Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Pola Manipulasi dalam Toxic Relationship

Setiap hubungan pasti memiliki suka dukanya masing-masing. Mulai dari ketika hubungan baru saja terjalin dan kamu merasa segala hal menjadi manis dan membahagiakan, fase ini umumnya akan berlangsung selama beberapa bulan awal hubungan. Hingga fase dimana rasa berbunga-bunga dan meledak-ledak akan jauh memudar. Hal ini tentu saja tidak salah, semua hubungan tak terhindar dari tahapan-tahapan tersebut. Bukan berarti juga rasa cinta dalam hubungan tersebut ikut memudar, hanya saja kedua belah pihak semakin terbiasa dengan keberadaan satu sama lain dan berani menunjukkan banyak kekurangan yang tersembunyi di fase awal hubungan. Hal tersebut terjadi karena masing-masing pihak mulai merasa nyaman dan percaya pada pasangannya.

Terlepas dari semua fase naik turun yang dialami setiap hubungan, ada satu hubungan yang fase “pudarnya” sebenarnya tidak sehat apabila diteruskan. Akan tetapi karena terkadang beberapa orang menganggapnya “wajar” atau “terlanjur dijalani”, hubungan yang tidak sehat ini menjadi cukup sulit dikenali. Padahal apabila tidak dikenali sedini mungkin, hal ini bisa merugikan salah satu pihak dalam berbagai aspek. Waktu, psikologis, dan materi merupakan beberapa aspek yang merugikan “korban” dalam hubungan tidak sehat ini. Generasi sekarang menyebutnya Toxic Relationship.

Toxic Relationship digambarkan sebagai hubungan tak sehat yang merugikan salah satu pihak dengan atau tanpa disadari oleh pihak lainnya

Pola Manipulasi

Pihak “pelaku” dalam toxic relationship dapat menyadari atau tidak bahwa perilaku mereka merugikan pasangannya. Salah satu hal yang sering dilakukan oleh “pelaku” toxic relationship adalah manipulasi. Menurut Sharie Stines, seorang terapis asal California, manipulasi adalah strategi psikologis yang tidak sehat secara emosional yang digunakan oleh orang-orang yang tidak mampu meminta apa yang mereka inginkan dan butuhkan secara langsung. Lalu apa saja tahap manipulasi yang harus wajib kita kenali agar tidak terjebak dalam toxic relationship?

1. Umumnya pelaku akan melakukan love bombing selama beberapa waktu terlebih dahulu, agar korbannya tidak meragukan “cinta” si pelaku. Pada fase ini si pelaku seakan menjadi soulmate yang dicari si korban selama ini. Pada fase ini, pelaku juga akan membuat korbannya senyaman mungkin dengan dirinya agar tak ragu untuk menceritakan hal-hal personal.

Love Bombing dapat dilakukan dengan mengirimkan pesan penuh dengan kata cinta, memberikan hadiah, rutin mengantar jemput, hingga hal sederhana seperti menjadi pendengar yang baik

2. Pelaku akan berusaha mengenali kelemahan korban dari cerita-cerita yang sudah ia dapat dan dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan bersama dengan si korban

3. Setelah mengetahui kelemahan si korban, maka pelaku akan menggunakan kelemahan korbannya untuk mengikuti keinginan pelaku sedikit-demi sedikit. Pada tahap ini, pelaku tak akan terlalu sering melakukannya. Pelaku akan mencoba berbagai cara dan pola yang paling tepat untuk memanfaatkan kelemahan korbannya.

4. Pelaku akan meyakinkan korbannya untuk melepaskan sesuatu yang penting bagi korbannya (biasanya pelaku akan mengeluarkan pernyataan seperti “jika kamu benar-benar ingin bersamaku maka lakukanlah X“ dan hal ini akan membuat korbannya mengalami dilema yang cukup berat), agar si korban lebih banyak bergantung pada si manipulator

5. Jika hal-hal diatas berhasil dijalankan, maka pelaku tak akan berhenti melakukannya hingga si korban berhasil melepaskan diri dari hubungan tersebut (melepaskan diri di fase ini tidak mudah karena si korban sudah kehilangan terlalu banyak hal, terlanjur banyak bergantung pada pelaku dan si pelaku akan terus menggunakan manipulasinya agar korban tak meninggalkannya.)

Setelah kamu bisa mengenali lingkaran manipulasi, sekarang kamu harus mengetahui beberapa taktik menipulasi yang di gunakan oleh kebanyakan manipulator. Mari kita simak beberapa taktik manipulasi yang sering digunakan dalam toxic relationship, siapa tau salah satunya sedang kamu alami.

Secara psikologis, manipulasi adalah usaha mempengaruhi individu dengan mengendalikan segala keinginan dan gagasan yang ada di bawah sadar

Jenis-jenis Taktik Manipulasi

Saya akan memberikan contoh skenario dimana mungkin dalam beberapa poin kamu dapat mengenali pola yang dilakukan seseorang untuk memanipulasi orang lain.

Andi ingin melakukan A sedangkan Via sudah merencanakan untuk melakukan hal B (bisa jadi hal ini pun sangat penting bagi Via). Namun Andi ingin Via juga ikut melakukan hal A, atau justru ingin meminta Via yang melakukan hal A untuk Andi. Pada kondisi seperti ini, akan ada beberapa hal yang mungkin dilakukan Andi:

1. Melakukan atau memberikan sesuatu untuk Via sebelum memintanya melakukan A, sehingga Via merasa berkewajiban untuk mengikuti keinginan Andi. Dan apabila tidak dituruti, Andi akan terus mengungkit apa yang dia lakukan atau berikan untuk Via.

2. Membuat Via merasa bersalah apabila lebih memilih melakukan B

3. Mendorong Via ke dalam kondisi emosional yang membuat melakukan A tampak lebih tepat daripada yang sebenarnya.

4. Menekankan pada Via bahwa melakukan B akan membuat Via tampak kurang berharga dan menarik bagi sekitarnya.

Manipulasi umumnya dilakukan dengan memberikan sugesti buruk yang dapat mempengaruhi lawan bicaranya, sebisa mungkin dibalut dengan kata yang manis

5. Andi akan membuat Via meragukan penilaiannya sendiri sehingga dia akan mengandalkan saran Andi untuk memutuskan langkah selanjutnya.

6. Membuat Via merasa dirinya melakukan hal buruk dan gambarkan B sebagai pilihan yang akan menegaskan atau memperburuk perasaan ini, dan/atau menggambarkan A sebagai pilihan yang akan menyangkal perasaan tersebut.

7. Menegaskan pada Via apabila dia lebih memilih melakukan B, Andi enggan berhubungan dengannya lagi, menjadi mudah tersinggung, marah tanpa alasan, terus mengungkit hal tersebut untuk beberapa minggu, dan perilaku lain yang umumnya tidak menyenangkan

8. Memfokuskan perhatian Via pada beberapa aspek dalam melakukan hal B yang ditakuti Via. Selanjutnya Andi akan membuat Via lebih takut lagi,  untuk membuatnya berubah pikiran tentang melakukan hal tersebut.

Catatan: Apabila hal A adalah hal yang tidak melanggar norma,  sesuai moral, tidak didasarkan pada ego dan kepentingan pribadi, dan/atau

Hal B adalah hal yang bersifat mencelakai diri atau merugikan seseorang, maka poin-poin di atas menjadi tidak valid


Coba kamu baca baik-baik dan refleksikan lagi pada diri sendiri! Apakah salah satu hal diatas pernah terjadi atau bahkan mungkin sedang kamu alami? Jika kamu merasa pernah mengalami salah satu pola diatas, baiknya kamu tidak menerima perilaku tersebut, sekecil apapun bentuknya. Lebih baik didiskusikan apabila pasangan membuatmu tidak nyaman dengan melakukan hal-hal diatas tadi.

Tidak salah apabila kamu mengalami hal-hal diatas dan mengutarakan ketidaksetujuanmu atas perilaku tersebut, bahkan memutuskan hubungan apabila yang pasanganmu lakukan sudah di luar batas wajar. Hal ini dikarenakan, seseorang cenderung akan meneruskan perilaku buruknya apabila lingkungan sekitarnya mampu mentoleransi. Kamu lebih baik sendirian dibandingkan bersama dengan seseorang yang kecerdasan emosionalnya kurang baik hingga menggunakan manipulasi untuk memenuhi keinginannya.

Menjalani hidup single tidak menyedihkan kok, kamu bisa mengenali diri dan potensimu lebih baik lagi

Setelah membaca artikel diatas, sekarang kamu sudah kenal kan dengan tahapan manipulasi serta pola-pola yang sering terjadi? Yuk hindari manipulasi dalam hubungan agar hubunganmu dengan pasangan menjadi hubungan yang sehat!



This post first appeared on Digstraksi, please read the originial post: here

Share the post

Pola Manipulasi dalam Toxic Relationship

×

Subscribe to Digstraksi

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×