Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Gangs of New York, Film Gangster yang Sarat Nuansa Rasisme

Ingin dapat tontonan yang berkelas, menghibur sekaligus memberikan gambaran sejarah? Maka Gangs of New York bisa jadi salahs atu pilihannya.

Film yang memiliki tagline America Was Born In The Street itu telah berhasil mendapatkan perhatian banyak pihak, termasuk penikmat dan kritikus Film.

Daya tarik utama Dari Gangs of New York tentu saja deretan bintang-bintang yang gemerlapan, sekelompok artis papan atas Hoolywood. Sebut saja ada si ganteng Leonardo Di Caprio, Daniel Day-Lewis, Cameron Diaz dan Liam Neeson.

Lantas apa premis yang ingin disampaikan oleh Gangs of New York? Apakah sebuah tontonan perang antar geng karena rebutan wilayah dan romansa yang terselubung di dalamnya? Sebenarnya iya, tetapi ada satu lagi yang membuat film ini istimewa : keteganga antar ras dan etnik di Amerika pada masa lalu.

Narasi dalam film ini sebenarnya hanya berkutat pada masalah Balas Dendam dari seorang anak yang ayahnya dibunuh gembong kriminal. Namun saling silang sengkarut muncul termasuk terutama bagaimana nuansa drama hadir dalam perjalanan pelampiasan dendam tersebut.

Adalah Amsterdam Valoon (Leonardo Di Caprio), seorang bocah yang melihatnya ayahnya, Pendeta Valoon Senior (Liam Neeson) tewas dibunuh kepala gangster bernama William ‘Bill Butcher’ Cutting (Daniel Day-Lewis).

Dengan semangat ingin balas dendam, pada saat dewasa ia mengatur strategi untuk mendekati Bill Butcher yang adalah ketua kelompok yang mengaku mewakili golongan pribumi Amerika Serikat.

Bill adalah sosok yang bengis, kejam dan rasis. Ia ingin melindungi kelompoknya dari kelompok Katolik Irlandia yang baru tiba dari Eropa.

Unik memang bagaimana seorang kulit putih mengaku menjadi pribumi di tanah orang kulit merah Indian. Hal seperti ini sebenarnya bisa menjadi sebuah satire yang bagus untuk para penganut rasisme dewasa ini.

Adegan berikutnya tentu saja perjuangan Amsterdam dalam memuaskan hasrat balas dendam atas kematian ayahnya.

Sama seperti film Hoolywood lainnya, juga terdapat kisah romansa di sini. Kali ini antara Amsterdam Valoon dengan Jenny Everdeane (Cameron Diaz), seorang wanita kriminal kelas teri yang sehari-hari berprofesi sebagai pencopet.

Mampukah Amsterdam memuaskan hasrat dendamnya sekaligus membangun kisah cinta yang indah dengan Jenny Everdeane? Atauku Bill Butcher sang kepala gangster pribumi kulit putih Amerika kembali mengamankan wilayahnya, New York, dari kelompok-kelompok pendatang lain, khususnya Katolik Irlandia? Silahkan menikmati untuk bisa menemukan semua jawabannya.

Terlebih jika Anda tahu siapa dibalik film hebat ini. Ya, dia adalah Martin Scorsese, yang karya-karyanya rutin mendapat tanggapan beragam dari para pecinta film. Pria ini jugalah yang bertanggung jawab atas kesuksesan beberapa film lainnya, seperti The Last Temptation of Christ, Goodfellas, The Aviator dan The Departed.

Film ini memiliki durasi yang panjang, namun terkesan tidak membosankan. Akting menawan dari Daniel Day Lewis dan Di Caprio benar-benar layak untuk Anda saksikan.



This post first appeared on Digstraksi, please read the originial post: here

Share the post

Gangs of New York, Film Gangster yang Sarat Nuansa Rasisme

×

Subscribe to Digstraksi

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×