Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Genosida Intelektual 1965 dan Perampasan 16 Institusi Pendidikan ‘Kiri’ [Genosida 65, Pembantaian Massal 65, Tragedi 65, Peristiwa 65]

Menurut Abdul Wahid, peristiwa pembunuhan massal 1965 dapat disebut sebagai “politisida atau genosida”, sedangkan pemberangusan yang juga terjadi di dunia akademik ia menyebut dengan istilah “Intellectualcide” (Genosida Intelektual)
……..
Terjadinya operasi militer pada 30 September 1965 yang telah membunuh 6 Jenderal dan 1 Perwira Tinggi TNI AD, disikapi oleh militer pro-Soeharto dengan bergerak cepat dan memonopoli arus informasi publik dengan menuduh PKI sebagai pelaku operasi militer. Pemburuan dan kejahatan kemanusian kemudian terjadi diberbagai daerah dengan menyasar para komunis dan Soekarnois. Kampanye counter-revolutionary/ anti-komunis di kampus dimulai serentak di minggu pertama Oktober yang dilakukan dengan proses seperti berikut:
  • Menteri PTIP menerbitkan SK No.1/dar 1965 untuk membekukan 14 lembaga yang (diduga) berafiliasi ke PKI
  • SK No.4/dar 1965 untuk menutup 2 institut PKI lain;
  • SK No. 16/dar 1965 membubarkan CGMI, Perhimi, IPPI
  • Ini ditindak lanjut dengan Instruksi TNI no. 22/KOTI/1965 tanggal 10 Oktober men-skrining semua kampus
dari laporan diskusi bersama Abdul Wahid, seorang dosen di jurusan Sejarah UGM, selengkapnya simak
Genosida Intelektual Pemberangusan Ideologi dan Kaum Kiri di Kampus Indonesia Pasca September 1965 -Arif Novianto (mapcorner)
sebelumnya Dr Abdul Wahid memberikan kuliah umum di kampus Melbourne University hasil kerjasama Herb Feith Foundation,paIndonesia Initiative dari Faculty of Arts, serta Indonesia Forum dengan tema “Was It an Intellectual Genocide? The Elimination of Leftist Elements in the Indonesian Higher Education, 1965-1980”. Simak beritanya
Genosida Intelektual Kiri Indonesia Pasca 1965 -detikcom
ebook : Mengajarkan Modernitas: PKI Sebagai Sebuah Lembaga Pendidikan Ruth T. McVey
Bab bahasan Pendidikan Untuk Semua; Universitas Rakyat; Partai Sebagai Pusat Perjuangan Intelektual
Buku saku ini membahas PKI sebagai organisasi pendidikan. Ini adalah sebuah hal yang hilang dalam literatur bergenre sejarah politik. PKI, dalam mengorganisasikan partainya kembali sebagai sebuah organisasi yang masih hidup dan legal di awal 1950an, menyelenggarakan banyak macam kelas untuk banyak orang yang berbeda, dari kelas dasar baca tulis untuk penduduk desa miskin sampai kelas teori Marxis-Leninis untuk para pemimpin teratas partai. Partai ini tidak sekedar politik partai yang bertarung dalam pemilu: ia adalah semacam organisasi komunitas serba guna yang membantu anggota-anggotanya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pendidikan adalah satu dari sekian banyak perhatian utama masyarakat miskin yang diorganisir PKI sehingga partai ini pun melakukan yang terbaik untuk bisa mengatasi masalah ini.
……..
Pemimpin PKI yang bertanggung jawab atas program-program pendidikan adalah Siswoyo, yang diwawancara McVey ketika ia berkunjung ke Indonesia di awal hingga pertengahan tahun 1965. Siswoyo telah meninggalkan sebuah memoar yang bernilai dan mengungkap banyak hal, yang baru saja diterbitkan tahun kemarin. Di dalamnya, ia menyebutkan bahwa partai membuat pendidikan sebagai sebuah prioritas, sehingga terbentuklah sebuah bagian di dalam partai yang disebut Departemen Pendidikan Ilmu dan Kebudayaan pada 1958, yang berbeda dari Departemen Pendidikan Partai. Yang terakhir dijalankan oleh kelompok Agitprop partai dan hanya didisain untuk menjamin semua anggota memahami program partai dan beberapa prinsip dasar Marxism-Leninism. Fungsi departemen yang pertama adalah untuk menyediakan pendidikan umum. Siswoyo menjelaskan bahwa ide saat itu adalah bahwa “kebangkitan rakyat harus diimbangi dengan rasio.” Partai harus menyediakan sebuah “pendidikan umum untuk meningkatkan rasio di kalangan massa rakyat, agar massa rakyat dapat berpikir lebih matang, jernih, dan objektif.” Slogan saat itu adalah “Merah dan Ahli.”
Dipetik dari pengantar buku oleh John Rossa
bisa disimak juga seri aslinya dalam bahasa Inggris
Teaching Modernity: The PKI as an Educational Institution – Ruth T. McVey
Gerwani sebagai Institusi Pendidikan bagi Kaum Perempuan (di dalamnya juga dikisahkan TK Kicau yang legendaris itu)
Menurut Daniel Dhakidae dalam Cendekiawan dan Kekuasaan Dalam Negara Orde Baru (2003), lembaga-lembaga itu adalah Akademi Ilmu Politik Bacharudin, Akademi Technik Ir. Anwari, Akademi Djurnalistik Dr. Rivai, Akademi Sastra Multatuli, Akademi Ilmu Ekonomi Dr. Ratulangi, Akademi Ilmu Sedjarah Ronggowarsito, Universitas Rakyat Indonesia, Universitas Res Publica, Akademi Ilmu Sosial Aliarcham, dan Sekolah Pertanian Egom.
dipetik dari Kampus-Kampus Merah, Kampus Kader Komunis – Petrik Matanasi – tirto.id

Dasar pemikirannya ialah kebangkitan rakyat tidak cukup hanya dituntun oleh garis politik, dengan semangat dan keberanian saja. Tapi kebangkitan rakyat juga harus diimbangi dengan rasio.
simak Universitas Rakyat 
Yang menarik adalah, pembukaan sekolah-sekolah umum disambut oleh anggota dan pendukung partai, bahkan keterlibatan orang-orang non partai semakin besar. Apalagi setelah dibukanya Universitas Rakyat (UNRA) yang pendiriannya digagas oleh Siswoyo, Oey Hay Djoen, Mr. Prapto, Dr. Lie Chuan Sien dan Rivai Apin. Secara nasional, dibangunlah sebuah wadah bernama Lembaga Pendidikan Nasional (LPN). Sekolah ini memang berbeda secara konsep dan kurikulum dengan sekolah resmi milik pemerintah. Sekolah yang dikelola LPN memiliki corak dan karakter ideologis. Termasuk dalam hal slogan. Jika sekolah pemerintah memiliki slogan Panca Dharma, sekolah milik partai berslogan Panca Cinta yaitu: (1) Cinta Tanah Air, (2) Cinta Rakyat dan Cinta Kerja, (3) Cinta Ilmu, (4) Cinta Persahabatan Antar bangsa, (5) Cinta Orang Tua. Dengan semboyan: Merah dan Ahli.
dipetik dari ‘Merah dan Ahli’: Sumbangsih PKI untuk Pendidikan Indonesia – Tinjauan Buku Siswoyo Dalam Pusaran Arus Sejarah Kiri – Bara Pravda

Siapa Membakar Kampus Res Publica – Tempo

ebook Ureca (Universitas Res Publica) Berperan Dalam Pembangunan Bangsa
penyunting : Siauw Tiong Djin
Mengenal Ali Archam yang namanya menjadi nama salah satu Akademi yang disokong PKI cc Akademi Ilmu Sosial Ali Archam
Aliarcham – Sedikit Tentang Riwayat dan Perjuangannya
Buku saku ini diterbitkan oleh Akademi Ilmu Sosial “Aliarcham”, Jakarta, 1964.
lain-lain
tentang Sekolah Rakyat sebelum Kemerdekaan
Tan Malaka Dan Sekolah Rakyat – Rudi Hartono
Sekolah Rakyat Padang Panjang – Wenri Wanhar

Simak 120 ‘entry’ tematik lainnya pada link berikut

Prakata dan Daftar Isi Genosida 1965-1966



Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)






This post first appeared on Lentera Di Atas Bukit, please read the originial post: here

Share the post

Genosida Intelektual 1965 dan Perampasan 16 Institusi Pendidikan ‘Kiri’ [Genosida 65, Pembantaian Massal 65, Tragedi 65, Peristiwa 65]

×

Subscribe to Lentera Di Atas Bukit

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×