“Selain Anak Agung Bagus Sutedja, a 6 gubernur lainnya diberhentikan di tengah jalan. Proses pemberhentian diawali berbagai aksi unjuk rasa segenap komponen masyarakat dengan tudingan para gubernur itu terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI), setelah Presiden Soekarno diturunkan dari jabatan melalui kudeta merangkak Presiden Soeharto,” tandas Aju.
Kenam gubernur lain yang dituding PKI adalah Gubernur Kalimantan Tengah Tjilik Riwut, Gubernur Kalimantan Barat Johanes Chrisostomus Oevaang Oeray, Gubernur Sumatera Utara Brigjen TNI Oeloeng Sitepu, Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Henk Ngantung, Gubernur Sumatera Selatan Pagar Alam dan Gubernur Jawa Tengah Mochtar.
Tujuh Gubernur Soekarnois, kata Aju memang pendukung setia ideologi Pancasila besutan Presiden Soekarno sebagai implementasi ideologi sosialis yang diterapkan sesuai alam dan budaya Indonesia. Sebuah ideologi yang berbenturan keras dengan ideologi liberalis kapitalis barat dimotori Amerika Serikat hingga tahun 1991.
*diskusi dan launching buku akrya Ajun (wartawan Sinar Harapan) “Nasib Para Soekarnois: Kisah Penculikan Gubernur Bali, Sutedja, 1966”
Disalin dari Kembalikan Semua Hak Para Soekarnois
Dua di antaranya mengalami nasib paling tragis. Oeloeng Sitepu, melalui aksi demonstrasi dimotori Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) bekingan Central Intelijen Agency (CIA) Amerika Serikat, ditangkap massa tanggal 16 November 1965, dan sampai sekarang tidak diketahui nasibnya selama di dalam penjara.
Anak Agung Bagus Sutedja, dalam rangka tugas khusus di Jakarta, dijemput empat pria berseragam Tentara Nasional Indonesia (TNI AD) di kediamannya di Jakarta, 29 Juli 1966, dan sampai sekarang tidak jelas keberadaannya.
Tjilik Riwut dan J.C. Oevaang Oeray, tidak mengalami nasib lebih tragis, berkat bantuan dan perlindungan politik rekan seperjuangan, Fransiskus Conradus Palaoensoeka, asal Putussibau, Kalimantan Barat.
F.C. Palaoensoeka, setelah G30S 1965, dekat dengan kalangan militer dan Presiden Soeharto, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 1949 – 1988, tokoh integrasi Timor Timur, staf ahli Badan Intelijen Negara (BIN), 1975 – 1982.
Disalin dari Tjilik Riwut Tokoh Intelijen Pembubaran RIS di Kalimantan
Kisah Tujuh Gubernur yang Dituduh Terlibat Gerakan PKI Dibukukan
Kisah Para Gubernur yang Dituding PKI
Operasi Kikis Mengikis Soekarno Sentris
A.A.B Sutedja – Bali
Dituduh Komunis, Gubernur Bali Dihilangkan
A.A.B. Sutedja File: Gubernur Bali Pertama dalam Lipatan Sejarah – Slamat Trisila
Anak Agung Bagus Sutedja, Korban Kebiadaban Politik Orde Baru – Hizki Darmayana
Misteri hilangnya Gubernur Bali Sutedja saat geger G30S
Ulung Sitepu – Sumatera Utara
Ulung Sitepu, GUBSU Loyalis Sukarno dan Pancasilais Yang Dituduh PKI – Donsisko Peranginangin, SH
Spirit Soekarnoisme Warga Tanah Karo – Hiski Darmayana
Tjilik Riwut – Kalimantan Tengah
TJILIK RIWUT
FIlm dokumenter Provinsi Kalimantan Tengah era Tijlik Riwut
Gubernur Tjilik Riwut Marah Wali Kota Palangkaraya Dibunuh Tahun 1965
Mendukung Bung Karno, Wali Kota Palangkaraya Ikut Dibunuh 1965
Johanes Chrisostomus Oevaang Oeray – Kalimantan Barat
Oevaang Oeray, Pejuang Dayak Soekarnois – Hiski Darmayana
In West Kalimantan, Partindo was also accused of being a political partner of the PKI (Rachman et al. 1970:218). One priority of the New Order government was the removal of the Partindo governor, Oevaang Oeray. While his direct ties with Communists were never established, apart from some cursory leftist comments, Oeray was a Soekarnoist. After a series of military-instigated student demonstrations to demand his resignation, Oeray was finally removed from the governorship on 12 July 1966 by a ministerial decision, instead of by presidential decree,59 and replaced by Colonel Soemadi, his deputy
Dipetik dari bab 5 buku REGIME CHANGE AND ETHNIC POLITICS IN INDONESIA – TAUFIQ TANASALDY
*didlam Bab 4 buku ini the rise of dayak politics (1945-1960) ; *Bab5 buku ini the decline of dayak political movements (1960-1971) kita bisa temukan peran Oevaang Oeray dalam perpolitikan lokal dan nasional
Henk Ngantung – Jakarta
Henk Ngantung, Seniman Dan Gubernur Jakarta Yang Terlupakan – Hiski Darmayana
Melawan Lupa Metro TV – Henk Ngantung, Gubernur Arsitek DKI Jakarta Yang Ditunjuk Presiden Soekarno Part 2
Melawan Lupa Metro TV – Henk Ngantung, Gubernur Arsitek DKI Jakarta Yang Ditunjuk Presiden Soekarno Part 3
(pada bagian ke 3 ini terdapat deskripsi penghentian Henk Ngantung sebagai Gubernur Jakarta dan tuduhan sebagai orang PKI)
Menilik karya-karya sketsa Henk Ngantung (Henk Ngantung juga pelukis yang komplit dan juga pematung)
Pelaku Seni Indonesia : Henk Ngantung