Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Soyuz, Cara Uni Soviet Memperkenalkan Ruang Angkasa kepada Umat Manusia

Dua negara yang dianggap sebagai dewa-nya teknologi adalah Amerika Serikat dan Uni Soviet.  Dua rakasasa itu mewakili kutub ideologi yang berbeda. Amerika Serikat mengusung liberalisme dan kapitalisme, sedang Uni Soviet percaya pada sosialisme dan komunisme.

Meski pada akhirnya Uni Soviet sudah almarhum dan terpecah berkeping-keping jadi belasan negara, faktanya teknologi yang pernah diciptakan negerinya Vladimir Lenin itu tak lekang oleh waktu.

Salah satu yang masih memberi manfaat hingga detik ini adalah wahana luar angkasa bernama Soyuz.

Dilansir dari situs Rusia Beyond Indonesia, Soyuz merupakan cara orang Uni Soviet dan kini Rusia, pergi ke luar angkasa selama 60 tahun.

Hadir sejak 1962, Soyuz menjadi wahana transportasi utama bagi negeri beruang merah itu mengirim kosmonot dan astronot ke ISS atau stasiun ruang angkasa internasional.

Tentu ini hal yang sangat membanggakan bagaimana ternyata negara yang sering dicaci tersebut ternyata memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Lahir dari R7

Siapa menyangka ternyata Soyuz berawal dari misl balistik antar benua yang bernama R7 hasil karya Sergei Korolev. Misil itu mampu membawa hulu ledak nuklir yang tentu saja bikin ketar-ketir musuh. Uni Soviet sendiri memang serius mengembangkan bom nuklir, sama seperti Amerika Serikat.

R7 kemudian dinonaktifkan, namun dialihakan menjadi Soyuz yang mampu membawa manusia menembus orbit bumi.

Taksi Luar Angkasa

Masih dari situs Russia Beyond Indonesia, Soyuz sejatinya merupakan taksi luar angkasa. Ia diluncurkan dari bumi ke ISS untuk membawa angkasawan dan bahan persedian, lalu pulang lagi kembali ke bumi.

Dalam satu kali perjalanan, Soyuz mampu membawa hingga 3 kosmonot. Sungguh sebuah teknologi yang mengagumkan dari Soviet.

Federatsiya dan Orel

Walau sudah puluhan tahun, nyatanya Soyuz masih sangat bisa diandalkan. Itu sebabnya hingga saat ini wahana tersebut masih dipakai.

Rekor Soyuz juga tidak main-main, yakni 149 kali penerbangan dan hanya 2 di antaranya yang gagal. Roscosmos (Badan Luar Angkasa Republik Federasi Rusia / setara dengan NASA di Amerika Serikat) sangat bangga dengan Soyuz. Walau begitu mereka juga sedang mengembangkan wahana baru yang akan mendampingi Soyuz, yakni Federatsiya dan Orel yang dalam bahasa Indonesia berarti Federasi dan Elang.

Perang Gengsi 

Selama perang ambisi dan gengis antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, Soyuz menunjukkan kehebatannya.

Jangan lupa bahwa Uni Sovietlah yang pertama tercatat dalam sejarah umat manusia sebagai negara yang mula-mula berhasil mengirimkan manusia ke luar angkasa. Rekor itu dipegang oleh Yuri Gagarin, seorang pahlawan Uni Soviet.

Namun banyak yang menilai, Amerika Serika akhirnya yang keluar sebagai pemenang. Hal itu tak lain karena keberhasilan negeri Drew Barrymore tersebut mengirim tiga orang astronot sekaligus untuk pergi ke bulan dan kemudian kembali dengan selamat ke bumi.

Semangat Rusia

Apa kunci yang membuat Uni Soviet maupun Rusia bisa sebegitu hebat, menciptakan Soyuz yang canggih dan ambisius? Semua tentu saja karena keberhasilan negeri yang kini dipimpin Vladimir Putin tersebut dalam mengejewantahkan impian dan kebanggaan nasional menjadi kenyataan melalui strategi dan taktik yang jitu.

Persatuan, kerja keras dan semangat pantang menyerah adalah ciri bangsa Soviet. Hal ini juga mereka warisi kepada anak cucunya, orang Rusia.

Ini juga bisa menjadi pendorong untuk Indonesia agar mulai menghentikan debat konyol dan ribut-ribut tak berujung lalu mengejar ketertinggalan dalam mengembangkan teknologi yang bermanfaat.



This post first appeared on Digstraksi, please read the originial post: here

Share the post

Soyuz, Cara Uni Soviet Memperkenalkan Ruang Angkasa kepada Umat Manusia

×

Subscribe to Digstraksi

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×