Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

4 Stereotipe Tidak Benar Tentang UTBK Dan SBMPTN

Pendaftaran Utbk-SBMPTN sudah mulai dibuka pada hari rabu lalu, tepatnya tanggal 23 Maret 2022.

Menurut informasi yang diberikan LTMPT, UTBK sendiri akan dilaksanakan kurang dari 2 bulan dari sekarang.

Hal ini tentunya menjadi momok tersendiri bagi pejuang PTN 2022.

UTBK-SBMPTN tentunya memiliki eksistensi yang cukup besar dikalangan para pejuang PTN dikarenakan kesulitannya dan juga berbagai informasi ataupun stereotipe yang beredar dikalangan masyarakat umum.

Saya sendiri, pernah mempercayai beberapa stereotipe UTBK-SBMPTN yang beredar.

Namun, saya menemukan beberapa hal yang tidak benar dan tidak akurat. Beberapa hal tersebut nyatanya hanya membuat mental break down pada Peserta.

berikut beberapa stereotipe tidak benar tentang UTBK-SBMTN

1. PTN-BH Tidak Boleh di Nomer Duakan.

Source: oretzz.com

Jauh Sebelum pendaftaran SBMPTN saya sudah mencoba untuk mencari tau tentang sistem SBMPTN dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih universitas dan jurusan. saya menemukan opini terkait PTN-BH, yakni jajaran PTN TOP di Indonesia.

Opini tersebut menyebutkan bahwa “PTN-BH tidak mau dijadikan pilihan kedua dalam SNMPTN dan SBMPTN” yang artinya, jika kamu menaruh PTN-BH sebagai pilihan kedua, maka kamu memiliki peluang besar untuk gagal di PTN tersebut.

Saat melakukan pendaftaran, saya sama sekali tidak berfikir tentang stereotipe ini padahal saya sangat mempercayainya.

Saya mendaftarkan diri pada dua universitas yang termasuk dalam golongan PTN-Badan Hukum. Setelah melakukan pembayaran, saya baru sadar akan hal tersebut.

Hal ini membuat saya khawatir dan gelisah sepanjang hari. Alhasil saya belajar dengan lebih giat untuk mendapatkan kursi saya di SBMPTN.

Pada hari pengumuman SBMPTN saya cukup gelisah dan tidak percaya diri karena keyakinan saya terhadap opini tersebut.

namun pada ahirnya saya diterima di pilihan kedua dimana pilihan kedua saya termasuk dalam golongan PTN- Badan Hukum.

Beberapa teman saya juga mendapatkan peristiwa yang sama. mereka lolos di pilihan kedua dimana pilihan kedua termasuk PTN – Badan Hukum

Peristiwa tersebut membuat saya berfikir bahwa opini atau stereotipe tersebut sama sekali tidak benar.

Kelolosan SBMPTN didasarkan dengan nilai UTBK tanpa campur tangan universitas.

Berbeda dengan SNMPTN, dimana universitas masih ikut andil didalam penyeleksian-nya, SBMPTN sendiri didasarkan pure oleh nilai UTBK peserta.

Jadi, penempatan PTN pada pilihan ke satu ataupun kedua sama sekali tidak berpengaruh.

2. Soal UTBK Gelombang Dua Lebih Sulit

Source : Tirto.id

Saat persiapan UTBK, saya sempat berbincang-bincang di sebuah forum persiapan UTBK.

Dalam forum tersebut banyak sekali peserta yang menghawatirkan jika mendapat gelombang tes kedua, karena katanya soal UTBK akan dipersulit setiap harinya.

Saat itu, karena beberapa hal saya telat mendaftar UTBK sehingga mendapatkan jadwal tes gelombang kedua.

Sebenarnya, saya cukup senang karena memiliki waktu lebih untuk belajar. Namun, disisi lain saya juga khawatir tentang opini bahwa setiap harinya soal UTBK akan dipersulit.

Pada hari dimana saya melaksanakan UTBK, saya masih ingat sekali beberapa soal Fisika dan KIMIA yang saya dapat.

Saya hampir tidak percaya karena soal Kimia yang saya dapat adalah materi-materi dasar seperti konfigurasi elektron, Sifat Periodik Unsur dan Stoikiometri dasar.

Pada soal Fisika juga serupa, saya mendapatkan soal-soal Kinematika dasar dan Dinamika sederhana yang bisa dipecahakan dengan tabel free body.

Awalnya saya ragu dengan soal yang saya dapat. saya berfikir apa mungkin ada soal jebakan?

Namun saya tetap percaya diri terhadap apa yang telah saya pelajari. Saat saya berbagi cerita tentang soal tes pada teman-teman saya yang melakukan tes sehari setelah saya dan beberapa teman saya yang tes pada gelombang ke satu, mereka mengatakan bahwa sepertinya entah gelombang satu maupun dua, soalnya tetap imbang.

untuk masalah sulit atau tidak saya fikir itu tergantung pada pada masing masing peserta.

Jadi belajarlah sungguh-sungguh.

3. Pasing Grade adalah Patokan Kelulusan SBMPTN.

Source : www.kaskus.id

Saya sering mendengar opini ini. Saya fikir mungkin ini adalah opini paling terkenal dikalangan para peserta UTBK.

Awal saya mencari tau tentang sistem UTBK-SBMPTN, saya juga kerap mencari Pasing Grade dari jurusan target saya di universitas tertentu.

Setelah saya mengkonsultasikan hal tersebut kepada guru saya, beliau mengatakan bahwa Passing Grade tidak mempengaruhi apapun.

karena sejatinya Passing Grade dibuat setelah rekapitulasi nilai rata-rata peserta yang lolos SBMPTN tahun lalu. yang artinya setiap tahun berbeda.

jadi kesimpulannya Passing Grade bukanlah Patokan nilai, tetapi nilai rata rata lolos UTBK tahun sebelumnya yang sama sekali tidak mempengaruhi penilaian UTBK tahun selanjutnya.

Kelolosan SBMPTN didasarkan pada nilai UBTK dan daya saing peserta tahun itu. Untuk nilai-nilai yang beredar itu hanyalah sebatas perkiraan semata.

4. Peserta UTBK-SBMPTN Adalah Anak Buangan Dari SNMPTN ( Kurang Kompeten )

Source : cosygallery.blogspot.com

Sebenarnya Opini ini kebanyakan tertanam pada fikiran-fikiran orang tua. Dikarenakan SNMPTN menggunakan rapot, beberapa orang tua dan masyarakat umum akan menganggap bahwa anak tersebut sangat kompeten karena bisa lolos tanpa tes (hanya menggunakan rapot).

Sedangkan anak-anak SBMPTN dipandang sebelah mata dikarenakan nilai rapot mereka di mata masyarakat umum “diragukan” karena tidak diterima oleh universitas.

Namun, pada dasarnya bukankah setiap siswa memilih universitas yang berbeda? dan bukankah setiap universitas memiliki grade dan sistem penyeleksian yang berbeda juga?

Ada beberpa siswa yang nekat memilih Universitas TOP 5 di Indonesia, ada juga beberapa siswa yang memilih Universitas dekat rumahnya, atau hanya sekedar mencari aman.

Karena setiap siswa punya pilihan dan alasan berbeda dalam memilih universitas, sedang setiap universitas juga memiliki kriteria sendiri dalam penyeleksiannya, jadi tidak bisa dikatakan bahwa siswa yang tidak lolos SNMPTN tidak kompeten, sehingga mereka memilih jalur SBMPTN.

Sebeneranya para peserta SBMPTN juga memiliki Kompetensi yang pantas untuk disandingkan dengan anak SNMPTN.

Ambisiusitas antar peserta, kesulitan soal yang ada dan jumlah kursi yang terbatas membuat atmosfer UTBK lebih kompetetif.

Sehingga para peserta UTBK akan belajar lebih tekun untuk mendapatkan kursinya.

Hal ini cukup untuk membuat Kompetensi para peserta SBMPTN disandingkan dengan Kompetensi siswa yang lolos SNMPTN.

itulah beberapa Stereotipe tidak benar tentang UTBK-SBMPTN yang terkadang membuat para peserta break down dan tidak mau mencoba untuk berani mengambil pilihan yang sesuai dengan mimpi mereka karena kehawatiran akan kegagalan.

Kedepannya semoga para peserta UTBK lebih bijak lagi dalam menyaring informasi terkait UTBK dan lebih berani untuk mencoba hal yang memang kamu impikan.

Cobalah untuk menetapkan prinsip ” Lebih baik kecewa karena gagal daripada kecewa karena tidak pernah mencoba sama sekali”.



This post first appeared on Digstraksi, please read the originial post: here

Share the post

4 Stereotipe Tidak Benar Tentang UTBK Dan SBMPTN

×

Subscribe to Digstraksi

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×