Harga Energi global meningkat lebih dari 26% pada bulan-bulan awal tahun 2022.

Implikasinya dirasakan di seluruh sektor ekonomi Asia dan Pasifik, dengan tagihan listrik diperkirakan akan meningkat sebesar 27% pada tahun 2025 jika bauran pasokan energi kawasan tetap tidak berubah.

Dampaknya terasa di seluruh wilayah. Kenaikan Harga Energi telah menyebabkan publik pesimis terhadap masa depan clean energy.

Di sisi lain, negara-negara telah merevisi target penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara, dan pembebasan pajak jangka pendek sedang dipertimbangkan untuk produk minyak bumi.

Mengapa harga energi begitu tinggi di Asia?

Penyebab harga energi yang lebih tinggi secara langsung terkait dengan tiga keadaan: (1) invasi Rusia ke Ukraina; (2) permintaan konsumen global yang pulih dari COVID-19; dan (3) pasokan minyak mentah dan gas alam yang tidak mencukupi.

Invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari 2022 menyebabkan embargo global impor minyak mentah dan gas alam Rusia.

Dengan pulihnya permintaan konsumen global dari pandemi, dan setelah menipisnya cadangan bahan bakar selama musim dingin, persediaan di seluruh dunia menipis.

Selain itu, gas alam, bahan bakar transisi rendah karbon dunia, saat ini dibatasi oleh kurangnya penyimpanan dan transportasi yang memadai.

Ada juga kekurangan minyak mentah dan kilang yang memasok teknologi transportasi dan industri di seluruh dunia.

Bisakah kita menurunkan harga energi dengan beralih ke angin, matahari, dan energi terbarukan lainnya?

Bahan bakar seperti angin, udara, dan air adalah penting dan perlu, tetapi mereka tidak memiliki keandalan yang kuat dan perangkat penyimpanan yang memadai di pasar produksi energi global.

Pasokan dan permintaan mendorong kenaikan harga pasar energi, dan pasar energi global saat ini terdiri dari bahan bakar fosil, termasuk minyak mentah, gas alam, dan batu bara.

Kontrak berjangka, pembelian dan penjualan spot, serta pasar transportasi dan penyimpanan energi, semuanya berperan dalam kenaikan harga.

Mengapa bensin begitu mahal?

Harga bensin adalah akibat langsung dari kenaikan harga minyak mentah.

Minyak mentah adalah bahan dasar untuk produk minyak bumi, termasuk bensin, solar, minyak pemanas, bahan bakar jet, dan produk olahan lainnya.

Sejak awal September 2021, harga minyak mentah telah bergerak dari lebih dari $70 per barel menjadi lebih dari $100 per barel pada West Texas Intermediate dan Brent.

Masalah mendasar adalah kurangnya minyak dan kilang yang memproduksi bensin.

Apakah krisis energi seperti sekarang pernah terjadi sebelumnya?

Selama krisis energi tahun 1970-an, dunia mengalami konflik geopolitik dan masalah produksi energi yang serupa.

Krisis itu menyebabkan efisiensi energi mutakhir, langkah-langkah konservasi, dan teknologi terbarukan yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Namun setelah krisis, dunia terus bergantung pada produksi bahan bakar fosil untuk mempertahankan dan menumbuhkan ekonomi.

Lebih dari lima dekade kemudian, sekarang kita kembali mengalami krisis energi.

Penting bagi kita untuk belajar pada masa lalu dan bertindak lebih agresif untuk mengubah lintasan regional dan global menuju masa depan tanpa karbon.

Jadi, apa solusi untuk harga energi yang tinggi?

Krisis energi ini, seperti yang terjadi pada 1970-an, bersifat sementara.

Sekarang saatnya untuk memikirkan energi mutakhir dan alternatif yang lebih efisien, langkah-langkah konservasi, dan teknologi terbarukan.

Peningkatan fokus pada transisi rendah karbon dan masa depan tanpa karbon adalah jaminan terbaik terhadap krisis energi di masa depan.

Dalam pergolakan krisis energi dan kenaikan harga energi, negara-negara di seluruh dunia merasa sulit untuk menempatkan climate change dalam agenda mereka.

Padahal konferensi COP Climate Change ke-27 akan digelar pada November ini di Kairo, Mesir.

Harga energi tinggi diperkirakan hanya untuk jangka pendek.

Kita telah selamat dari krisis energi global dan kenaikan harga yang pernah terjadi sebelumnya sebelumnya.

Sehingga langkah ke depan yang harus kita pikirkan adalah inovasi clean energy dan low-carbon untuk menuju masa depan tanpa karbon.