Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Pengalaman Liburan ke Guam Di Tengah Ancaman Bom Nuklir Korea Utara

Tags: guam udah dari


Hafa Adai! (Guam for; "How are you?")

Setelah berabad-abad ngga pernah nulis di blog ini, this so-called blogger berupaya untuk menghidupkan lagi blog berdebu ini, semoga masih ada yang baca dan semoga masih diindex sama om google, hehehe.
Udah lewat tengah tahun 2017 baru ada segelintir gini tulisan perjalanan di blog ini, padahal lumayan pergi sana sini loh. Pertengahan Agustus kemarin memanfaatkan libur Hari Kemerdekaan RI ke-72 (hei...I know this, pat to myself in the back) saya dan pak Suami pergi halan-halan juga akhirnya, kali ini kita memanfaatkan tiket yang sudah dibeli persis 1 tahun yang lalu saat sale Cebu Pacific, per orang cuma Rp 1,5 juta pp ke Manila. Nah awalnya saya have no clue, mau ngapain lagi dah ke Manila, ini udah kesejuta kalinya ke kota ini rasanya (oke, lebay mode), jadi sampe menjelang hari-hari menuju keberangkatan pun saya masih ngga punya itinerari sama sekali mau kemana aja, sampai pada suatu hari yang cerah ceria, saya iseng buka Skyscanner (bukan iklan, sumpah mati ini emang kejadiannya gitu) gegara saya stuck di suatu acara yang sungguh membosankan (silakan ditebak acara apakah itu), dan saya mulai iseng nyari dari Manila kemanakah yang sekiranya murah dan kita belum pernah pergi. Nah dari hasil pencarian, ada beberapa opsi sih, tapi yang paling bikin saya mikir "Aha!..kesini aja!!...soalnya kita udah punya visanya dan tinggal berangkat!"... dan itu adalah ke Guam!. Guam adalah salah satu koloni Amerika, oleh karenanya untuk kesana diperlukan visa Amerika, dan karena kita berdua sudah punya, jadi ngga ada masalah untuk berangkat. Dari hasil pencarian di SkyScanner itu, ada beberapa pilihan penerbangan ke Guam, tapi yang paling murah dan secara jadwal cocok dengan jadwal tiba kita di Manila adalah naik United Airlines, biaya tiketnya sekitar Rp 3,6 juta per orang pp. Not bad kan?!.
This was our flight to Guam (UA 190)
Buat yang belum tahu Guam itu ada dimana, silakan buka peta, cari Filipina dimana, lalu geser penglihatan ke arah kanan, ke arah Samudera Pasifik, Guam itu terletak setengah perjalanan menuju Hawaii, salah satu Negara Bagian di Amerika juga. Guam merupakan pulau kecil dan US Naval Base terkenal, salah satu markas besar Amerika berada di Guam ini. Sektor pariwisata sangat menunjang perekonomian karena turis dari Jepang, Korea Selatan dan Taiwan, banyak yang berwisata ke Guam ini karena banyak paket wisata cukup murah yang ditawarkan dari negara mereka untuk ke Guam.

Walaupun penduduk yang lahir di Guam ini langsung menjadi Warga Negara Amerika, namun penduduk dengan domisili asli Guam tidak diperkenankan untuk ikut serta dalam memilih Presidennya, agak aneh sih memang, dan untuk warga Amerika dari Negara bagian lain ingin berkunjung ke Guam, mereka tetap harus bawa paspor Amerikanya dan masuk melalui imigrasi juga. Hal ini sepertinya untuk keamanan pulau ini mengingat salah satu markas angkatan laut dan udara Amerika berada di pulau ini.

Terus ngapain dong kita milih liburan ke Guam?. Sejujurnya alesannya cuma karena;
1) Kita belum pernah kesitu dan harga tiketnya lumayan murah untuk ukuran "ke Amerika".
2) udah itu doang.
Hahahaha..cetek broh.

Terus udah nih, abis beli tiket pesawat ke Guam, baru deh saya browsing-browsing mau kemana, ternyata cukup banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi, sebagian besar adalah terkait dengan kisah sejarah Perang Dunia ke 2 (Pacific War), selain pantai yang sepertinya bagus (walaupun saya selalu pesimis kalau bandingin sama pantai - pantai di Indonesia sih pasti kalah jauh), plus ternyata di Guam ini banyak toko branded Factory Outlet yang mana kebanyakan adalah brand Amerika, seperti Nike, Sketcher, Adidas, Puma, Guess, Calvin Klein, Levi's, Tommy Hilfiger, yihaaa..mari buka PO Jastip (jasa titipan) barang-barang bermerek, pasti dong banyak temen-temen kita yang cukup hedon dan gila belanja...hahaha. Sebenernya saya agak males kalau dititipin barang sama temen, apalagi kalau mengingat bagasi Cebu Pacific yang kita beli cuma cukup 30 kg berdua.

Saya ngga bikin itinerari lengkap seperti biasanya, tapi saya cuma tulis daftar tujuan yang ingin saya kunjungi selama ke Guam, mengingat tidak terlalu banyak sementara kita akan disana 5 hari dan 4 malam, jadi saya sudah perkirakan kayaknya kebanyakan akan belanja aja. Hahahaha. Tapi saya tetep pesan hotel dari Jakarta namun saya sesalkan tidak pesan mobil sewaan dari Jakarta, karena ternyata mobil kecil yang murah meriah sudah banyak yang tersewa.

Sebelum berangkat, saya sempat mengirimkan email ke Kedubes Amerika menanyakan soal Visa Amerika saya yang berada di paspor lama dan saya belum berhijab saat itu, apakah saya harus lapor ulang atau tidak ke Kedubes. Alhamdulillah dibalas dalam waktu 1 hari kerja, bahwa saya cukup bawa aja paspor lama dengan Visa Amerika saya tersebut tidak diperlukan pelaporan lagi, kecuali jika saya pernah lakukan ganti nama di paspor baru saya. Plus saya tanyakan apakah sedang ada travel warning untuk warga sipil mengunjungi Guam, mengingat disana kan salah satu markas tentara dan jawabannya tidak.

Tentara pada foto-foto
Sewaktu tiba di Bandara Internasional Antonio B. Won Pat di Tamuning, Guam, saya langsung berasa, ih kecil banget nih tempat...hahaha, ngga berasa kayak ke Amerika. Udah gitu petugas bandara juga rata-rata berwajah Polynesian, mirip-mirip Asia gitu tapi badannya gede-gede, mungkin pada keturunan CHamorro, suku asli pulau Guam ini. Antrean imigrasinya juga super panjang, dan ruameee dengan turis-turis Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan China (sejujurnya saya ngga bisa terlalu bedain sih, mereka semua terlihat sama di mata saya), ada kali lebih dari 1 jam kami mengantri di imigrasi, udah gitu kita awalnya pakai ngga yakin apakah kita udah antre di jalur yang benar..kan ngga lucu udah pegel antre ternyata salah jalur.


Eniwei, saat tiba giliran kita menghadap ke petugas imigrasinya, Alhamdulillah boleh barengan berdua karena sekeluarga (caelah, berdua doang keluarga mini). Si petugasnya sepertinya agak tertarik dengan hijab saya, karena dia lihat di paspor baru saya yang udah berhijab itu saya udah beberapa kali punya visa ke negara lain dan yang ada fotonya juga saya berhijab, sementara visa Amerika saya berada di paspor lama saya yang mana saya belum berhijab juga fotonya di visa tersebut dan saya pernah masuk New York (dan masih ada foto saya tersimpan di fatabase imigrasinya dengan foto tanpa hijab), dia nanya kenapa begitu dan keberatan ngga kalau saya diminta melepas hijab saya. Akhirnya saya coba jelasin semampu saya aja deh dan kayaknya dia terima -terima aja, malah cerita kenapa dia tertarik, karena adek laki-lakinya ditugaskan di UAE dan sekarang malah masuk Islam. Duile sempet banget kita dengerin curhatan petugas imigrasi.


Sebagai catatan, hingga saat itu, kita berdua belum tahu menahu soal ancaman bom nuklir Korea Utara ke Guam, jadi kita masih dalam kondisi tenang-tenang aja, dan situasi di bandara Guam pun tidak ada tingkat kewaspadaaan tinggi yang berarti, bahkan cenderung sepi karena saat kita selesai imigrasi, di bagian ambil bagasi juga udah sepi dan tinggal koper kita aja yang masih muter-muter sendiri di conveyor belt.
Taksi Bandara di Guam
Setelah gagal cari mobil sewaan, kita pun beralih ke taksi bandara.
Baru deh saat kita di taksi ini, si supir taksi nanya; "Where are you from?".
Us: "Indonesia".
Sopir taksi (ST): "Well, are you on holiday?"
Us: "Yes we are"
ST:"Haven't you look up the news lately regarding Guam and North Korea?"
Us: "Not really, what's going on?".
ST:"Well..it's just recently they treated to fire missiles to Guam!..and it is a big news everywhere, we even got alert on how to survive nuclear attack in pamphlets!"
Us:"WHATTT???!!!"
ST:"You guys don't know anything bout that?"
US:"NOOO!!"
ST:"You guys are crazy!" (sambil ketawa-tawa ngakak)
Sementara kita berdua liat-liatan penuh kepanikan campur kepasrahan. Lebih parah lagi karena saya lalu buka mbah gugel nyari berita itu dan memang benar diperkirakan pertengahan Agustus itu Korea Utara akan menembakkan misil nuklir ke perairan Guam. Gila banget ini sih, kepala saya langsung terbayang-bayang foto-foto dokumentasi bom Hiroshima yang kita lihat sewaktu ke museum di Hiroshima Jepang tahun lalu. Mosok iyaa siiihh kita harus ngalamin sendiri begini?! gila bener ini sih, sungguh saya ngga siap mati saat liburan, dibom nuklir pulak! yang bener aja deh mosok segini doang nasip guehhh??!!. Duh langsung mules, kepala berkunang-kunang dan super bete kan jadinya.
Ditambah lagi, saya menemukan file pamflet yang dibilang sama si supir taksi itu, and somehow it made me realize that this is happening!. SH*T.
Di dalam bandara Antonio B Won Pat, Guam
Pak Suami yang menyadarkan saya, ya udahlah kalau emang udah waktunya ya mau gimana lagi, yang penting jangan dipikirin dulu sekarang kan kita mau liburan disini, ya udah kita nikmati aja. Uwow super banget ya dese. Para penduduk lokal disini kayak menanggapi ancaman Korea Utara itu dengan santai, malah bilangnya kalau mereka udah terlalu sering diancem-ancem diserang Korut dari bertahun-tahun yang lalu. Kita pun merasa lumayan lega deh.
Ini yang motretin si wartawan Jepang itu
Sampai pada 1 hari terakhir sebelum besoknya kita pulang, kita lagi jalan-jalan ke Governor's Complex, mengagumi pemandangan dari bukit ke pantai di bawah, kita disamperin sama wartawan dari Jepang (btw, banyak wartawan media asing yang berdatangan ke Guam karena ancaman Korut ini dan kita bahkan diwawancara gegara tampilan kita yang udah jelas-jelas  macam turis syariah nyasar di Guam begini) dan dia ngasi tau bahwa sebenarnya para pemerintah di Guam ini sedang berkumpul membahas soal Korut karena besok adalah salah satu hari peringatan di Korut dan umumnya mereka suka merayakannya dengan melakukan tindakan kemiliteran, dan dikuatirkan itu bisa dengan menyerang Guam. Lah sakit perut lagi kita kan jadinya. Terus kita bedua langsung bahas, haduuw kalo mau ngebom entaran aja gimana, tunggu kita pulang dulu keluar dari Guam deh, plis ya Allah.
Di lapangan parkir bandara, bus-bus pariwisata dan mobil sewaan berjejeran
Jalanan di kota Guam
Tapi ya, selama 5 hari 4 malam kita di Guam itu tidak terlihat tingkat kewaspadaan pengamanan pulau bertambah, jadi life goes on aja gitu, turis-turis tetep terlihat banyak (walaupun memang ternyata berkurang karena adanya ancaman bom dari Korea Utara itu menurut petugas-petugas hotel, supir-supir bis dan lainnya yang saya ajak ngobrol), toko-toko dan resto tetep pada buka hingga larut malam, K-Mart super gede banget disini buka sampe jam 12 malam bok. Jadi lambat laun, saya pun merasa aman dan santai-santai aja menikmati liburan (dengan ekstra rajin menunaikan sholat, ya kali-kali aja kan ya... hahahaha).

Eniwei, nanti saya lanjutin cerita- cerita di Guam ya ngapain aja, kemana aja beserta foto-foto lainnya. Ini kira-kira itinerari liburan kita di Guam kemarin;
1) Hari Pertama; Mendarat di Guam, ke Hotel dan Pasar Malam CHamorro
2) Hari Kedua; Ke Pantai, Naik Trolley dan Guam Premier Outlets
3) Nonton Encore show dan Makan malam di Hard Rock Cafe Guam
4) Hari Ketiga : Jalan-jalan ke Guam Museum, Pacific War Museum, Inarajan Pool dan Fort Soledad
5) Makan siang di Jeff's Pirate Cove
6) Hari Keempat: Panorama Two Lovers Point, Gun Beach dan Micronesia Mall
7) Makan malam di Rotary Sushi
8) Hari Kelima; Underwater World
9) Makan siang di IHOP Guam
Nantikan ada saatnya semua nomor-nomor itinerari di atas itu akan ada hyperlinknya ke postingan di blog ini. Kapan? hahaha entahlah, tunggu tanggal tayangnya. Makanya langganan email postingan terbaru kita di blog ini.

Jangan lupa add Instagram kita di @Travelingcow 



This post first appeared on The Traveling Cow, please read the originial post: here

Share the post

Pengalaman Liburan ke Guam Di Tengah Ancaman Bom Nuklir Korea Utara

×

Subscribe to The Traveling Cow

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×