Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Anak Memerlukan Pendampingan Bukan Tuntutan

Setiap Orang Tua pasti menginginkan apa yang terbaik bagi putra putrinya. Setiap orang tua memiliki cara tersendiri dalam mendidik. Entah disadari atau tidak, banyak anak yang kurang nyaman dengan didikan orang tua di rumah. Mereka cenderung bosan dengan segala aturan yang harus dipatuhi dan ada juga anak yang merasa sangat di bebaskan oleh orang tuanya. Dewasa kini, perkembangan teknologi yang kian masif membuat para orang tua risau atas pengaruh tersebut bagi anaknya. Orang tua ini takut anaknya terjerumus pada kejahatan yang bisa saja dia lakukan sengaja ataupun tidak. Misalnya seperti perundungan lewat media sosial, pergaulan bebas atau lebih jauh mengenai dampak pacaran hingga terjerumus untuk mengonsumsi narkoba. Semakin beranjak dewasa, kebanyakan orang tua akan semakin khawatir mengenai perkembangan anak mereka. Di tambah lagi, lingkungan sekitar kita banyak sekali di temukan fenomena sosial yang kurang mengenakkan hati seperti hamil di luar nikah dan sebagainya. Situasi atau gaya pengasuhan orang tua di atas tergolong pada sebutan strict parents. Sebutan tersebut dipakai karena orang tua memosisikan anak pada strata paling tinggi, memiliki aturan tuntutan baku yang harus dipatuhi dan anak harus selalu melakukan apa yang orang tua mau. Secara tidak langsung, cara mendidik anak yang seperti ini cenderung membuat anak terkena tekanan mental. Ada tipe orang tua yang sangat protektif mengatur anak mereka dari atas kepala sampai kaki, apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Ada tipe orang tua yang berwibawa yakni memberikan kesempatan bagi anaknya untuk eksplorasi, mengenal dunia luar, merasakan masa remaja hingga peralihan dewasa dengan pengawasan seperlunya. Seorang anak yang dididik oleh orang tuanya secara ketat kebanyakan akan merasa dirinya kurang seberuntung yang lain. Jangankan untuk pacaran, bermain dengan teman-temannya saja kadang tidak diizinkan. Kondisi ini memicu anak untuk tidak jujur pada orang tua, bahkan jujur saja kadang masih dianggap salah, ada rasa takut ketika anak mau menceritakan apa saja yang telah dia lalui. Akibatnya anak akan terbatas memperoleh pengalaman, kesempatan dan peluang yang bisa saja dia coba. Namun, orang tua tidak mengizinkan anaknya dengan serentetan alasan yang terus saja diulang. Anak strict parents tidak bisa mengekspresikan diri sesuai usianya, mengenali jati dirinya pun sebenarnya masih ragu. Seorang anak yang di didik oleh orang tua yang memberikan kebebasan dengan jangkauan, akan bisa lebih mengerti dunianya. Sang anak telah dewasa dan bisa mengarahkan pola pikir yang dia temukan dari pembelajaran melalui pengalaman, peluang yang dia dapatkan atau kegagalan yang dimotivasi. Ketika seorang anak mengatakan dia mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Sang anak menceritakan nilainya kepada orang tua mereka dan orang tua menjawab “Kok bisa kamu dapat nilai lebih buruk dari sebelumnya, makanya jangan main gadget terus tapi belajar yang giat biar posisi kamu tidak tergeser sama yang lain.” Jawaban yang sangat lengkap, artinya tidak perlu ditegaskan ulang. Strict parents menganggap anak adalah robot yang bisa diperintahkan sesuka hati, tanpa mereka sadari sang anak memiliki cerita yang patut di dengarkan. Anak akan memilih diam jika memiliki orang tua seperti ini, ketika ia harus berjuang mati-matian demi nama baik keluarga, pengakuan tertentu dan perintah yang harus dilaksanakan. Semuanya tanpa bantahan, hanya berisi kekurangan yang tidak ada habisnya.



This post first appeared on Digstraksi, please read the originial post: here

Share the post

Anak Memerlukan Pendampingan Bukan Tuntutan

×

Subscribe to Digstraksi

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×