Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kontroversi Anime Attack on Titan yang Sempat Viral, Mulai dari Fasisme Hingga Ending tak Memuaskan


Foto: Meme yang populer di internet ( Diktator Jerman Nazi, Adolf Hitler Membaca Manga Attack on Titan)

Attack on Titan bercerita tentang populasi manusia yang tersisa pada abad pertengahan dimana mereka hidup dikelilingi tembok karena banyak raksasa mengerikan di sekitarnya.

Kisah Dari anime Attack on Titan berfokus pada sosok Eren Yeager yang menjadi tokoh utamanya. Tinggal bersama adik angkatnya. Eren mengalami perubahan dalam hidupnya setelah kemunculan raksasa yang merusak rumah serta membunuh ibunya. Manga ini telah diangkat menjadi anime sejak 7 April 2013 silam dan rencananya akan dibuat dalam 25 episode. Bahkan, adaptasi film versi layar lebar pun sedang direncanakan 

Alasan Eren ingin kembali ke rubanah tersebut adalah karena mendiang ayahnya meninggalkan kunci ke tempat tersebut sebelum meninggal dunia. Eren pun beranggapan kalau di rubanah tersebut ada jawaban atas rahasia Titan serta kekuatannya. Sekadar info, Eren bisa berubah menjadi Titan dengan kehendaknya sendiri.

Sejak musim pertama hingga ketiga dari anime tersebut, Eren hanya memiliki dua tujuan dalam hidupnya, yakni memburu Titan sebagai bentuk balas dendam atas kematian ibunya. Lalu, Eren juga memiliki tujuan untuk kembali ke rubanah rumahnya yang hancur di distrik Shiganshina yang telah dikuasai oleh para Titan.

Namun, ada beberapa kontroversi yang melibatkan serial ini. Berikut adalah beberapa contoh kontroversi yang terkait dengan Attack on Titan:

1. Kontroversi Pencipta

Pencipta Attack on Titan, Hajime Isayama, telah menjadi sasaran kontroversi terkait beberapa pernyataan yang dia buat. Pada tahun 2013, ia memberikan wawancara di mana dia mengatakan bahwa ia menggambar karakter dalam gaya "Aryan" karena serial ini memiliki pengaruh Eropa. Pernyataan ini menimbulkan kontroversi dan dianggap mengandung konotasi yang tidak pantas.

Pasalnya, beberapa waktu lalu ia menghadirkan karakter protagonis baru, yaitu prajurit kelas atas bernama Pixis yang dianggap oleh fans Korea sebagai cerminan tokoh perang bernama Yoshifuru Akiyama. Yoshifuru sendiri merupakan salah satu Jenderal dari tentara Jepang di masa penjajahan.

Hal itu akhirnya menimbulkan berbagai komentar buruk dari para fans di Korea Selatan, seperti diwartakan Crunchyroll. Alhasil, Hajime pun mendapat ancaman pembunuhan di blog pribadinya, hingga mencapai sekitar 1000 pesan. Perang di internet pun menyeruak antara fans Jepang dan Korea Selatan. Hal ini tentu saja menjadi sebuah ketegangan baru antara masyarakat Jepang dan Korea Selatan.

Bahkan, beberapa warga Korea yang terprovokasi juga menghina para polisi Jepang yang dianggap tidak mampu mengungkap siapa dalang utama ancaman mengerikan tersebut.

Dilansir dari Gmanetwork, banyak pihak dari fans Jepang sendiri yang mengomentari bahwa tokoh Yoshifuru Akiyama sudah meninggal pada 1930 silam, sebelum perang dunia ke-2 dimulai. Sehingga, hal ini hanya menjadi sebuah kesalahpahaman baru dari pihak penggemar di Korea Selatan.

Meskipun begitu, Hajime Isayama terus berkarya tanpa terpengaruh oleh pesan-pesan tersebut. Entah hendak diapakan karakter bernama Pixis tersebut, yang pasti diharapkan suatu saat akan ada penjelasan lebih lanjut dari sang pengarang atau pihak penerbit atas munculnya karakter kontroversial itu.

2. Isu Rasisme dan Ekstremisme

Attack on Titan juga mendapat kritik karena beberapa elemen dalam ceritanya yang dianggap memiliki konotasi rasisme dan ekstremisme. Beberapa kelompok dan individu mengklaim bahwa alur cerita dan simbolisme dalam serial ini menyerupai ideologi yang merugikan atau mewakili pandangan rasialis ekstrem.

Menariknya, Eren enggak cuma mengungkap rahasia atas kekuatan misterius miliknya saja ketika berhasil masuk ke rubanah, tetapi juga asal-usul konflik utama anime-nya kepada penonton. Hal ini berkaitan dengan peperangan antara bangsa Eldia (pihak Eren dan kawan-kawan) dan Marleyan yang sudah berlangsung ribuan tahun.

Tentunya, terungkapnya konflik Eldia dan Marleyan ini menjadi plot twist bagi sebagian orang yang menganggap kalau umat manusia di anime tersebut punah karena ulah para Titan. Padahal, aslinya konflik ini tak lebih dari seteru politik dan kebencian antarras yang telah terjadi selama ribuan tahun.

Eldia merupakan bangsa yang hidup Pulau Paradis, tempat yang menjadi latar dari Attack on Titan season 1 hingga 3. Karakter utama yang berada di anime ini pun seluruhnya berasal dari ras Eldia. Sedangkan, kaum Marleyan merupakan ras dari negara Marley yang terletak di seberang Pulau Paradis yang menjadi tujuan Eren dan kawan-kawan di akhir musim ketiganya.

3. Simbol dan Referensi yang Kontroversial

Beberapa simbol dan referensi dalam Attack on Titan juga telah menjadi sumber kontroversi. Misalnya, lambang yang digunakan dalam serial ini memiliki kemiripan dengan lambang Nazi. Meskipun pencipta telah mengklarifikasi bahwa hal ini bukanlah niatnya, hal tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan penggemar dan kritikus.

Usai mengetahui sejarah perlakuan buruk Marleyan terhadap kaumnya, Eren pun memiliki tujuan baru di anime Attack on Titan. Pada musim keempatnya nanti, Eren bakal membalaskan dendam dari Eldian kepada Marleyan dan mengambil alih kekuasaan untuk kaumnya di negara Marley. Hal ini juga dilakukan untuk mengurangi ancaman yang dialami di Pulau Paradis karena kaum Marleyan kerap mengirimkan Titan di pulau tersebut.

Tentunya, terungkapnya konflik politik antara Eldia dan Marley ini menjadi plot twist bagi sebagian orang yang menganggap kalau umat manusia di anime tersebut punah karena ulah para Titan. Plot twist yang ada di Attack on Titan tersebut pun secara enggak langsung menampilkan konsep ideologi fasis. Sebab, di sisi Marley, mereka ingin membasmi seluruh kaum Eldia yang ada di Pulau Paradis.

Hal ini bisa dilihat dari tujuan Marley yang ingin berkuasa secara mutlak serta menganggap bangsa atau ras lain sebagai ancaman, persis seperti paham fasisme. Belum lagi, tujuan baru Eren yang kini ingin memusnahkan kaum Marley agar enggak menjadi ancaman lagi bagi Pulau Paradis yang merupakan tempat lahirnya.

4. Pemotongan Adegan dalam Versi Internasional

Ketika serial ini diadaptasi menjadi versi internasional, terutama dalam versi anime yang disiarkan di luar Jepang, beberapa adegan yang dianggap mengandung kekerasan atau konten yang sensitif dipotong atau diedit. Hal ini telah menimbulkan kontroversi di antara penggemar yang menganggap bahwa pemotongan adegan tersebut mengurangi keseluruhan pengalaman dan kesan dari cerita.

5. Ending yang Kurang Memuaskan Penggemar

Pada 19 November 2022 lalu, Hajime Isayama ditanya terkait ending AoT yang penuh kontroversi saat ia menghadiri acara Anime NYC. Isayama mengaku bahwa ia masih bergelut dengan ending dari franchise kesayangannya dan memanfaatkan momen itu untuk minta maaf kepada para penggemar.

Isayama juga mengaku bahwa ia merasa sedih dalam waktu yang lama karena ending yang kontroversial tersebut. Namun, kesedihannya hilang ketika ia tiba di Anime NYC dan mendengar ucapan sejumlah penggemar yang mengaku suka dengan ending AoT. Permohonan maaf Isayama di panggung Anime NYC juga dipenuhi dengan tepukan tangan penggemar sebagai bentuk dukungan terhadapnya.

Penting untuk diingat bahwa kontroversi-kontroversi ini mungkin mempengaruhi persepsi individu terhadap serial ini, namun tidak mengubah fakta bahwa Attack on Titan tetap menjadi salah satu anime yang sangat populer dan memiliki penggemar yang setia. Kontroversi ini juga menunjukkan betapa pentingnya mempertimbangkan dan menghormati berbagai pandangan dan sensitivitas dalam konteks karya seni.




This post first appeared on Jedadulu, please read the originial post: here

Share the post

Kontroversi Anime Attack on Titan yang Sempat Viral, Mulai dari Fasisme Hingga Ending tak Memuaskan

×

Subscribe to Jedadulu

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×