Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Ajarkan “Five Magic Words” Saat Mendidik Anak Sejak Usia Dini

Anak-Anak adalah salah satu fase tahapan perkembangan manusia. Fase ini lazimnya masih banyak mendapat pengawasan dari orang tua.

Oleh karena itu, kehadiran dan peran orang tua maupun orang terdekatnya merupakan hal yang krusial.

Orang tua dan lingkungan sekitar anak bisa dibilang merupakan role model bagi sang anak tersebut. Apa mereka lihat dari aktivitas yang orang dewasa lakukan merupakan peluang besar untuk anak-anak tiru.

Pola perilaku imitasi begitu kental melekat di dalam benak anak-anak. Dalam hal ini maka perlu bagi orang tua untuk menjadi suri tauladan yang baik bagi anak-anak.

Bahaya jika apa yang ditiru oleh anak-anak adalah suatu perilaku negatif dan menyimpang karena hal ini dapat menjadi kebiasaan buruk yang bisa jadi akan  dibawa anak sampai mereka dewasa. 

Pola asuh dan didikan yang mengedepankan nilai-nilai moral dan etika diperlukan sebagai rujukan bagi sang anak untuk bekal melanjutkan fase-fase kehidupan selanjutnya.

Sebisa mungkin bagi orang dewasa untuk tidak menunjukkan karakter buruk di depan sang anak misalnya adalah suka berkata kasar. Pola perilaku yang seperti ini akan sangat mungkin anak menirunya serta menganggap perilaku tersebut adalah normal.

Oleh karena hal tersebut, ajaran, ujaran, dan pelajaran yang diberikan juga perlu hati-hati serta penting untuk mengingat urgensi maupun substansi yang dikandung di dalamnya. 

Disini saya tidak bermaksud menggurui, namun tujuan saya adalah ingin menuliskan tulisan beberapa poin pen ting yang wajib diajarkan ke anak sebagai bekal attitude mereka di kehidupan sehari-hari. Baiklah, berikut adalah poin-poin tersebut.

1. Ajarkan anak untuk mengucapkan “minta tolong”

Seiap anak-anak biasanya tidak jarang dengan manja meminta benda. Barang yang diminta pun biasanya berkisar tidak jauh dari kesukaan anak-anak misalnya adalah mainan.

Sebagai orang dewasa kita perlu memperhatikan benda mana yang penting maupun yang tidak penting bagi anak. Hati-hati dan pilah pilih adalah sikap yang tepat bagi kondisi ini. Jika misalnya anak meminta mainan di toko mainan dan letaknya di rak paling atas.

Maka perlu untuk mengajarkan ke anak untuk berani mengucapkan tolong. Ajari anak untuk tidak langsung diberikan benda yang dia inginkan, namun ajarkan terlebih dahulu untuk mengucapkan kata “tolong”.

Kalimat sederhana yang bisa diajarkan adalah misalnya “Mama, adek boleh minta tolong diambilkan mainan mobil-mobilan itu ?”.

Kata “minta tolong” adalah penting diajarkan ke anak agar perilaku dia tidak semena-mena dan bisa belajar sopan santun terhadap orang lain. 

2. Setelah kata “minta tolong”, ajarkan juga ke anak untuk mengucapkan kata “terima kasih”

Terkesan sederhana, namun sebenarnya kata “terima kasih” dapat menjadi cerminan bagaimana orang bersika dengan orang lain. Anak-anak biasanya banyak maunya dan selalu merengek untuk dikasih ini dan itu.

Jika orang tua dan lingkungannya hanya semata-mata langsung memberinya maka anak tersebut tidak akan belajar tentang rasa berterima kasih. Ucapan terima kasih ini penting diajarkan ke anak misalnya ketika dia sudah mendapat mainan yang dia inginkan.

“ayo, anak pintar kalau udah dikasih sesuatu bilang terima kasih dulu”. Kalimat singkat tersebut dapat menjadikan anak akan terbiasa dengan mengucapkan kata terima kasih atas pemberian dari orang lain. 

Selain itu, berikan juga kata terima kasih atas setiap pencapaian kecil yang anak lakukan. Misalnya “terima kasih ya sudah belajar dengan baik hari ini. Semoga kamu tambah semangat belajar”.

Terima kasih di dalam kasus kedua ini adalah lebih ke memberika apresiasi ke anak. Teruslah apresiasi ke anak atas segala proses yang sudah dia lewati. 

3. Berani Mengucap “Maaf” untuk Membentuk Karakter yang Tidak Egois

Kelucuan anak-anak biasanya tercermin ketika mereka sedang bermain bersama teman-temannya.

Namun tidak jarang ketika sedang berinteraksi salah satu dari mereka tersebut melakukan perbuatan yang tidak baik. Misalnya terdapat satu anak yang mencubit dan memukul temannya hingga dia menangis.

Tindakan ini tentu wajib mendapat nasihat dari orang tua. Peran orang tua wajib hadir untuk menjadi penengah yang adil dan bijak.

Ketika seorang anak sudah terlanur melakukan hal tersebut, maka sebagai orang tua wajib memberikan pengertian ke anak bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah perbuatan yang tercela, tidak baik, dan tidak boleh dilakukan apalagi diulangi karena menyakiti orang lain.

Setelah itu, beri tahu ke anak bahwa dia wajib meminta maaf terhadap temannya tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dan berani mengakui kesalahan yang memang salah.

Dengan begini, seorang anak akan belakjar tentang dua hal. Pertama, dia akan paham bahwa perilaku kekerasan itu tidak bisa dinormalisasi, lalu yang kedua anak nelajar untuk berani mengakui kesalahan dan tidak segan meminta maaf.

4. Minta Anak untuk Selalu Izin Terlebih Dahulu

Setelah ketiga magic words di atas, kata “izin” juga wajib dan penting diajarkan ke anak sebagai modal karakter positif untuk bekal masa depannya kelak.

Sebagai contoh, ketika anak sedang bermain bersama teman-temannya dan ingin memakai mainan yang bukan miliknya maka si anak tersebut wajib untuk meminta izin terlebih dahulu kalau mau meminjam mainannya.

Bilang ke anak untuk tidak boleh merebut mainan yang bukan miliknya dan ketika ingin memainkan mainan tersebut, maka wajib untuk meminta izin persetujuan dulu.

Misalnya dengan kalimat, “Salma aku izin meminjam mainanmu ini ya”. Lalu ketika si Salma sudah mengizinkan, maka si anak tersebut baru boleh memakainya.

Hal ini penting untuk mendidik anak agar tidak menjadi pribadi yang egois dan memakai barang dan atau hak yang bukan miliknya (kayak koruptor gitu deh, hehe). Waduh, bahaya bukan ?.

Oleh karena itu konsep “izin” harus diterapkan dan dipastikan betul ke anak sebagai motivasi anak agar menjadi pribadi yang baik. 

5. Kata “Permisi” yang Juga Tidak Kalah Penting

Magic words yang kelima ini juga penting untuk dilakukan dan diberikan ke anak selain dari keempat kata di atas.

Mendidik anak untuk mengucapkan kata “permisi” di berbagai kondisi misalnya ketika sedang bertamu ke rumah orang lain adalah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari etika sopan santun.

Kata ini dapat membantu anak untuk memberikan kesan positif dari orang lain. Mengucapkan kata permisi juga wajib diajarkan ketika sedang melakukan interaksi dengan orang asing yang belum dikenal.

Dengan begini, maka orang lain juga akan berpeluang untuk menghormati terhadap kita. 

Begitulah five magic words yang penting diajarkan ke anak sebagai modal dirinya menjadi makhluk sosial. Namun sebenarnya lima kata ini juga wajib dipegang teguh oleh semua orang, termasuk orang dewasa. 

Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Semoga bermanfaat!.  



This post first appeared on Digstraksi, please read the originial post: here

Share the post

Ajarkan “Five Magic Words” Saat Mendidik Anak Sejak Usia Dini

×

Subscribe to Digstraksi

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×