Di berbagai agama kedatangan Almasih - atau dalam Islam disebut Imam Mahdi - melambangkan janji penyelamatan umat manusia dari ketidakadilan dan kekacauan serta mewujudkan periode kebenaran dan perdamaian. Bagi banyak orang kedatangannya dianggap sebagai sumber harapan dan penghiburan, terutama di masa-masa sulit dan penuh perselisihan.
Related Articles
Dengan semakin meningkatnya peperangan dan meningkatnya permusuhan, kita pasti bertanya-tanya akankah dunia akan penuh dengan pertumpahan darah lagi? Mengingat kondisi dunia yang ada saat ini, manusia semakin mendambakan datangnya seorang Juru Selamat, seorang Penyembuh yang dapat meringankan penderitaan dan menjamin keselamatan abadi. Hal yang dibutuhkan adalah kekuatan pemersatu yang dapat mengembalikan keadilan, kasih sayang, dan perdamaian ke dunia in.
Imam Mahdi dalam Islam
Dalam Al-Qur'an, kedatangan Al-Masih (Nabi Isa) dan Imam Mahdi diibaratkan dengan kedatangan Nabi Muhammad (shallallahu 'alaihi wasallam) yang kedua kali, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
وَّاٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ
"Dan Dia akan membangkitkannya juga pada kaum lain dari antara mereka yang belum bertemu dengan mereka." (QS al-Jumu'ah [62]:4)
Hadits ini maknanya adalah Allah akan membangkitkan Almasih dan Mahdi di akhir zaman di tengah-tengah kaum yang belum pernah bertemu dengan mereka. Ayat ini mengabarkan bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) akan turun dua kali, yang pertama di masa Rasulullah sendiri dan kepada kaum akharin. Siapakah kaum Akharin itu? Untuk itu ketika saat ayat ini diturunkan, para sahabat rahiyallahu 'anhum bertanya kepada Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) tentang maknanya. Maka Rasululullah (shallallahu 'alaihi wasallam) menjawab dengan meletakkan tangan beliau ke pundak Salman al-Farsi (ra) dan bersabda:
لَوْ كَانَ الإِيمَانُ عِنْدَ الثُّرَيَّا لَنَالَهُ رِجَالٌ ـ أَوْ رَجُلٌ ـ مِنْ هَؤُلاَءِ
"Jika iman telah terbang ke bintang Tsuraya, satu atau beberapa beberapa orang dari keturunan Persia akan mengambilnya kembali (menegakkan kembali keimanan di dunia)" (Sahih al-Bukhari, Kitabut Tafsir, Hadits 4897)
Dengan kata lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengumumkan kedatangan seseorang dari keturunan Persia ini, yang akan membawa kembali kejayaan Islam dan memulihkan keimanan di dunia di akhir zaman ini, seolah-olah sebagai kedatangan beliau shallallahu 'alaihi wasallam yang kedua kali.
Kapan Kedatangan Imam Mahdi
Al-Qur'an, hadits dan pendapat para ulama terdahulu membenarkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menubuatkan kedatangan Nabi Isa (Almasih) dan Imam Mahdi di tengah-tengah umat Islam pada awal abad ke-14 Hijriah. Allah Ta'ala berfirman:
یُدَبِّرُ الۡاَمۡرَ مِنَ السَّمَآءِ اِلَی الۡاَرۡضِ ثُمَّ یَعۡرُجُ اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗۤ اَلۡفَ سَنَۃٍ مِّمَّا تَعُدُّوۡنَ
"Dia akan mengatur peraturan-Nya dari langit sampai bumi, kemudian peraturan itu akan naik kepada-Nya dalam satu hari, yang lama hitungannya seribu tahun dari apa yang kamu hitung. (QS as-Sajdah [32]: 6)
Ayat ini menjelaskan bahwa umat Islam akan terus mengalami kemunduran selama seribu tahun. Kemudian Nabi Isa dan Imam Mahdi yang ditujuk Allah akan muncul dan mengembalikan Islam sesuai dengan nubuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Tiga abad pertama Islam dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai abad terbaik, dan tidak dapat dihindari bahwa seribu tahun dimana iman akan terbang ke sampai ke bintang Tsuraya pasti akan berjalan setelah tiga abad ini. Dengan demikian Islam dikabarkan untuk bangkit kembali setelah 1300 tahun, dan ini hanya dapat terjadi dengan munculnya Imam Mahdi dan Nabi Isa. Hadits berikut juga menguatkan penjelasan di atas:
اَلْآیَاتُ بَعْدَ الْمِائَتَیْنِ
"Tanda-tanda [utama] [akan muncul] setelah dua ratus tahun." (Sunan Ibnu Majah, Kitab al-Fitan, Hadits 4057).
'Al-ayat' dalam hadits ini merujuk pada tanda-tanda besar yang akan nampak setelah ribuan pertama. Para ulama, termasuk Syah Waliullah Muhadits Dehlawi dan Maulwi Siddiq Hasan Khan sepakat bahwa 'setelah dua ratus tahun' berarti abad ketiga belas. Mullah Ali Qari juga menjelaskan bahwa 'al' sebelum 'miatain' mengacu pada waktu dua ratus tahun setelah milenium pertama. (Mirqat al-Mafatih Sharh Mishkat al-Masabih, Kitab al-Fitan, Bagian 10, hal. 100, Hadits 5460)
Siapa Imam Mahdi dalam Islam?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menggambarkan tentang akhir zaman dan identitas Almasih dan Imam Mahdi yang dijanjikan.
لَا یَزْدَادُ الأَمْرُ اِلَّا شِدَّۃً وَلَا الدُّنْیَا اِلَّا إِدْبَارًا وَلَا النَّاسُ اِلَّا شُحًّا وَلَا تَقُومُ السَّاعَۃُ اِلَّا عَلَى شِرَارِ النَّاسِ وَلَا الْمَہْدیُّ اِلَّاعِیْسَى ابْنُ مَرْیَمَ
'Masalah akan menjadi semakin keras [dari hari ke hari]. Dunia akan mengalami kemunduran dan orang-orang akan semakin kikir. Kiamat hanya akan menimpa manusia yang paling buruk dan tidak akan ada Mahdi kecuali Isa putra Maryam.” (Sunan Ibnu Majah, Kitab al-fitan, Hadits 4039)
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa Imam Mahdi akhir zaman tidak lain adalah Nabi Isa akhir zaman. Hadits 'لَا الْمَہْدیُّ اِلَّاعِیْسَى ابْنُ مَرْیَمَ' telah diriwayatkan oleh beberapa perawi hadis lain sehingga dianggap shahih. Misalnya, hadis ini disebutkan oleh Abu Abdullah Muhammad ibn Abdullah (w. 405AH) dalam Mustadrak al-Hakim, Abu Nu'aym al-Isfahani (w. 430 H) dalam Hilyat al-Awliya, dan Utsman bin Saeed al-Dani ( w.444 H) dalam Al-Sunan al-waridah fi al-fitan, dll.
Dalam hadits lain, Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda:
یُوْشَکُ مَنْ عَاشَ مِنْکُمْ اَنْ یَّلْقٰی عِیْسَی ابْنَ مَرْیَمَ اِمَامً ا مَھْدِیًّا حَکَمًا عَدْلاً
"Barang siapa yang tinggal di antara kamu, niscaya dia akan bertemu dengan Isa putra Maryam sebagai Imam Mahdi [Pembaru] dan Hakaman 'Adalan [hakim yang Adil]." (Musnad Ahmad bin Hanbal [Mutarjam: Maulana Muhammad Zafar Iqbal], Vol. 4, hal. 564, Hadits 9312)
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa Nabi Isa (Almasih) sebenarnya adalah Imam Mahdi. Jadi hadis Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan bahwa Mahdi dan Al-Masih di akhir zaman adalah orang yang satu dan sama.
Apa saja tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi?
Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) menjelaskan tentang sifat-sifat dan tanda-tanda Nabi Isa dan Imam Mahdi:
وَالَّذِي نَفْسی بِیَدہِ لَیُوشِکَنَّ أَنْ ینْزِلَ فِیْکُمُ ابْنُ مَرْیَمَ حَکَمًا عَدْلاً، فَیَکْسِرَ الصَّلِیْبَ، وَیَقْتُلَ الْخِنْزِیْرَ، وَیَضَعَ الْجِزْیَۃَ، وَیفِیْضَ الْمَالُ حَتَّى لاَیَقْبَلَہُ أَحَدٌ، حَتَّى تَکُونَ السَّجْدۃُ الْوَاحِدۃُ خَیْرًا مِنَ الدُّنْیَا وَمَا فِیَھا
"Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, putra Maryam akan turun ke tengah-tengah kalian sebagai Hakaman 'Adalan (Hakim yang adil]; dia akan mematahkan salib dan menyembelih babi, dan tidak akan ada jizyah, dan dia akan membagi-bagikan harta sampai tidak ada yang mau menerimanya, dan satu sujud lebih baik dari seluruh dunia dan seisinya. ” (Sahih al-Bukhari, Kitab ahadits al-Anbiya, Hadits 3448)
Hadits di atas memberikan gambaran bahwa Kristen akan kehilangan kejayaannya di zaman Nabi Isa.
Jihad pedang tidak diperlukan lagi di zaman Imam Mahdi, (karenanya, tidak ada jizyah) dan beliau akan menyebarkan mutiara-mutiara yang penuh wawasan melalui ajaran dan tulisan-tulisannya, sampai-sampai tidak seorang pun akan menerimanya. Dia akan menarik perhatian mereka pada Jihad yang lebih besar.
Kamudian ajaran Nabi Isa dan Imam Mahdi akan menegakkan perdamaian dan keadilan abadi.
Di sini, perlu disebutkan bahwa sebagian orang masih menantikan sosok Imam Mahdi yang akan melawan ketidakadilan dan membuat semua orang menjadi beriman atau membinasakan mereka. Tampaknya dengan melakukan hal tersebut, ia akan menimbulkan kekerasan dan kehancuran dalam masyarakat yang sudah berada di ambang kehancuran akibat konflik dan perpecahan.
Di sisi lain, sebagian besar orang percaya bahwa alih-alih melakukan pembalasan, Almasih dan Mahdi akan membangun perdamaian dengan menciptakan keadilan dan menegakkan aturan-aturan guna terciptanya perdamaian abadi. Tampaknya inilah kebutuhan saat ini dan gambaran hakiki tentang Imam Mahdi ini nampak dari ajaran Al-Qur'an 'Tidak ada paksaan dalam agama." (QS Al-Baqarah [2]:257)
Dalam hadits lain, Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda:
کَیْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْیَمَ فِیْکُمْ وَإِمَامُکُمْ مِنْکُمْ
"Bagaimana keadaanmu ketika putra Maryam turun ke tengah-tengahmu dan dia menjadi Imam di antara kamu?” (Sahih al-Bukhari, Kitab ahadits al-anbiya, Hadits 3449)
Tanda yang menonjol dari Nabi Isa dan Imam Mahdi yang dijanjikan yang disebutkan dalam hadis ini adalah beliau akan datang dari umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan akan menjadi Imam di antara mereka. Jadi hal ini juga memperjelas bahwa Nabi Isa di akhir zaman akan menjadi hamba dan pengikut Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang akan datang sebagai perwujudan Isa putra Maryam. Oleh karena itu, Al-Qur'an dan hadits banyak mengandung tanda-tanda akhir zaman dan seputar Imam Mahdi. Misalnya gerhana matahari dan bulan, jatuhnya bintang dan komet, ditinggalkannya unta, munculnya dajjal, Yajuj dan Majuj, pandemi, gempa bumi, dan lain-lain.
Apakah Imam Mahdi Sudah Datang?
Sekarang marilah kita membahas pertanyaan yang paling ditunggu-tunggu, apakah Nabi Isa dan Imam Mahdi yang telah lama ditunggu-tunggu ini telah tiba ataukah dunia harus menanggung lebih banyak penderitaan sebelum kedatangannya? Jawaban atas pertanyaan tentang kedatangan Nabi Isa dan Mahdi ini sangat sederhana dan lugas. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad telah diutus oleh Allah Ta'ala sebagai Imam Mahdi dan Almasih zaman ini.
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad lahir di Qadian, terletak di sebelah timur Damaskus, beliau dihormati oleh banyak umat Islam sebagai Almasih yang telah lama ditunggu-tunggu. Kedatangannya menandai peristiwa penting dalam sejarah Islam, karena banyak nubuatan Al-Qur'an dan nubuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang telah digenapi.
Di zaman sekarang, Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Masih Mau’ud dan Mahdi as terus mengalami kemajuan di bawah bimbingan penerusnya yang kelima, Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V (aba).
Oleh karena itu, wajib bagi setiap umat Islam untuk menaati petunjuk Nabi Muhammad SAW berikut ini:
فَإِذَا رَأَیْتُمُوہُ فَبَایِعُوہُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ ، فَإِنَّہُ خَلِیْفَۃُ اللّٰہِ الْمَھْدِیُّ
"Dan ketika kamu melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya meskipun kamu harus merangkak di atas salju, karena dia adalah Khalifah Allah, Sang Mahdi." (Sunan Ibnu Majah, Kitab al-Fitan, Hadits 4084)
مَنْ أَدْرَکَ مِنْکُمْ عِیْسَى ابْنَ مَرْیَمَ فَلْیُقْرِئْہُ مِنِّی السَّلَامَ صَلِّى اللّٰہُ عَلَیْھِمَا وَسَلِّمَ
"Barangsiapa yang bertemu dengan Isa Putra Maryam, maka sampaikanlah salamku kepadanya" (Al-Mustadrak ‘ala Sahihayn)
Sumber: Al Hakam