Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Book Review : Walking After You by Windry Ramadhina

Book Review Walking After You by Windry Ramadhina

Judul Buku : Walking After You
Penulis : Windry Ramadhina
Editor : Gita Romadhona & Ayuning
Penerbit : GagasMedia
Tahun terbit : Cetakan ketiga, 2015
Halaman : 320 + viii; 13 x 19 cm
ISBN : 979-780-772-X


Kau tak perlu melupakan masa lalu. Kau hanya perlu menerimanya.

Blurb
Masa lalu akan tetap ada.
Kau tak perlu lama terjebak di dalamnya.

Pada kisah ini, kau akan bertemu An. 
Perempuan dengan  tawa renyah itu sudah lama
tak bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, 
yang membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu.
Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke langit.
Doa-doa yang lupa kembali padanya.

An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu
sejak berhari-hari lalu. Namun, ia masih saja di tempat 
yang sama. Bersama impian yang ternyata tak mampu
ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan.

Pernahkah kau merasa seperti itu?
Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang
tak lagi bahagia. Pernahkan kau merasa seperti itu?
Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling
karena terlalu takut bertemu luka?

Mungkin, kisah An seperti kisahmu.
Diam-diam, doa yang sama masih kau tunggu.


Apa yang aku pikirkan?
Siapa yang tidak akan jatuh cinta dengan sub heading 
Kau tak perlu melupakan masa lalu. Kau hanya perlu menerimanya 
Dan warna kayu pada bukunya, mesmerizing :* dan membaca blurb diatas, hati siapa yang tidak meleleh? Pertama kalinya baca karya Windry Ramadhina ! Ah, jangan lupakan juga desain dari gagasMedia ini apik dan cute *kawai*

Sepertinya jika menerbitkan buku di GagasMedia mungkin cukup melelahkan ya? Aku berturut-turut membaca kata-kata penulis, dan bahwa ini novel yang membutuhkan waktu lama.

Bertemu dengan pelakon cerita yuk ^^ Tunggu ada yang mau kusampaikan berkaitan dengan pengenalan dunia dalam novel ini. Cerita ini tentang memasak. Tapi karena penjelasan yang sabar dan very smooth dari penulis, membaca cerita ini tidak akan memusingkan.

Berkisah tentang Arlet dan Anise, lalu Galuh sepupunya, Jinendra, Julian, Ayu si gadis pembawa hujan dan Gen si perias kue di Aftenoon Tea. Mau aku ceritakan ? Hmm ....

Galuh, ini yang terbaik untukku. Kau harus percaya. Ini satu-satunya cara supaya aku bisa bertahan. Dua tahun terakhir, hidupku tidak mudah. Aku selalu memikirkan kesalahanku. ...p19

Bermula dari pernyataan inilah, awal mula aku mulai mengerti bagaimana cerita ini. An yang mana panggilannya dari nama Anise, mulai hari pertama bekerja di Afternoon Tea sebagai asisten koki Julian. Yang menurut Galuh sebagai pemilik toko kue  Afternoon Tea dicap sebagai 'koki kue terbaik di negara ini'. Dan hari pertama sudah diusir dari dapurnya Julian karena Anise tidak bisa membuat karamel. Julian dengan kebenarannya dan menyebalkannya mengatakan bahwa aturan pertama membuat karamel adalah jangan diaduk adonannya. Jadi begitulah, Julian yang jutek tiada tara. Dan Gen, si perias kue yang ceria. Tapi Julian sebagai koki seperti bos di dapur.

Kita bertemu dengan pastries Perancis, kue-kue karamel dan cokelat hias di permukaan mousse atau puff, pai aprikot, tiramisu, souffle cokelat, cupcake, red velved, tar cokelat, truffle, macaron,   ... Lalu kita juga akan bertemu dengan pasta Italy ! Fettucini primavera, farfalle al salmone, pasta carbonara, La Spezia, saus salsa verde, Bologna, trattoria, ravioli, Roma, bahkan Jamie Oliver T.T Pelarian besar-besaran ke Italia.
Yang jelas karena ini sangat Afternoon Tea, maka akan bertemu dengan kesibukan dapur.
Sebenarnya sangat disayangkan Julian seorang perokok T.T sungguh saat melankolis dia akan merokok. Dan hal yang berlebihan tapi manis mungkin adalah ... Julian dan Arlet menganggap kue adalah keajaiban. Kue bisa menyelematkan hari seseorang. Aku setuju. Tapi aku juga pemakan yang susah untuk dipuaskan T.T banyak gula juga tidak bagus, jadi bagiku ... kue dan (isi sendiri)
Hei, jangan putus asa begitu, dong. Ini baru hari pertama. Pelan-pelan, kau akan terbiasa. ...p17

Julian yang tanpa basa-basi mengusir An dari dapurnya, dan selalu Galuh sosok yang bijak bijak bijak ! Lalu memberikan tiramisu yang lezat yang menurut An terlalu murah tiga puluh ribu untuk sepotongnya. Harusnya bisa mencapai enam euro katanya. Bagaimanapun, ini kisah romance. Kisah romantis, Lutfi (berkata pada diri sendiri). Jadi membicarakan hubungan romantis ya, yang mana hidupku kering dengan aroma romantis. Maka kurang greget bacanya. Tapi nonetheless, buku ini apik dengan cover dan warna paperback yang seolah waktu pertama kali lihat buku ini aku berpikir kertas benar-benar terbuat dari kayu ya ! ~ ngomong-ngomong gambar kopi di sampul masih belum nyambung dengan saya. Macaron biru ! ya itu kan Arlet banget. Apalagi pelangi dalam gelas, yang mana Ayu harus merelakan masa lalunya dengan menerimanya, An memberinya makaron.

 bagaimana? pasti kau tidak menyangka kan? Oh, aku tidak sabar mewujudkan impian kita, An. Penuh sayang selalu, Arlet. ...p265

Yup! aku juga tak menyangka ini bercerita  tentang An dan Arlet, tentang cerita romantis maksudnya T.T meskipun aku memiliki adik remaja, aku masih sayang merelakannya membaca buku ini T.T ini romantisme umur dua puluhan ya. Dan aku selalu merasa underage untuk segala romantisme T.T sampul bukunya memikat. Kurang greget aja hehe ceritanya ~.~
 Sudah saatnya kau melepaskan masa lalu ... p282

Karena sangat tenang dalam menuturkan cerita ini, aku belum segitu dapat apa makna ini -__- Tapi antara An dan Arlet, dan keluarganya, mereka memang harus merelakan Arlet. Dan An, jangan sampai segitunya lah ...kan tanganmu bukan bakat membuat kue. Dan Jinendra juga ada sisi baiknya, mau merelakan An ~
Galuh benar. Untuk melepaskan masa lalu, yang harus kulakukan bukan melakukannya, melainkan menerimanya. Dengan menerima, aku punya kesempatan untuk memaafkan diri sendiri. Aku tidak berkata ini mudah. Dan, ini akan butuh waktu. Tetapi, pada saatnya nanti, aku akan terbebas dari semua beban yang menekanku selama ini ... p293  

Saudara adalah teman yang diberikan Allah untuk kita sejak lahir, agar kita tidak sendirian. Jika sayang pada saudara, mungkin hal seperti yang dilakukan An dapat saja terjadi. Tapi konflik psikologi An tidak terlalu menonjol. Karena ada ayah dan ibu yang baik sekali pada An, dan juga sepupu bijaknya Galuh. Sudahlah An, life goal selanjutnya menikah ^^


This post first appeared on Words Post, please read the originial post: here

Share the post

Book Review : Walking After You by Windry Ramadhina

×

Subscribe to Words Post

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×