Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kue Selingkuh

Bila mendengar kata “selingkuh” di benak sebagian kita akan mengaitkannya dengan sebuah jalinan hubungan manusia yang tidak jujur. Namun bila di depan kata itu ditambahkan dengan kata “kue”, di daerah Kepulauan Seribu memiliki makna yang berbeda, yaitu sejenis makanan berbahan beras yang dibungkus daun pisang.

Konon, penamaan ini muncul ketika para istri membekali suami mereka yang akan pergi melaut dengan nasi berbalut dua buah daun pisang yang disatukan dalam posisi berhadapan serta diikat menjadi satu. Oleh karena daerah pencarian ikannya hingga jauh ke pulau lain dan memakan waktu berhari-hari, bentuk ikatan makanan itu kemudian dijadikan simbol agar nelayan tetap terikat dengan sang istri walau berjauhan. Dan, jangan sekali-kali melirik perempuan lain alias selingkuh. Makanan ini pun kemudian dinamakan sebagai kue selingkuh.

Lepas dari penamaan tersebut, yang jelas kue selingkuh merupakan makanan yang hingga saat ini masih dibuat oleh orang-orang yang berada di Kepulauan Seribu. Adapun bahannya terdiri atas beras, santan kepala, tumbukan ikan atau abon, dan beberapa bumbu dapur. Bahan-bahan tersebut diramu sedemikian rupa lalu dibungkus dengan daun pisang dan dikukus. Kue selingkuh yang bercita rasa gurih umumnya disantap bersama teh hangat di pagi atau sore hari.


This post first appeared on Budaya, please read the originial post: here

Share the post

Kue Selingkuh

×

Subscribe to Budaya

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×