Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Mirip Zombie, 10 Parasit ini Bisa Ngendaliin Inangnya

Parasit adalah organisme yang mengambil manfaat dari organisme lain atau biasa disebut Inangnya tanpa memberi bantuan atau merugikan inangnya tersebut dan terkadang membunuh. Umumnya, Parasit akan hidup di tubuh inangnya sampai parasit menyelesaikan siklus hidupnya.

Tetapi, ada beberapa parasit yang mengembangkan kekuatannya untuk mengendalikan tubuh bahkan pikiran inangnya untuk bertindak dan meningkatkan penularannya ke inang definitif atau inang primer.

Berikut 10 parasit yang dapat mengendalikan inangnya untuk keuntunggannya sendiri.

1. Ampulex Compressa atau tawon permata


Tawon zambrud atau Tawon permata merupakan tawon dari genus Ampulex. Genus ini dikenal karena prilaku reproduksinya yang unik, yaitu menggunakan kecoak sebagai inang untuk larvanya

Pertama, tawon permata betina melumpuhkan kaki depan kecoak dengan sengatan yang beracun. Setelah itu, tawon akan menyengat untuk kedua kalinya di bagian sistem saraf pusat yang terhubung ke otak. Racun pada tawon tersebut memblokir reseptor untuk octopamine, neurotransmitter yang mengontrol perilaku dan proses metabolisme kecoak.

Dengan reseptor yang diblokir, saraf kecoak tidak dapat menerima sinyal dari otak untuk bergerak. Dengan begitu, kecoak tidak dapat mengendalikan diri layaknya zombie dengan daging segar — karena metabolisme kecoak juga ikut melambat sehingga kecoak dapat hidup selama seminggu penuh atau lebih tanpa makan dan masih penuh nutrisi untuk larva tawon nantinya.

2. Opiocordyceps unilateralis atau jamur semut


Jamur semut ini dapat mengambil alih sistem saraf dan otak semut sehingga semut menjadi tidak terkendali seperti zombie. Semut yang terinfeksi akan dipaksa untuk turun ke tempat yang lembab dimana itu akan mendukung pertumbuhan jamur semut.

Jamur akan memakan isi perut semut hingga semut itu mati. Beberapa jam setelah mati, jamur tumbuh dari leher semut. Jamur tersebut terus tumbuh hingga ujung jamur tersebut pecah untuk menyebarkan spora dan menginfeksi semut lain.

3. Paragordius tricuspidatus atau cacing gordian

Cacing yang biasa dikenal sebagai cacing goardian atau cacing bulu kuda ini biasanya hidup dan bertelur di tempat yang lembab atau berair dimana daerah tersebut tempat inangnya berada. Serangga yang sering digunakan sebagai inangnya cacing ini biasanya belalang, kecoak, kumbang, dll. Tapi untungnya, cacing ini tidak berbahaya bagi manusia.

Telur cacing menetas setelah satu bulan menjadi larva. Larva ini bisa masuk ke dalam tubuh serangga ketika larva tersebut tidak sengaja tertelan oleh serangga saat minum. Ia terus berada di dalam tubuh inangnya sampai tumbuh dewasa. Cacing ini menyerap nutrisi yang dibutuhkannya melalui permukaan tubuhnya.

Setelah tumbuh dewasa, saat cacing siap untuk bereproduksi, cacing tersebut akan menghasilkan protein yang dapat mengacaukan navigasi inangnya untuk melompat ke air. Sehingga cacing dapat keluar dari tubuh inangnya untuk kawin.

4. Hymenoepimecis argyraphaga

Hymenoepimecis argyraphaga merupakan tawon parasit yang berasal dari Kosta Rika yang inangnya adalah laba-laba Plesiometa argyra. Setelah kawin, tawon betina akan mencari dan melumpuhkan inangnya untuk telurnya. Setelah inangnya berhasil dilumpuhkan, tawon akan merekatkan telur ke perut laba-laba.

Setelah beberapa hari, larva menetas. Ketika larva siap untuk menjadi kepompong, larva akan menyuntikkan bahan kimia ke dalam laba-laba yang membuatnya membangun jaring baru yang berbeda dari yang sebelumnya dibuatnya (gambar diatas). Jaring tersebut dibuat untuk menopang kepompong yang akan dibuat oleh larva tawon. Setelah kepompong dibuat, larva akan membunuh inangnya.

5. Euhaplorchis californiensis

Euhaplorchis californiensis adalah parasit yang ditularkan melalui rantai makanan yang ada di California Selatan. Dalam menyelesaikan siklus hidupnya, parasit ini hidup dalam 3 inang: keong tanduk (Cerithidae californica), ikan killifish (Fundulus parvipinnis), dan burung air.

Hidup parasit E. californiensis dimulai dari kotoran burung air. Selanjutnya keong tanduk memakan kotoran tersebut. Parasit hidup di siput sampai ia menjadi larva yang kemudian mencari inang berikutnya, ikan killifish.

Begitu parasit menemukan ikan killifish, ia akan menempel pada insang dan otak ikan. Disinilah kekuatan parasit untuk memodifikasi perilaku inangnya dimulai. Ikan killifish yang terinfeksi menjadi lebih sering muncul ke permukaan dibandingkan ikan yang tidak terinfeksi sehingga ikan lebih mumgkin untuk ditangkap dan dimakan oleh burung air.

Setelah ikan dikonsumsi, parasit akan hidup dan bertelur di usus burung kemudian dikeluarkan bersama kotoran dan memulai siklus hidupnya kembali.

6. Toxoplasma gondii

T. gondii adalah parasit yang dapat dengan mudah ditemukan di seluruh dunia khususnya di negara-negara maju. Inang utama dari parasit ini adalah kucing melalui perantara hewan pengerat seperti tikus.

Siklus hidup T. gondii dimulai ketika tikus memakan kotoran kucing yang terinfeksi. Parasit mengubah kadar kimiawi di otak tikus yang membuatnya kurang hati-hati disekitar kucing dan tidak akan mencoba untuk melarikan diri jika kucing memangasanya. Bahkan terkadang tikus menjadi tertarik untuk dekat-dekatan dengan kucing.

Itu membuat tikus menjadi mangsa yang mudah. Kucing akan memakan tikus tersebut dan terinfeksi. Setelah terinfeksi, parasit T. gondii dapat bereproduksi di inangnya tersebut.

parasit T. gondii dapat menyebabkan penyakit toksoplasmosis. Meskipun sel imun pada orang yang sehat dapat mengendalikan infeksi parasit ini, tetapi dapat berakibat fatal bagi wanita hamil dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Itulah alasan mengapa wanita hamil sebaiknya tidak membersihkan kotoran kucing.

7. Dicrocoelium dendriticum

Dicrocoelium dendriticum adalah parasit sejenis cacing pipih yang biasanya hidup pada sapi atau mamalia merumput lainnya. Kehidupan parasit ini dimulai dari telur parasit yang dikeluarkan bersama kotoran, yang kemudian dimakan oleh siput.

Setelah telur menetas didalam siput, siput akan membuat bola lendir disekitar parasit dan dikeluarkan dengan cara dibatukkan. Bola lendir tersebut kemudian dimakan oleh semut. Saat mulai menjelang malam, semut yang terinfeksi akan menjauh dari anggota koloni lainnya dan naik ke atas rumput. Lalu, semut menancapkan rahangnya hingga pagi.

Setelah itu semut akan kembali menjalankan kehidupan normalnya dengan koloni lainnya. parasit tidak bisa bergantung terus-terusan di atas rumput pada siang hari karena jika terkena panas matahari langsung, parasit akan mati bersama dengan inangnya. Jadi, parasit harus menunggu malam demi malam sampai hewan yang merumput datang dan memakan semut yang terinfeksi tersebut untuk melanjutkan siklus hidupnya.

8. Glyptapanteles sp.

Glyptapanteles adalah genus dari tawon parasit yang dapat ditemukan di Amerika Tengah dan Utara dan Selandia Baru. Parasit ini menggunakan ulat sebagai inangnya dan juga menjadikannya sebagai penjaga bagi anak-anaknya. Tawon betina dewasa akan menusukkan ovipositornya ke badan ulat untuk memasukkan telur-telurnya.

Setelah telur menetas, larva tawon akan mengonsumsi cairan tubuh inangnya sampai larva sudah cukup dewasa untuk keluar dari tubuh ulat dan menjadi kepompong. Saat keluar dari tubuh inangnya, larva akan mengeluarkan bahan kimia untuk melumpuhkan ulat.

Ulat yang terluka tersebut akan melengkungkan tubuhnya dan berhenti makan atau bergerak. Selain itu, ulat juga akan melindungi kepompong dengan sutra yang dibuatnya. Sesaat setelah tawon tumbuh dewasa, ulat tersebut mati karena kelaparan. Para peneliti berteori bahwa larva tawon ini memanipulasi inangnya untuk menjaganya dari predator.

9. Leucochloridium paradoxum

Leucochloridium paradoxum atau ada juga yang menyebutnya sebagai “siput zombie disko” adalah parasit yang menggunakan 2 inang untuk menyelesaikan siklus hidupnya, yaitu siput darat sebagai inang perantara dan burung sebagai inang definitif.

Siklus hidupnya dimulai ketika siput memakan kotoran burung yang berisi telur parasit. Parasit tersebut dengan cepat berkembang biak dan membentuk tabung panjang yang menyerupai ulat, berdenyut, dan berwarna-warni.

Parasit mengambil alih pikiran siput untuk menarik perhatian burung. Faktanya, siput yang terinfeksi lebih banyak bergerak di tempat yang terang dibandingkan siput yang tidak terinfeksi.

10. Heterorhabditis bakteriophora

Heterorhabditis bakteriofora adalah spesies nematoda entomopatogen atau nematoda yang menyebabkan kematian pada serangga karena nematoda ini bersimbiosis dengan bakteri untuk membunuh hama. Itulah sebabnya mengapa nematoda ini dianggap sebagai nematoda yang menguntungkan karena dapat mengendalikan hama perusak tanaman.

Berbeda dari parasit-parasit sebelumnya yang memanipulasi inangnya untuk meningkatkan penularannya ke inang definitif, nematoda ini justru memanipulasi inangnya untuk menghindari predator dengan cara mengubah warna tubuh inangnya menjadi lebih cerah. Nematoda ini akan mati jika inangnya dimakan.

Itulah 10 Parasit yang dapat mengontrol inangnya. Cukup menyeramkan, bukan? Dengan adanya parasit-parasit diatas, membuat saya berfikir dan bertanya-tanya, seberapa banyak aktifitas dan ucapan kita sehari-hari yang sebenarnya adalah parasit yang sedang mengendalikan otak kita secara tidak sadar. Hmm….



This post first appeared on Digstraksi, please read the originial post: here

Share the post

Mirip Zombie, 10 Parasit ini Bisa Ngendaliin Inangnya

×

Subscribe to Digstraksi

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×