Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Benteng Pendem Ngawi Yang Terlupakan

Benteng Pendem Ngawi (Fort Van Den Bosh ) merupakan salah satu ikon kota Ngawi yang saya ramalkan harapkan akan bercahaya. Benteng ini didirikan oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch pada tahun 1839 silam. Letaknya tak jauh dari alun alun kota Ngawi dan akses ke lokasi juga sangat mudah. Tinggal naik bus, mobil, sepeda ataupun jalan kaki juga bisa (kalau mau sehat). Jalannya juga sudah bagus, luas, bersih dan nggak macet kayak Surabaya.

Beberap pilar yang masih berdiri kokoh dengan anggunnya
Kesan pertama saya saat datang ke lokasi, yang jelas agak terkejut. Saya kira Benteng pendem ini merupakan kawasan wisata yang seperti layaknya kawasan wisata pada umumnya, eh ternyata. Sebuah portal khas militer, dengan pos keamanan di sebelah kanan, dan dua personil tentara berkulit hitam yang berjaga. Yap, Benteng Pendem terletak di kawasan militer, dan memang dulu benteng ini digunakan untuk gudang senjata dan latihan militer. Tetapi pada tahun 2011 Benteng ini mulai dibuka untuk umum dan mulai menjadi salah satu kawasan wisata di Kabupaten Ngawi.

Berhubung kemarin Kota Ngawi diguyur hujan seharian, Saya dan teman saya nggak bisa mengexplore lebih dalam ke semua sudut dari benteng ini. Bukan alasan banjir ataupun kehujanan, tetapi gara gara Mister Tukul abis berkunjung ke Benteng Pendem ini. Kesan mistis emang kental disini, terlebih ada sebuah makam yang ditumbuhin sebuah pohon ridang di atasnya. Dan juga ada spot spot yang katanya wow, jadi bikin ciut nyali deh, secara emang kondisi sepi sih.

Benteng Pendem masih terlihat gagah dan megah, bongkahan tembok besar yang terkesan runtuh di bagian depan benteng ini menunjukan kekuatannya selama 2 abad berdiri kokoh sebagai saksi sejarah Bangsa Indonesia. Membayangkan menjadi tentara Belanda yang berlindung dari serangan Indonesia, sepertinya memang nggak mungkin kalau para pemberontak Indonesia bisa nembus nih Benteng. Dan yang membuat saya agak kagum, bangunan ini luaaaaaaaaaaas banget + arsitekturnya keren banget.

Yang menarik ketika kita mengunjungi sebuah bangunan bersejarah, pasti dalam hati kita bertanya "Bagaimana cara membuatnya?". Pada tahun 1839 tidak ada yang namanya scafolding, tidak ada semen gresik, dan yang jelas tidak ada peralatan canggih untuk membuat sebuah bangunan megah seperti sekarang. Tetapi saat melihat Benteng Pendem Ini rasa tidak percaya dan rasa sia sia sepertinya bercampur. Selama 2 abad ini kita "ngapain" saja yak? Sampai tahun 2013 ini seharusnya bangsa kita sudah menjadi bangsa yang besar dengan para ilmuwan dan profesornya. Dengan peninggalan bersejarah yang bisa dipelajari dan dikembangkan, bukan hanya menikmati seperti yang saya lakukan sekarang ini.

Terlepas dari persoalan bangsa Indonesia yang saya nggak tahu pasti. Menurut saya Benteng Pendem sangat menarik untuk dikembangkan sebagai salah satu ikon wisata di kota Ngawi. Sedikit pemugaran dan perbaikan dari pihak terkait pastinya akan menarik wisatawan lokal dan domestik datang kesini. Rekreasi, wisata sejarah, hunting foto, ataupun pre-Wedding sepertinya asik dilakukan disini. Peran dari anak muda kota Ngawi sangat dibutuhkan sebagai promosi tempat wisata ini. Terutama blogger kota Ngawi ataupun anak anak BPC khususnya. 

Karena fotonya terlalu banyak, saya pajang saja yang nggak narsis.

Masih kokoh dari tahun 1830

Mobil militer yang berpotensi menarik wisatawan (menurut saya)
Motor dilarang masuk

Tak lupa bernarsis ria terlebih dahulu
Tiketnya dijamin murah abis
Selain Benteng pendem, masih banyak tempat wisata yang bisa kita kunjungi di Ngawi. Seperti museum trinil, Kebun teh Jamus, Air terjun, waduk sangiran dan masih banyak lagi. Perlu beberapa pergerakan dari pemerintah agar tempat tersebut menjadi lebih baik dan menarik banyak wisatawan di sono.




This post first appeared on Kempor.Com, please read the originial post: here

Share the post

Benteng Pendem Ngawi Yang Terlupakan

×

Subscribe to Kempor.com

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×