Weekly Shonen Jump adalah majalah antologi Manga yang paling bergengsi dan paling populer di dunia. Banyak dari nama manga yang terkenal saat ini dipublikasikan oleh majalah manga yang satu ini. Fist of North Star, Dragon Ball, Naruto, Bleach hingga Demon Slayer adalah sebagian dari manga yang terkenal di setiap eranya. Sebagain besar manga yang terbit dari majalah manga yang satu ini memang shonen dengan genre action, namun ada juga manga yang bukan genre action tetapi dapat meraih kepopuleran, seperti Death Note, Haikyuu, Shokugeki no Soma dan masih banyak lagi.

Sebenarnya masih banyak manga yang di terbitkan oleh WSJ, kurang lebih sekitar 20 manga, namun sebagian memang belum begitu sukses. Ini dapat disebabkan oleh adanya persaingan yang sangat ketat antar mangaka, selain itu beberapa tahun terakhir banyak manga  baru yang di cut sebelum jalan ceritanya selesai, bukan berarti bahwa manga tersebut buruk tetapi karena memang penjualan dan popularitasnya belum sesuai yang diharapakan. Berikut ini adalah deretan manga terbaru di WSJ yang jalan ceritanya cukup unik dan wajib kamu baca :

5. The Elusive Samurai 

Manga yang satu ini merupakan manga terbaru karya Yusei Matsui, yang sebelumnya terkenal dengan Assassination Classroom. Berbeda dengan karya sebelumnya, kali ini Yusei Matsui lebih menggunakan pendekatan sejarah. Manga yang baru terbit awal Januari tahun 2021 ini berhasil mendapatkan respon yang positif dari pembacanya.

Bercerita mengenai seorang anak berumur 8 tahun bernama Tokuyuki Hojo yang merupakan penerus dari shogun sebelumnya, namun karena adanya pemberontakan sehingga dia dan beberapa pengikutnya harus kabur. Menariknya kemampuan Hojo sebagai karakter utama bukanlah bertarung, namun kabur dan bersembunyi, walaupun sekilas remeh tetapi dengan kelihaian Yusei Matsui manga yang satu ini dapat dikemas secara unik dengan berbagai unsur komedi di dalamnya.

4. Sakamoto Days

Sakamoto Taro adalah mantan pembunuh bayaran yang ditakuti di oleh para musuhnya, namun banyak dikagumi oleh rekan sesama profesinya. Pada suatu hari Taro memutuskan untuk pensiun dini dari profesi yang telah membesarkan namanya ini. Ini tidak lain karena dia telah menemukan pujaan hatinya, dan ingin memulai babak kehidupan baru. Selang beberapa tahun menikah, fisik Taro pun mulai berubah seperti seorang pria tambun pada umumnya, namun dibalik tubuh gendutnya tersebut masih tersimpan kemampuan sebagai pembunuh bayaran profesional, yang tidak segan-segan dikeluarkan ketika bahaya mengancam keluarganya.

Suzuki Yuuto selaku pengarang dari manga ini, dapat membuat karakter utama yang berbeda dengan kebanyakan protagonis shonen lainnya yang sebagian besar adalah anak muda yang enerjik. Berbeda dengan Sakamoto Taro yang pendiam , kikuk, namun ketika sudah beraksi dapat sangat mematikan bagi setiap lawannya. 

3. Candy Flurry

Mengambil setting tempat di Tokyo modern dimana kehidupan normal berjalan seperti biasa. Namun pada suatu hari kehidupan berubah total ketika permen-permen lollipop raksasa bermunculan dan menghancurkan hampir setengah dari kota Tokyo, dalang dibalik kejadian tersebut pun masih misterius. Adalah Tsumugi, seorang gadis sekolah yang terlihat tidak berbeda dari kebanyakan gadis pada umumnya, walaupun begitu dia sendiri adalah pengguna kekuatan permen, yang dapat mengeluarkan permen lollipop. Tentu saja hal ini membuatnya dicurigai banyak orang dan  membawanya dalam pengawasan ketat sebuah organisasi yang memantau setiap pergerakan dari sweets user. Tsumugi kemudian berniat untuk mencari dan menangkap pelaku sebenarnya.

Karya Takegushi Ippon dan Mitarashi Santa ini memang cukup berbeda dengan manga action kebanyakan, dimana karakter utamanya adalah seorang gadis SMA dengan kekuatan yang berpusat pada berbagai makanan manis. Art dari manga ini pun cukup mengesankan untuk selevel shonen, walaupun terkadang aksi pertarungannya biasa saja.

2. Neru : Way of The Martial Artist

Alkisah hiduplah seorang remaja bernama Neru Masami yang hanya hidup bersama kakeknya . Sejak kecil Neru selalu dilatih kakeknya ilmu beladiri, namun sepeninggal kakeknya, Neru menjadi kebingungan karena kakeknya hanya meninggalkan sebuah buku pedoman. Sementara itu kehidupan Neru di sekolah juga cukup sulit dikarenakan dia susah mengikuti mata pelajaran, tetapi kehidupannya berubah ketika tiba-tiba seorang wanita misterius datang menyerang , dimana wanita misterius tersebut adalah seorang ahli beladiri. 

Sekilas manga ini mengingatkan kembali manga beladiri yang terkenal pada ere 80-an, seperti Kung Fu Boy dan Kenji . Bagi kalian yang menyukai manga dengan tema beladiri dan ingin bernostalgia dengan manga-manga sejenis, tentunya manga yang satu ini tidak boleh terlewatkan, karena art dan jalan ceritanya mengingatkan pada manga beladiri yang pernah populer di jamannya.

1. The Hunters Guild: Red Hood

Cerita dari manga yang satu ini sekilas mengingatkan kita pada kisah Red Riding Hood, dimana seekor serigala berusaha mengelabui seorang gadis kecil untuk bisa memakannya. Tidak jauh berbeda dari kisah tersebut, dimana terdapat sebuah desa kecil bernama Hamlet beserta penduduknya yang selalu menjadi incaran para manusia serigala. Sebagian besar penduduk desa takut terhadap para manusia serigala tersebut, tetapi berbeda dengan Velou yang walaupun anak kecil biasa ingin  menumpas gerombalan manusia serigala tersebut dan membuat desanya kembali menjadi damai. Usahanya ini tidak gampang namun seorang pemburu misterius datang membantunya dan akhirnya membuahkan hasil. Sejak saat itu Velou memutuskan untuk keluar dari desanya dan menjadi pemburu profesional.

Pada awalnya manga ini memang biasa ditambah lagi dengan art yang cukup sulit untuk diikuti. Tetapi seiring berjalannya cerita semakin banyak hal yang menarik yang dapat membuat pembacanya penasaran. Terutama soal Velou yang sampai saat ini hanya mengandalkan akalnya untuk mengalahkan lawan-lawan yang jauh lebih kuat secara fisik, dan menyimpan beragam potensi sebagai hunter.

Deretan manga di atas adalah manga terbaru Weekly Shonen Jump yang menyimpan banyak potensi untuk menjadi terkenal. Namun seperti yang pernah terjadi sebelumnya, karena beberapa  tahun terakhir ini WSJ sering memotong manga-manga yang secara popularitas dan penjualan kurang memenuhi target. Hal ini tentu sangat disayangkan karena banyak dari manga tersebut yang disukai oleh pembaca namun harus dipaksa berhenti sebelum berkembang.