Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Catatan dari Mises Boot Camp Indonesia 2016

Catatan Dari Mises Boot Camp Indonesia 2016

(Akaldankehendak.com)

Tergolong pandir dalam hal terkait ilmu Ekonomi bukanlah suatu kejahatan. Toh, ekonomi itu disiplin terspesialisasi yang oleh banyak orang dianggap sebagai ilmu yang suram. Begitu tulis Murray Rothbard di tahun 1970. Ia lalu menambahkan: “Tapi jika dalam kedunguan tersebut kita lalu dengan lantang beropini tentang perekonomian, itu tindakan tidak bertanggung-jawab namanya.”

Perkara ekonomi terlalu penting untuk dipercayakan kepada ekonom semata.

Sekitar 20 tahun sebelumnya, Ludwig von Mises (1949) menegaskan bahwa pemahaman ekonomi itu perkara penting bukan cuma bagi disiplin itu sendiri, melainkan bagi kemanusiaan. Semua berpulang kepada kita: apakah kita akan memanfaatkan atau justru mengabaikan harta-karun berupa pengetahuan [ekonomi]. “Jika kita mengabaikan segala anjuran dan larangannya,” lanjut Mises, “kita tidak saja akan menganulir ilmu ekonomi; kita juga akan menghapus masyarakat dan ras manusia” dari muka bumi ini (Human Action, hal. 885).

Berdasarkan pemahaman ini, kiranya kita dapat lebih menghargai signifikansi ilmu ekonomi dan arti penting pemahaman ekonomi bagi setiap individu. Kiranya kita pun dapat lebih menghargai upaya-upaya penting yang dilakukan oleh segelintir tokoh dan organisasi pencerah menyangkut perspektif ekonomi.

Dalam hal ini, satu prakarsa penting dan menarik di penghujung 2016 adalah penyelenggaraan Mises Boot Camp Indonesia (MBCI). Acara seminar ini ibarat oasis di tengah kerontang panjang dalam upaya peningkatan pemahaman paradigmatik publik (khususnya generasi muda).

Lebih lanjut mengenai MBCI 2016 dapat dibaca dengan mengklik tautan ini.

Mises Boot Camp perdana di Indonesia ini kebetulan memberi saya kehormatan sebagai salah satu pembicaranya. Menurut ketua penyelenggara, alasan utama kenapa saya diajak serta adalah karena saya “dituduh” bertanggung-jawab sebagai “penyelundup” pandangan-pandangan ekonomis dan politis sejumlah pemikir besar yang tergolong sebagai aliran Austria.

Entah, apa saya dapat mengelak dari tuduhan tersebut. Yang pasti, saya memang bertanggungjawab telah membuat Mises, Rothbard, Hayek, Hoppe berbicara langsung dalam bahasa Indonesia, lewat karya-karya mereka yang saya terjemahkan, sarikan, dan publikasikan baik dalam bentuk buku maupun artikel di Jurnal A&K ini. Itu lebih dari sepuluh tahun lalu.

Untuk MBCI 2016 tersebut Muhamad Iksan, ketua panitia, meminta saya berbicara tentang mekanisme Pasar. Sejak awal peradaban hingga sekarang, pasar amat akrab bagi hampir semua orang. Namun, anehnya, paling tidak dalam hemat saya, pemahaman orang tentangnya seringkali kurang apresiatif atau bahkan kontra-intuitif. Maksud saya, dalam banyak percakapan dengan orang-orang berpendidikan tinggi, saya sering dapati mereka yang menyimpulkan pasar agak sembarangan atau keliru.

Pasar bukan sekadar tempat sebab dia kadang tak benar-benar bertempat. Misalnya, pasal daring, yang cukup memerlukan dua pasang komputer atau ponsel. Pasar, dalam konteks ilmu ekonomi Austria berbeda dari pemahaman buku-teks standar, adalah mekanisme sekaligus proses yang tidak pernah berada dalam titik ekuilibrium.

Mekanisme pasar perlu dipahami dengan baik oleh sebab sifatnya yang fundamental dan strategis dalam pengertian bahwa dia terkait langsung dan erat dengan banyak konsep lainnya, seperti nilai, uang, perilaku pemangku-kepentingan (monopoli/oligopoli), pemerintah, dan sebagainya. Pasar sesungguhnya tidak saja sesuatu yang penting atau strategis, tetapi bahkan juga mengagumkan karena dia indah dan “ajaib”. Pasar adalah keajaiban indah yang memungkinkan milyaran penduduk bumi selama ini sehingga kamu, aku, dia, kita dan mereka tidak saja semakin dapat bertahan hidup, melainkan semakin dapat, dan semakin banyak, menikmati hidup.

Diawali dengan simulasi lelang dan dilanjutkan dengan presentasi dan tanya jawab, dalam MBCI saya berkesempatan memaparkan beberapa hal dan implikasi yang kadang mengelak dari pemahaman. Misalnya saja: bahwa spirit di dalam pasar adalah semangat murni yang positif dan suka-rela tanpa elemen koersif–berkat adanya kebebasan internal atau tiadanya paksaan atau keterpaksaan eksternal. Atau misalnya bahwa: sebagai patron pasar, kebanyakan kita adalah produsen dan sekaligus konsumen dalam mekanisme tersebut; bahwa harga muncul tanpa dikomando atau diperintah dari siapapun; bahwa harga berperan sebagai signal yang amat penting bagi penentuan keputusan individu maupun kalkulasi ekonomi produsen; bahwa transaksi berbasis permintaan-penawaran tidak terpisah dari subyektivisme nilai dan penilaian masing-masing individu; dan bahwa konsep nilai adalah sebagai satu temuan terpenting dalam ilmu ekonomi, dan lain-lain. (Di sesi ini, saya memperkenalkan ikhtisar dari tulisan Mises tentang the Socialist Calculation dan salah satu bab dari buku Leonard E. Read, Anything That’s Peaceful. Saya juga mengingatkan pentingnya membedakan isu pasar sebagai mekanisme/proses dengan isu-isu yang bermuara pada kodrat/karakter manusia.)

Selain kesempatan pemaparan di atas, MBCI 2016 juga memberi saya dua lagi kesempatan lain.

Pertama: kesempatan mendapat tilikan berharga tentang perkembangan mutakhir di dalam negeri—dari pulau Jawa hingga Manado, juga secara regional dari Malaysia, Georgia, hingga Selandia Baru–dalam hal pengarusutamaan teori-teori ekonomi yang baik. Bagi saya, MBCI 2016 merupakan contoh usaha pencerdasan bangsa dalam arti sebenarnya. Dan terus terang, saya kagum ketika menyaksikan sendiri (lewat interaksi dengan panitia dan peserta di luar sesi) betapa minat generasi muda terhadap Austrian economics sudah semakin tumbuh dibandingkan dengan kondisi beberapa belas tahun lalu. Demikian juga minat mereka terhadap pemahaman kritis terkait ekonomi pasar dan tentang kebebasan individu vis-à-vis segala kekuatan yang menggerakan roda dunia.

Kedua, lewat MBCI 2016 saya mendapat kesempatan berjumpa dengan sejumlah manusia enerjik yang telah bekerja seras berjasa menggagas dan menyelenggarakan seminar yang mencerdaskan ini. Muhamad Iksan, Rofi Uddarojat, Djohan Rady, Haikal Kurniawan adalah beberapa personifikasi intelektual yang akan semakin menentukan masa depan suara kebebasan di tanah air. Saya juga terkesan akan kedalaman bacaan dan pemahaman dua pemuda ini: Taka dan Sakti.

Apakah Mises dan Rothbard pernah membayangkan semua ini dapat terjadi di negeri ini?   Saya kurang yakin.  Tapi saya yakin kita perlu selalu memeriksa dan memperkuat landasan paradigmatik perspektif kita, terutama berupa teori-teori ekonomi yang baik.

Saya juga yakin seminar-seminar MBCI selanjutnya akan semakin dapat menangkal kepandiran dan meningkatkan kualitas perspektif banyak orang.

Tu ne cede malis.

(Sumber foto: https://www.atlasnetwork.org/assets/uploads/news-main/_detail/2016_mises_boot_camp_indonesia.png)



This post first appeared on Akal Dan Kehendak, please read the originial post: here

Share the post

Catatan dari Mises Boot Camp Indonesia 2016

×

Subscribe to Akal Dan Kehendak

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×