Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

6 Pemain Kunci Di Balik Kesuksesan Liverpool Menjadi Juara EPL 2019-2020

Tags: pemain dari salah

Nyaris gagal mempersembahkan gelar untuk para fansnya, Liverpool FC pada akhirnya dinobatkan sebagai juara Liga Primer Inggris musim 2019-2020. Ada banyak drama yang terjadi, mulai Dari ancaman perang dunia ketiga hingga kompetisi yang ditunda gara-gara pandemi Corona.

Drama pertama dimulai ketika si anak hilang Philippe Coutinho dikabarkan akan balik kucing ke Merseyside akibat gagal bersinar di Barcelona. Perlawanan luar biasa ditunjukkan fans si bangau di seluruh dunia. Publik pecinta The Anfield Gank sudah terlanjur dendam kesumat pada gelandang Brazil ini yang kabur di kala sedang sayang-sayangnya.

Setelah itu, muncul lagi skenario aneh, yakni memecah trio FIRMANSAH yang terdiri dari Firminho, Mane dan Salah. Ketiganya adalah ujung tombak mengerikan. Pergerakannya liar, instingnya buas dan aksinya selalu bikin keki lawan.

Namun handal di lapangan tak terbukti bisa bebas dari kejahilan para pengamat. Ada yang mendorong agar Salah dijual saja mengingat tingkat egoisnya yang sudah diluar batas. Ada lagi yang menginginkan Mane dilego ke Real mumpung harganya sedang melambung tinggi. Namun sepanjang musim 2019-2020, ketiga Pemain depan itu tetap jadi andalan.

Berbicara tentang pemain, lantas siapa saja yang bisa dilabeli sebagai tokoh kunci bagi keberhasilan Liverpool menjadi juara Liga Inggris 2019-2020? Tentu jawabannya akan bervariasi. Semua pemain memiliki perannya masing-masing. Walau begitu, tak ada salahnya untuk membuat daftar berisi 6 pemain yang menjadi penentu kesuksesan Liverpool musim ini.

Firminho

Roberto Firminho Barbosa De Oliveira, itulah nama lengkapnya. Pemain paling disayang oleh fans Liverpool itu jauh dari namanya gosip apalagi skandal. Ia bahkan dikenal alim serta cukup aktif dalam kegiatan gereja. Sesuatu yang sangat langka untuk pemain bola sukses kaya raya jaman sekarang.

Walau jumlah koleksi gol yang dimilikinya masih kalah dibanding Mane dan Salah, tetapi ketulusannya dalam bermain adalah modal yang tiada taranya. Ia sering menjadi tumbal untuk memancing pergerakan benteng pertahanan lawan. Aksi individunya yang sulit diprediksi digunakannya untuk menciptakan assist bagi para pemain Liverpool lainnya agar biasa mencetak gol.

Lahir di Brazil pada 2 Oktober 1991, Firminho hadir lebih dahulu di Anfield ketimbang Muhammad Salah ataupun Sadio Mane. Ia membela The Reds sejak musim 2015 dan sempat merasakan titik nadir dari klub kebanggaan kota pelabuhan yang sibuk itu.

Di tahun 2018-2019, Firminho sukses membukukan 15 gol dan 7 umpan. Akankah tahun ini koleksi golnya akan bertambah seiring digdayanya LFC di mata musuh-musuhnya sesama peserta Liga Inggris? Bisa jadi. Namun seberapapun gol yang dicetaknya, Firminho akan selalu dikenang sebagai salah satu kunci utama hadirnya titel juara EPL yang sudah dinanti-nanti selama 30 tahun.

Salah

Hadir di Anfield sejak 2017, Salah tak ubahnya seperti seorang yang terlahir kembali. Sempat menjadi ampas di Chelsea dan menemui tantangan hebat di AS Roma, pemain brewokan yang memiliki kedua kaki sama kuat ini menjadi monster paling menakutkan hingga hari ini.

Pada musim pertamanya, King Salah berhasil menceplokan 32 gol di EPL. Setahun kemudian, jumlah golnya menurun menjadi 22 biji. Di musim ini, bisa jadi golnya semakin menurun. Tetapi jangan lupa, Corona sempat membuat liga terhenti total.

Mane

Sadio Mane merupakan salah satu dari Trio Firmansah dengan kemampuan paling misterius. Ia kadang terlihat seolah-olah seperti reinkarnasi Ronaldinho yang pandai menggocek bola dan menampilkan solo run luar biasa. Tetapi kemudian ia bisa tampil seperti Filippo Inzaghi yang super oportunis dan mampu membaca celah untuk kemudian hanya memberi sedikit sentuhan namun mematikan.

Sama seperti VVD, Mane juga merupakan jebolan Southampton. Sebagai striker dirinya sangat mengandalkan kecepatan dan insting. Tampil dengan penuh semangat dan daya juang yang selalu mengagumkan, Mane adalah salah satu alasan kuat bagaimana LFC bisa benar-benar begitu mengerikan musim ini.

Virgil Van Dijk

Jadi ini kondisi Liverpool : naik turun seperti ombak di pantai Kuta. Bahkan lebih dari itu, barisan belakangnya terlampau jenaka. Di era Rafa Benitez, The Reds punya soliditas yang luar biasa. Materi pemain diisi para jagoan tangguh yang sudah matang semacam Reina, Carra, Smicer, Baros, Cisse, hingga tentu saja duet Alonso dan Gerrard.

Di era Roy Hodgson, lini depan LFC sangat mengerikan dengan hadirnya Torres. Tetapi lini belakang hancur lebur. Hal yang sama juga terjadi pada saat King Kenny berkuasa. Dalgish malah menjual Torres. Untung ada Suarez.

Era Rodgers adalah puncak-puncaknya sport jantung bagi Liverpudlian seluruh alam semesta. Setelah gagal juara karena Gerrard terpeleset, LFC malah ditinggal Suarez yang minggal ke Barcelona. Alhasil kepanikan terjadi. Para pemain berlabel mahal tapi miskin kontribusi dihadirkan. Salah satu yang paling bikin geleng-geleng adalah pembelian si anak bengal, Mario Baloteli.

Awal hadirnya Klopp juga demikian. Namun si profesor Jerman segera tahu masalahnya. LFC tangguh di depan tapi melompong di belakang. VVD didatangkan dari Southampton dengan harga selangit. Meski demikian tak ada yang menyesal. Si raksasa Belanda mampu menjaga area pertahanan tim bangau dengan luar biasa.

Alisson Becker

LFC tim yang unik. Sebelum kedatangan Alisson, si merah suka membeli kiper yang punya hobi mengerikan : gemar blunder. Mulai dari Dudek, Reina, Mignolet dan yang paling parah Karius.

Tahu bahwa juara hanyalah mimpi belaka, Klopp bikin revolusi. Ia hadirkan VVD di barisan belakang. Tidak hanya itu, akhirnya pelatih ekspresif itu juga mengontrak Alisson.

Kontribusi Becker sungguh besar. Di tangannya, bola makin jarang masuk jala LFC. Sampai hari Jordan Henderson mengangkat piala yang dinanti-nantikan, si Brazil berhasil menorehkan 34 clean sheet dari 66 appearances. Sungguh data yang mempesona!

Jordan Henderson

Sungguh kualat dan layak dikutuk jika seorang fans Liverpool tidak mengenal yang namanya Steven Gerrard. Salah satu gelandang tengah terbaik yang pernah dilahirkan tersebut adalah legenda hidup sekaligus gambaran tragedi paling memilukan dalam kisah LFC menapaki aral terjal Liga Inggris.

Namun kenyataannya pemilik tendangan geledek super penghancur jala musuh itu bukanlah sosok yang menjadi pemegang ban kapten kala Liverpool meraih titel juara EPL yang diidam-idamkan selama 30 tahun.

Justru LFC meraih 1 gelap Liga Champions dan 1 titel EPL di bawah komando seorang pemain super underrated yang sering dilecehkan, dihina serta direndahkan oleh banyak kalangan. Dialah Jordan Henderson.

Jelas tidak perlu membandingkan secara head to head antara Hendo dan Stevie G. Keduanya memiliki keunikan masing-masing. Hendo benar-benar sosok penyeimbang yang selalu punya kejutan. Aksinya benar-benar tak terbaca. Terlebih ketika on-fire, umpan-umpannya adalah awal mula petaka bagi kiper yang menjaga gawang tim lawan.

Selain umpan manis, gerakan coming from behind yang mengejutkan dari Henderson juga beberapa kali membuahkan gol. Selain tentu saja percobaan tendangan keras dari jarak jauh yang juga menjadi ciri khas para gelandang Eropa.



This post first appeared on Digstraksi, please read the originial post: here

Share the post

6 Pemain Kunci Di Balik Kesuksesan Liverpool Menjadi Juara EPL 2019-2020

×

Subscribe to Digstraksi

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×