Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

17 Hewan Yang Dijadikan Sebagai Pasukan Perang

Manusia sudah sejak zaman dulu menggunakan hewan untuk membantunya berperang. Hewan yang Digunakan dalam berperang adalah hewan yang sudah terlatih dan memiliki fungsinya masing-masing.

Tidak hanya sebaga penyerang di peperangan, hewan-hewan Tersebut juga memiliki fungsi lain seperti untuk berkomunikasi, membawa peralatan kesehatan ke tentara yang terluka, dan lain sebaginya. Beberapa hewan saat ini masih digunakan untuk keperluan militer dan kepolisian.

Penasaran hewan apa saja? inilah 17 hewan yang digunakan sebagai pasukan dalam perang

Merpati

Merpati sudah digunakan sebagai hewan pengantar pesan sejak abad ke-6 SM. Merpati memiliki kemampuan pelacak untuk mengetahui arah jalan pulang (karena kepekaannya terhadap medan magnet bumi), karena kemampuannya inilah merpati digunakan sebagai hewan pengantar pesan bahkan dari jarak 2.900 km.

Puncak penggunaan merpati untuk mengirim pesan adalah pada perang dunia l, ratusan ribu merpati diterbangkan, saat itu penggunaan radio masih belum secara luas.

Salah satu merpati yang terkenal pada masa perang bernama Cher Ami. Merpati ini mendapat “Croix de Guerre” dari Prancis karena mengirimkan 12 pesan di wilayah utara Prancis. Cher Ami mengantarkan pesan terakhir meskipun ia terkena tembakan dari pasukan jerman dan menderita luka yang serius.

Gajah

Gajah sudah lama digunakan dalam peperangan, dengan badan yang besar ditambah baju berlapis baja dan ujung belalai yang diberi besi runcing, gajah mampu menghancurkan formasi pasukan musuh dengan mudah.

Gajah pertama kali digunakan dalam perang pada abad ke-4 SM, berabad-abad setelah gajah liar pertama kali mulai dijinakkan pada abad ke-4500 SM.

Semenjak meriam dan senjata massal lainnya digunakan dalam perang, gajah yang memiliki sifat mudah panik terbukti tidak cocok digunakan untuk berperang karena gajah akan menyerang siapa saja tidak peduli kawan atau lawan saat panik.

Beruang

Pernah dengar ada beruang berpangkat kopral yang membantu tentara Polandia mengangkat amunisi yang berat dan menjadi maskot di Polandia?

Beruang tersebut bernama Wojtek

Wojtek lahir pada tahun 1942 di Hamadan, Iran. Pada 8 April 1942, tentara Polandia bertemu seorang anak kecil yang menemukan seekor anak beruang yang induk dari anak beruang tersebut mati ditembak pemburu. Akhirnya Letnan Anatol Tarnowiecki membeli anak beruang tersebut dan membawanya ke kamp pengungsian. Beruang tersebut diberi nama Wojtek oleh tentara.

Wojtek awalnya diberi susu kental dari botol vodka tua karena ia mengalami masalah menelan. ia kemudian diberi buah, selai, madu, sirup, dan minuman favoritnya yaitu bir. Bahkan Wojtek bisa meniru aktivitas tentara Polandia seperti merokok (atau makan rokok), minum kopi di pagi hari bahkan baris-berbaris.

Wojtek membantu tentara untuk membawa peti artileri dan amunisi seberat 45 kg, ia tidak pernah menjatuhkan peti tersebut. Wojtek meniru para tentara saat tentara mengangkat peti dan ia menirunya.

Setelah perang dunia ke-2 usai, Wojtek dibawa ke kebun binatang Edinburgh di Skotlandia dan mati pada tanggal 2 Desember 1963 di kebun binatang tersebut.

Kuda

Kuda merupakan salah satu hewan yang paling sering digunakan pada peperangan dan memainkan peran besar dalam sejarah peperangan. Setiap perang pada zaman dulu pasti menggunakan pasukan kavaleri atau pasukan berkuda.

Penggunaan kuda sebagai tunggangan perang terjadi sekitar 800 SM. Perang tersebut bernama perang Troya. Setelah tank dan senapan mesin digunakan secara menyeluruh, kuda tidak lagi digunakan dalam perang.

Anjing

Anjing merupakan hewan terdekat manusia selain kutu rambut. Anjing sudah lama digunakan sebagai pengintai dan penjaga pertahanan dalam perang. Anjing sudah digunakan sebagai pasukan perang sejak 600 SM untuk membunuh para penjajah.

Bahkan pada perang dunia ke-1, anjing dijadikan sebagai pasukan anti tank, dimana ditubuh anjing dipasang bom dan tuas, saat anjing tersebut masuk ke dalam lubang tank, tuas tadi otomatis ketarik dan bom meledakkan isi-isi di dalam tank.

Selain sebagai penyerang dan pengebom, anjing memiliki tugas lainnya seperti pengantar surat, pengantar amunisi, pelacak, dan sebagai penjaga manusia. Saat ini anjing masih digunakan untuk keperluan militer atau saat melakukan evakuasi.

Unta

Unta memiliki kemampuan untuk melakukan perjalanan panjang dalam kondisi dan medan yang sulit dan hampir tanpa air. Karena itu unta sangat berguna sebagai tungangan terlebih di daerah gurun dan pegunungan.

Unta pertama kali digunakan dalam perang pada 853 SM, disaat raja Arab Gindibu meletakkan 1.000 pasukan unta untuk melawan Asyur di pertempuran Qarqar, di tempat yang saat ini bernama Suriah.

Unta-unta yang digunakan dalam perang akan diberi zirah baja, sama seperti pasukan kavaleri berkuda.

Lumba-lumba

Pada tahun 1960-an, Angkatan Laut AS melatih lumba-lumba hidung botol untuk melakukan patroli di laut. Karena kemampuan ekolokasinya, lumba-lumba dapat mengetahui objek yang tidak terlihat di laut. Lumba-lumba Angkatan Laut AS dilatih untuk mencari ancaman seperti ranjau laut, membantu orang yang berada dalam kesulitan di laut (tenggelam), dan menemukan perenang musuh.

Hal ini terbukti efektif saat perang Teluk Persia dan perang Irak, ketika lumba-lumba tersebut membantu menemukan ranjau laut yang ada di Umm Qasr di Irak selatan.

Nyamuk

Saat perang dunia ke-2 hampir usai, Jerman membuat banjir di rawa Pontine di selatan Roma, Italia untuk menciptakan rawa yang dipenuhi nyamuk malaria yang akan memperlambat gerak sekutu. Rawa tersebut akhirnya dikeringkan pada 1920-an sampai 1930-an karena ada proyek pembangunan besar.

Tidak lama setelah itu, rawa tadi mulai berisi air payau yang membuat spesies nyamuk malaria kembali lagi serta menyebabkan kerusakan jangka panjang pada pertanian di wilayah tersebut.

Selama berbulan-bulan, Jerman dan Sekutunya bertempur di rawa Pontine saat air dan lumpur semakin dalam dan wabah malaria yang menyerang dan merugikan tentara di kedua kubu. Setelah perang, rawa Pontine dikeringkan lagi dan wilayah tersebut bebas dari wabah malaria sejak 1950-an.

Lebah

Pada zaman Yunani dan Romawi kuno, lebah sudah digunakan untuk senjata kecil di perang. Lebah pertama kali digunakan saat Romawi menggali terowongan di bawah tembok Yunani untuk menyerangnya pada 72 SM. Lalu penduduk kota Themiscyra, kota Yunani yang terkenal dengan produksi madunya, mengirim kawanan lebah ke terowongan yang sudah digali oleh pasukan Romawi.

Tidak sampai disitu, pada 69 SM, pasukan Yunani menipu tentara Romawi dengan meninggalkan sarang lebah yang beracun di rute perjalanannya. Para ahli kimia sekarang menduga racun yang digunakan itu merupakan Grayanotoksin (racun yang dapat terbentuk dari madu. Grayanotoksin tidak mematikan namun racun tersebut sangat menyakitkan dan memabukkan) yang membuat pasukan Yunani dapat dengan mudah menyerang tentara Romawi yang mabuk.

Saat perang Vietnam pada 1960-an sampai 1970-an, juga menggunakan lebah madu raksasa Asia, Apis dorsata, yang dipakai oleh pejuang Vietnam bernama Viet Chong dan meletakkannya di jalur yang digunakan oleh patroli musuh. Seorang pejuang akan menunggu pasukan patroli musuh mendekat dan menyalakan api untuk mengganggu lebah dan menyerang musuh.

Kalelawar

Selama perang dunia ke-2, militer AS mengembangkan senjata eksperimental aneh yaitu bom kalelawar. Bom kalelawar tersebut dirancang untuk membuat kebakaran di kota-kota di Jepang sebagai balasan atas serangan jepang di Pearl Harbour.

Rencananya, kalelawar tersebut dilepas dari pesawat di atas Jepang, lalu kalelawar tersebut akan mencari tempat bertengger di rumah-rumah kayu atau bangunan lainnya di jepang dan mereka akan menyalakan pembakar kecil yang dipasang di setiap tubuh kalelawar.

Untuk mengembangkan senjata tersebut, militer AS menghabiskan lebih dari $2 juta untuk membuatnya. Lebih dari 6.000 kalelawar digunakan dalam uji coba senjata ini. Namun pada akhirnya rencana ini dibatalkan.

Kalajengking

Tentara Romawi menghadapi musuh yang jauh lebih buruk dari lebah. Saat tentara Romawi menyerang orang-orang Atrenia di kota Hatra, Mosul, Irak pada 198 SM. Orang-orang athenia mengisi pot tanah liat dengan lusinan kalajengking dan melemparkannya ke atas pasukan Romawi. Kalajengking tersebut jatuh ke mata atau semua bagian tubuh yang tidak terlindungi zirah pasukan Romawi.

Pada akhirnya, pasukan Romawi harus menyerah dari penyerangannya tersebut.

Ada sebuah metode yang digunakan oleh orang-orang Athrenia untuk mengambil kalajengking berbahaya dan tidak menyerangnya, yaitu kemungkinan mereka meludahi ekor kalajengking yang membuat kalajenking tidak bereaksi dan memungkinkan orang-orang Athrenia untuk mengambilnya.

Keledai

Keledai memiliki peran yang sangat penting dalam peperangan. Keledai digunakan untuk mengangkut sebagian besar persedian makanan, tenda, sejata, amunisi, dan persediaan lainnya. Keledai lebih di pilih untuk mengangkut barang-barang berat dibandingkan kuda karena daya tahan yang dimiliki keledai lebih besar dan memiliki sifat tidak ragu untuk melewati tempat-tempat dengan medan yang ditakuti oleh kuda seperti pegunungan.

Hingga saat ini, keledai masih digunakan untuk membawa pasokan ke pos-pos yang tidak bisa dilalui oleh kuda, seperti Afghanistan melatih keledainya untuk membawa beban hingga 70 kg dan berjalan lebih dari 20 km.

Singa Laut

Angkatan laut AS juga melatih singa laut untuk mencari objek atau ranjau di bawah air dan mencari penyelam musuh. Singa laut tersebut dipasangi kaki khusus yang berguna untuk menarik penyelam musuh yang tertangkap ke permukaan.

Singa laut tersebut juga dilengkapi dengan kamera yang dapat menberikan rekaman video bawah air secara langsung dan dipantau oleh 2 orang.

Tikus

Tikus merupakan salah satu hewan yang palimg dihindari oleh militer dunia karena tikus menghancurkan perbekalan, menyebarkan penyakit bahkan memakan mayat yang belum sempat dikuburkan. Pada perang dunia ke-1 contohnya, tikus sangat mengganggu tentara tapi komandan harus membuat aturan untuk tidak menembaki tikus-tikus tersebut karena dikhawatirkan persediaan amunisi menipis.

Selain itu, pada tahun 1941, Inggris memasukkan bahan peledak ke dalam bangkai tikus, tapi usaha tersebut berhasil di gagalkan oleh Jerman.

Sekarang, tikus-tikus tersebut menyelamatkan banyak orang. Mereka dilatih untuk mencari ranjau darat sisa-sisa perang yang membunuh ratusan orang setiap tahunnya. Karena kemampuan penciumannya membuat tikus memungkinkan untuk mendeteksi keberadaan ranjau darat tersebut.

Babi

Babi disebutkan dalam teks kuno sebagai salah satu senjata paling efektif untuk melawan pasukan gajah karena gajah takut pada pekikan dan serangan babi. Orang-orang Romawi memanfaatkan itu dalam peperangan melawan musuh yang menerjunkan pasukan gajah.

Pada 266 SM, babi-babi tersebut bahkan disiram dengan bahan yang mudah terbakar, lalu membakarnya dan membawa babi-babi itu ke arah pasukan gajah. Gajah-gajah tersebut lari dan panik, mereka bahkan menginjak-injak pasukan mereka sendiri sampai mati.

Kucing

Pada tahun 1960-an, CIA (Central Intelligence Agency) membuat sebuah proyek mata-mata menggunakan kucing untuk memata-matai kedutaan Soviet. Kucing yang digunakan dalam proyek ini memiliki mikrofon yang ditananamkan di saluran telinga dan pemancar radio di tengkoraknya.

Kucing-kucing tersebut susah untuk dikendalikan bahkan ada yang melarikan diri lalu ditabrak oleh taksi dan mati seketika. Akhirnya, CIA membatalkan proyek tersebut yang telah menghabiskan biaya sekitar $20 juta.

Hewan-hewan astronot

Makhluk hidup bumi yang pertama ke luar angkasa bukanlah manusia melainkan hewan. Berbeda dengan hewan-hewan di atas yang berperang dengan melibatkan serangan militer, hewan-hewan astronot ini diikut sertakan dalam perang dingin antara AS dan Uni Soviet dari 1940-an hingga 1990-an.

Hewan yang pertama kali ke luar angkasa adalah lalat buah pada tanggal 20 Februari 1947 yang diluncurkan oleh AS. Selain itu, banyak lagi hewan-hewan yang diterbangkan oleh kedua kubu dalam perang dingin tersebut seperti monyet, simpanse, tikus, marmut, kucing, anjing, kelinci dan lain-lain.

Hewan-hewan tersebut memiliki peran yang sangat besar pada teknologi antariksa sebelum manusia pertama menginjakkan kaki di bulan.

Nah, itulah 17 hewan yang dijadikan sebagai pasukan perang. Hewan-hewan tersebut memiliki peran yang sangat besar bagi kehidupan manusia baik itu dalam sejarah maupun bidang ilmu pengetahuan, bagaimana menurutmu?



This post first appeared on Digstraksi, please read the originial post: here

Share the post

17 Hewan Yang Dijadikan Sebagai Pasukan Perang

×

Subscribe to Digstraksi

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×