Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Umat Nasrani dan Yahudi Pada Awalnya Berpuasa di Bulan Ramadan

Umat Nasrani dan Yahudi di masa silam telah berpuasa di Bulan Ramadan. Foto/Ilustrasi: dok. SINDOnews
Puasa merupakan ritus kuno bagi beragam agama jauh sebelum Nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam. Al-Tabari dalam Jami’ al-Bayan menerangkan bahwa Umat Nasrani di masa silam telah berpuasa di bulan Ramadan . Bukan hanya itu, umat Yahudi juga berpuasa selama bulan Ramadan. Lalu, mengapa umat Islam juga diwajibkan berpuasa di Bulan Ramadan, bukan pada bulan lainnya?

Al-Dahlawi dalam kitabnya berjudul "Hujjah Allah al-Balighah" menyebut ada kriteria yang telah terpenuhi oleh Ramadan, sehingga bulan ini dipilih menjadi momen umat Islam berpuasa. Yakni, karena di bulan ini, turun Al-Quran , dasar agama Islam sekaligus mukjizat paling agung.

Hal ini dikuatkan Al-Razi saat menafsir QS al-Baqarah [2 ]: 185. Ayat tersebut, menurutnya, memuat ‘illat (alasan) mengapa perintah puasa jatuh pada bulan Ramadan. ‘Illat itu tak lain karena di bulan Ramadan turun tanda ketuhanan (ayat rububiyyah) yang paling agung, yaitu Al-Qur'an.
Oleh sebab itu, lanjut al-Razi, seorang hamba harus mengabdikan dirinya dengan mengamalkan ritus ibadah sebagai simbol penghambaan kepada Rabbnya (ayat ‘ubudiyyah). Kemudian puasa dipilih sebagai ritus ibadah tersebut.

Al-Razi menuturkan, puasa adalah sebab yang paling mujarab untuk menghilangkan egoisme manusia, sehingga patut dijadikan ritus ibadah di bulan Ramadan. Keampuhan puasa sebagai penahan hawa nafsu dapat dicermati dari ketentuan puasa itu sendiri.

Para ulama juga berpendapat bahwa Al-Qur’an diturunkan Allah pada tanggal 17 Ramadan. Selain Al-Qur’an, kitab-kitab agama samawi lainnya seperti Taurat, Zabur, dan Injil juga diturunkan pada bulan Ramadan. Itu pula yang dulunya menjadi dalih umat Nasrani dan Yahudi berpuasa di bulan Ramadan.

Kedua, pada bulan Ramadan pula Allah menurunkan lailatul qadar, satu malam di mana beribadah satu kali pada malam itu lebih baik dari beribadah seribu bulan. Al-Qadr adalah surat Al-Qur’an yang menjelaskan cukup gamblang mengenai malam seribu bulan ini.

Ketiga, umat Islam memenangkan perang Badar. Merujuk buku Perang Muhammad: Kisah Perjuangan dan Pertempuran Rasulullah, pada malam Jumat 17 Ramadhan 2 Hijriyah Nabi Muhammad menyiapkan tentaranya untuk pertempuran Badar esok harinya.
Saat itu, jumlah pasukan Muslim hanya sekitar 300 orang, sementara pasukan musuh mencapai seribu orang dengan peralatan lengkap. Namun demikian dengan pertolongan Allah, pasukan Muslim bisa mengalahkan musuhnya meski jumlah dan senjatanya tidak sebanding.

Perang Badar menjadi penentu dakwah Islam ke depannya. Ada yang berpendapat, jika umat Islam pada saat itu kalah maka kita tidak akan mendapati sejarah peradaban dan penyebaran Islam seperti saat ini.

Kelima, Ramadan adalah induk atau kepala dari bulan-bulan lainnya. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW: Telah tiba bulan Ramadan sebagai induk bulan-bulan lainnya (sayyidus syuhur), dengan membawa berkah maka ucapkanlah “selamat datang” sebagaimana kepada orang-orang yang mengunjungi kita dalam kerinduan.

Sejarah Puasa

Puasa memang bukan monopoli Islam. Menurut Louis Ma’luf dalam Kamus al-Munjid, sejak abad 26 SM, bangsa Mesir dan Phoenisa sudah berpuasa untuk menghormati Dewi Izis, penentu nasib jodoh manusia. Al-Bukhari dalam Shahihnya, juga mentakhrij hadis dari ‘Aisyah, tentang ibadah puasa kaum Jahiliyah Arab di Hari ‘Asyura (10 Muharram).

Al-Jurjawi, dalam Hikmah Tasyri’, juga menerangkan bahwa Kaum Watsani (penyembah api dan berhala) berpuasa saat Tuhannya marah atau untuk meminta kerelaan Tuhan mereka atas pengharapan-pengharapan yang mereka langitkan.
Dalam tradisi Agama Yahudi, ‘Asyura juga diagungkan dan penganutnya puasa di hari itu. Di Hari ‘Asyura, bahtera Nabi Nuh berlabuh di lembah Judiy dan Nabi Musa serta Bani Israel selamat dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Puasa dijadikannya ritus untuk memperingati momen penting itu.

Islam pun juga mensyariatkan puasa hari Asyura’ sebagai ibadah sunnah, dan bahkan wajib menurut Hanafiyah. Hingga, pada tahun 2 Hijriah pada bulan Sya’ban, turunlah perintah wajib berpuasa Ramadan bagi umat Islam.

Berbeda dengan tujuan dan motivasi puasa dengan umat sebelumnya, Islam mensyariatkan puasa atas dasar ibadah dan bertujuan untuk menjadi hamba yang bertakwa. Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. ( QS al-Baqarah [2] : 185)
(mhy)Miftah H. Yusufpati


This post first appeared on Misteri Dunia Unik Aneh, please read the originial post: here

Share the post

Umat Nasrani dan Yahudi Pada Awalnya Berpuasa di Bulan Ramadan

×

Subscribe to Misteri Dunia Unik Aneh

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×