Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Asal Mula Polo Shirt, Dari Kaos Sporty Jadi Busana Trendi untuk Gaya Sehari-Hari

Asal Mula Polo Shirt, Dari Kaos Sporty Jadi Busana Trendi untuk Gaya Sehari-Hari — Siapa sih yang tak kenal kaos polo shirt alias kaos berkerah. Kaos ini udah lama dikenal masyarakat dengan bentuknya yang kasual tapi terlihat sporty dan trendi untuk kegiatan sehari-hari juga. Menurutmu sendiri, kaos polo itu enaknya dikenakan saat apa sih? Pasti bisa di banyak kegiatan, ya. Tapi kamu tahu tidak sebelum benar-benar populer sebagai ikon fashion, ternyata kaos polo punya latar belakang sejarah yang erat kaitannya dengan dunia olahraga?

Kaitan Antara Kaos Berkerah dengan Penamaan Polo Shirt


Jika membahas polo shirt, rasanya kita tak bisa jauh dari olahraga polo. Yup, bukan karena kebetulan, tapi memang olahraga beregu ini punya busana yang bisa disebut mempelopori keberadaan polo shirt yang ada saat ini di dunia. Kala itu, atlet polo mengenakan kemeja berlengan panjang, berkancing, dan berkerah, dengan bahan yang diberi nama Oxford-cloth.

Olahraga polo itu sendiri mirip sepak bola, tapi memiliki perbedaan di mana satu tim beregu menaiki kuda sebagai kendaraan dan membawa palu bergagang panjang yang berfungsi untuk mencetak gol dengan memukul bola putih kecil.

Gambar via virginexperiencedays.co.uk

Selain itu, polo shirt ternyata juga punya sejarah yang erat kaitannya dengan olahraga tenis, guys. Polo shirt mulanya berasal dari baju tenis dengan kerah dan placket berkancing. Istilah lainnya sih biasa juga disebut kaos wangki. Yah, meskipun orang terlanjur seringkali mengaitkan dengan nama ‘polo’, model pakaian polo shirt saat ini juga bisa dibilang turut dipopulerkan juga lewat olahraga tenis.

Polo shirt adalah kaos yang didesain memiliki kerah dengan placket bersama dua atau tiga kancing serta saku di dada kiri sebagai tambahan. Beberapa atribut pada kaos tersebutlah yang menjadi pembeda atau ciri khas suatu pakaian bisa disebut sebagai polo shirt. Polo shirt berkontribusi besar dalam dunia olahraga, terutama dalam baju golf dan tenis.

Saat ini, polo shirt dibuat dari bahan-bahan yang bervariatif, tetapi umumnya, berasal dari kain rajutan (bukan dari tenun), atau bisa juga dari katun pique. Nah, sebelum dikenal seperti sekarang sebagai kaos yang bisa digunakan untuk banyak kegiatan, polo shirt punya cerita unik. Salah satunya bermula dari cabang olahraga tenis.

Tenis dan Polo Shirt


Untuk menelusuri sejak kapan polo shirt dipakai, kita perlu balik lagi ke abad ke-19 dan awal abad ke-20, guys. Di mana saat itu, para atlet tenis umumnya mengenakan baju tenis dengan warna putih dengan padanannya seperti kaos putih lengan panjang, ada kancing pada bagian atasnya dan biasa digulung pada bagian lengannya, serta tambahan celana flanel dan dasi. Tapi dengan lapisan pakaian seperti ini, tenyata masih menyulitkan karena cukup mengganggu dalam segi kenyamanan saat digunakan di medan pertandingan.

Beranjak dari sini, muncul inovasi dari oleh Rene Lacoste, seorang atlet tenis asal Perancis dengan torehan tujuh gelar Grand Slam, mulai merancang pakaian saat bermain tenis yang ideal. Mulailah muncul rancangan pakaian tenis versi Lacoste, berupa kaos putih lengan pendek berbahan katun pique rajut yang lentur bersama kerahnya yang menjulur, tak kaku, placket berkancing dan ujung baju pada bagian belakang lebih panjang daripada depan, atau sekarang disebut juga dengan nama “tennis tail”.

Olahraga Polo dan Polo Shirt


Selain tenis, olahraga polo juga turut mengenalkan produk semacam polo shirt sebelum tahun 1933. Atlet polo kala itu memakai kaos berlengan panjang yang tebal dan terbuat dari kain katun Oxford. Jenis kaos ini merupakan jenis pertama yang dilengkapi dengan bagian kerah dan berkancing.

Kemudian, produksi polo shirt bergaya kerah berkancing dilakukan secara massal oleh John Brooks sebagai presiden pertama Brooks Brother’s di tahun 1896. Sampai akhirnya, produksi kaos tersebut terus berlanjut hingga kini. Sama halnya seperti awal kemunculannya di dunia tenis, pakaian jenis ini sempat mendapat kritikan karena kurang nyaman saat dikenakan di lapangan. Sehingga, model pakaian temuan Lacoste pada 1930-an akhirnya juga diadopsi juga untuk pakaian para atlet dari cabang olahraga polo.

Lewis Macey, seorang penjual pakaian dan pemain polo juga sudah memproduksi pakaian dengan bordir logo pemain polo di tahun 1920. Desain pakaiannya mengadopsi dari sebuah klub bernama Hurlingham Polo Club dekat Buenos Aires, Argentina.





Baca juga: Model-Model Kaos Keren Buat Pria dan Wanita

Polo Shirt dalam Olahraga Golf


Terinspirasi dari pakaian tenis, golf juga sudah mulai mengadopsi jenis pakaian berkerah sebagai pakaian standarnya selama paruh kedua abad ke-20. Semenjak itu, banyak pelatihan golf hingga country club mewajibkan para pemain mengenakan baju golf sebagai kostumnya. Produksi baju tenis dari Lacoste juga memiliki desain detail dari baju tenis.

Baju golf biasanya dibuat dari bahan polyester, katun, dan campuran polyester, atau katun mercerized. Baju golf juga biasanya dilengkapi dengan placket dengan tiga atau empat kancing berposisi rendah memanjang dibandingkan bagian leher baju polo pada umumnya. Untuk bagian kerahnya sendiri, biasanya terbuat dari jahitan double-layer memakai kain yang sama untuk membuat baju.

Sehingga, ada perbedaan dengan kerah baju polo yang pada umumnya berasal dari katun rajutan bergaris satu lapis. Ciri khas lain yang ada pada baju golf adalah biasanya juga terdapat saku di sisi dada sebelah kiri yang berfungsi untuk menyimpan scorepad atau semacam catatan skor dan alat tulis berupa pensil yang biasanya tidak terdapat logo.

Cabang Olahraga yang Mempelopori Kaos Berkerah


Seperti sudah dijelaskan, di masa-masa awal, polo shirt juga merujuk pada kaos lengan panjang berkancing yang lumrah dipakai pada permainan polo. Meski namanya begitu identik dengan nama olahraga polo, kenyataannya, tenis juga turut berkontribusi besar dalam mempopulerkan busana ini kepada publik.

Polo shirt menjadi ciri khas pakaian tenis sebelum tahun 1950-an. Kemudian mulai dipakai secara umum di kawasan Amerika Serikat sehingga kaos jenis tersebut semakin lekat kaitannya dengan pakaian formal olahraga tenis. Para atlet tenis juga tetap sering menamakan busana mereka ketika bertanding sebagai polo shirt, meskipun kenyataannya, kaos ini lebih dulu dipopulerkan sebagai kaos resmi olahraga polo.

Pembaruan Polo Shirt Lacoste dan Logo Buayanya yang Khas


Gambar via destinations.com.ua

Di antara bermunculannya beragam jenis kaos berkerah alias polo shirt, keluaran dari Lacoste termasuk yang mumpuni dan paling dicari. Kaos polo shirt Lacoste pertama kali rilis di publik pada saat Kejuaraan Terbuka Amerika Serikat di tahun 1926. Barulah di tahun 1927, Lacoste memberikan logo buaya di bagian dada kiri kaos tersebut sehingga menjadi pembeda sekaligus ciri khas dibandingkan polo shirt lainnya.

Berkat logonya yang khas tersebut, akhirnya sebagian media massa Amerika Serikat menamainya dengan julukan “The Crocodile”. Desain polo shirt milik Lacoste dianggap sebagai pembaruan yang ideal dan lebih nyaman dikenakan, jika dibandingkan dengan keluaran awal polo shirt yang banyak mendapat kritikan.

Beberapa kelebihan yang dimiliki kaos polo keluaran Lacoste di antaranya dibuat dengan lengan pendek sehingga lebih nyaman jika dibandingkan kaos polo keluaran lama yang memakai lengan panjang dan tak jarang mesti digulung. Selain itu, kerah polo shirt Lacoste dikenal lebih lembut dan bisa dilonggarkan dengan mudah saat membuka kancingnya.

Kemudian, kelebihan lainnya adalah kerah pique-nya yang bisa diberdirikan. Kerah polo shirt yang diberdirikan biasanya berguna untuk melindungi leher pemakainya dari paparan sinar matahari. Untuk bahan, polo shirt Lacoste terbuat dari katun pique rajut jersey berongga dan punya sifat yang lebih tahan lama. Selain itu, polo shirt mereka dilengkapi dengan “tennis tail” yang berfungsi mencegah kaos keluar dari celana panjang ataupun pendek.

Di tahun 1933, Lacoste bekerja sama dengan Andre Gillier memasarkan kaos tersebut di Eropa dan Amerika Utara dan membentuk perusahaan Chemise Lacoste. Penjualan kaos pun dilakukan secara massal,dengan tidak meninggalkan ciri khasnya, yaitu logo kecil bergambar buaya di dada sebelah kirinya.

Polo Shirt Produksi Ralp Lauren


Gambar via capitolautobodyinc.com

Ralph Lauren bisa dikatakan juga berkontrbusi besar dalam mempopulerkan tren polo shirt di dunia. Polo shirt Ralph Lauren benar-benar memiliki ciri khas, terutama pada logo di dada sebelah kiri berupa pemain polo yang desainnya kurang lebih mengadaptasi model polo shirt pada umumnya. Dalam polo shirt-nya, Ralp Lauren mencoba menampakkan ciri khas pakaian Inggris dengan tetap mengadopsi gaya pakaian Brooks Brothers, J. Press dan “Savile Row”.

Di sebuah tempat bernama Spots King, Ralph Lauren mencoba mencuri perhatian pasar dengan menempatkan deretan kaos polo Ralp Lauren bersama dengan Lacoste. Persaingan ini berlangsung baik dan seiring bejalannya waktu, popularitas polo shirt Ralph Lauren semakin menanjak. Tahun 1980-an menjadi masanya polo shirt berjaya, kala Lacoste dan Ralph Lauren berjuang mendapatkan perhatian pasar tentang bagaimana baiknya produk mereka.

Fred Perry dan Tren Polo Shirt Masa Kini


Gambar via wellgosh.com

Selain nama masyhur di atas, masih ada satu lagi satu tokoh sekaligus brand yang menjadi pendiri polo shirt terkenal dan berkontribusi dalam mengenalkan polo shirt sebagai tren fashion, yaitu Fred Perry. Kepopuleran Fred Perry sendiri sudah tak terbantahkan di dunia tenis, karena dia sempat digadang-gadang sebagai salah satu dari enam pemain tenis terbesar sepanjang sejarah.

Selain terkenal mahir sebagai pemain tenis, Fred Perry dikenal sebagai pemain tenis meja dan penemu sweatband. Awal kariernya sebagai pembuat polo shirt bermula sejak dirinya sukses sebagai pemain tenis. Tahun 1940, Fred Perry menerima tawaran kerja sama oleh Tibby Wegner yang menjadi pemain football Australia. Setelah melakukan pendekatan, mereka berdua akhirnya memproduksi polo shirt bermerk Fred Perry, hingga akhirnya menjadi salah satu merk polo shirt ternama di dunia. Sekarang, merk Fred Perry dikuasai oleh perusahaan Jepang dan menjadi salah satu produk dan ikon fashion dalam polo shirt.

Yah, pada akhirnya, tren polo shirt sangat baik dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, terutama pelaku konveksi kaos. Bahan polo shirt pun terbilang opsional dan fleksibel, mulai dari combed, carded, dan lacoste bisa dijadikan polo shirt. Elemen lain yang bisa ditambahkan adalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu kantung kecil di bagian dada (umumnya sebelah kiri), sablonan atau bordir logo, atau bisa juga teks yang ditempatkan di bagian dada atau punggung. (Reza Andrian)





Artikel Menarik:
  • Puma, Merek Olahraga Kelas Dunia yang Jadi Tandingan Adidas
  • 10 Tips Fashion OOTD Agar Foto Instagram Kamu Makin Kece dan Kekinian
  • 13 Merek Streetwear Ternama yang Menarik Perhatian Penggemar Fashion
  • Merek Clothing Distro Indonesia yang Koleksi Terbarunya Banyak Diburu Penggemar Produk Lokal
  • Perkembangan Merek Distro dan Clothing Lokal Indonesia
  • Ramuan Tips dalam Menjalankan dan Mengembangkan Bisnis Clothing Line
  • 10 Merk Sepatu Branded Favorit Anak Muda dan Dewasa
  • 15 Merek Surfwear yang Populer dan Sangat Digemari
  • 40+ Logo Toko Baju Distro Merek Lokal
  • Sebelum Membuka Usaha/Bisnis Sablon, Ketahui Jenis-jenis Sablon Manual Ini


This post first appeared on BiteBrands | Situs Komunikasi Pemasaran Terkini | Referensi Logo Merek Perusahaan, please read the originial post: here

Share the post

Asal Mula Polo Shirt, Dari Kaos Sporty Jadi Busana Trendi untuk Gaya Sehari-Hari

×

Subscribe to Bitebrands | Situs Komunikasi Pemasaran Terkini | Referensi Logo Merek Perusahaan

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×