barat membuat genre tersebut ditekan oleh undang-undang sensor.

Pameran ini, diadakan untuk menandai perilisan film dokumenter Shunga ‘Haru no e’, membawa Anda dari Ginza kembali ke masa liberal seksual di Edo Kuno melalui lebih dari 50 Karya asli Shunga. Ini termasuk karya seniman paling terkenal ukiyo-e, Katsushika Hokusai (1760-1849).

2. Exhibition of Yves Saint Laurent

Musim gugur ini, Pusat Seni Nasional di Tokyo mengadakan retrospektif eksklusif yang didedikasikan untuk kehidupan dan karya perancang busana terkenal Prancis Yves Saint Laurent. Saint Laurent menjadi tokoh penting dalam dunia fesyen pada usia 21 tahun, memimpin House of Dior sebelum mendirikan merek eponymous-nya pada tahun 1962.

Dinobatkan sebagai ‘Raja Mode’, Saint Laurent merevolusi mode wanita abad ke-20 dengan kreasi ikonik seperti gaun Mondrian tahun 1965 dan pengenalan celana safari. Retrospektif ini adalah pameran komprehensif pertama karya sang desainer di Jepang, yang menawarkan wawasan tentang karir termasyhurnya selama 40 tahun dan gaya khasnya melalui berbagai artefak dan foto.

Baca Juga: Foto-Foto Estetik di 5 Museum Seni Terbaik di Tokyo!

3. Tadanori Yokoo: 100 Takes on Hanshan and Shide

Pameran di Museum Nasional Tokyo ini menawarkan pandangan sekilas ke 102 karya seniman kontemporer Jepang Tadanori Yokoo yang belum pernah dilihat sebelumnya. Lahir di Hyogo pada tahun 1936, karya seni Yokoo yang berpengaruh telah menghiasi dunia, dengan pameran di New York, Paris, Venesia, dan sekitarnya, memberinya penghargaan bergengsi, termasuk Asahi Prize.

Dalam serial yang menandai puncak perjalanan artistiknya, Yokoo dengan ahli menata ulang kisah legendaris dua penyair eksentrik Dinasti Tang bernama Hanshan dan Shide. Tenggelam dalam semangat kreatif selama masa pandemi, Yokoo melampaui ruang dan waktu, merangkai narasi yang memikat dan mengajukan banyak pertanyaan kepada pengamat. Setiap karya merupakan pintu gerbang menuju perjalanan spiritual yang hidup, mencerminkan daya tarik kepribadian legendaris dalam tradisi Jepang dan Tiongkok.

4. Tumultuous Times: Painters in the Bakumatsu and Meiji

Abad ke-19 adalah periode pergolakan yang signifikan bagi Jepang ketika negara tersebut bertransisi dari memudarnya era Edo ke awal era Meiji. Seni pada masa itu mencerminkan gejolak, menangkap pergeseran masyarakat, peristiwa sejarah, dan dikotomi yang menantang antara tradisi dan transformasi.

Pameran yang dikuratori dengan cermat ini terbentang dalam empat bab: kekayaan permadani lukisan zaman Edo akhir, karya seni yang terinspirasi dari Barat, dunia cetakan ukiyo-e, dan para pelukis berani pada periode yang penuh gejolak ini.

Baca Juga: 5 Tempat Menarik di Jepang Untuk Dikunjungi Ini Mirip Adegan di Spirited Away!

Sorotannya meliputi ‘Go Hyaku Rakan Zu’ karya Kano Issei, yang mencontohkan teknik arsiran Barat pada seni Buddha tradisional, dan cetakan pelat tembaga rumit karya Yasuda Raishu yang menangkap pemandangan menakjubkan.

Selain itu, cetakan ukiyo-e sekolah Utagawa, yang dengan jelas menampilkan pengaruh Barat yang sedang berkembang di pelabuhan Yokohama yang baru dibuka, menjanjikan akan memikat.

5. The Cubist Revolution

Permulaan inovatif Kubisme oleh Pablo Picasso dan Georges Braque merevolusi seni pada awal abad ke-20, menawarkan perspektif geometris yang melahirkan seni abstrak dan Surealisme. Centre Pompidou di Paris, yang dihormati secara global karena koleksi seni modernnya, membawa gerakan transformatif ini ke Jepang dengan lebih dari lima puluh karya tampil perdana di sini.

Menampilkan mahakarya seperti Picasso dan Braque, pameran ini menampilkan sekitar 140 karya, merangkum keragaman gerakan yang kaya. Sorotannya meliputi ‘Grand Nu’ karya Braque yang berpengaruh dan ‘Femme assise dans un fauteuil’ karya Picasso yang patut dicontoh. Terlebih lagi, ‘La Ville de Paris’ karya Robert Delaunay yang megah akan menghiasi Jepang untuk pertama kalinya, bersama dengan karya-karya teladan dari Chagall.

Dengan pertunjukan kaleidoskopik seniman Kubisme paling berpengaruh termasuk Constantin Brancusi, Marc Chagall, Sonia Delaunay dan Amedeo Modigliani, acara ini menandai pertunjukan Kubisme komprehensif pertama di Jepang dalam lima puluh tahun.

6. Van Gogh and Still Life: From Tradition to Innovation

Vincent van Gogh (1853-1890) tetap menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah seni Barat, dan pengaruhnya terhadap genre still life dieksplorasi dalam pameran all-star ini. Dengan karya Van Gogh yang disertai dengan benda mati seperti Cézanne, Gaugin, Monet dan Renoir, karya Pasca-Impresionis Belanda ditempatkan dalam konteks perkembangan lukisan benda mati Eropa dari Belanda abad ke-17 hingga awal. abad ke-20.

Baca Juga: Public Art: 7 Patung Seni Publik Terbaik dan Menakjubkan di Tokyo

Hal ini mengungkapkan apa yang dipelajari Van Gogh dari para pendahulunya, bagaimana hal ini diwujudkan dalam karyanya sendiri, dan bagaimana ia pada gilirannya memengaruhi generasi seniman masa depan. Dari 69 karya yang ditampilkan di sini, 25 di antaranya merupakan karya Van Gogh sendiri.