Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Parhobas:Pay it forward

Panjaitan, tahun ini akan berumur 48 tahun dengan dua orang anak. Istrinya lebih muda 2 tahun. Panjaitan lahir di Tarutung, Sumatera Utara, kemudian merantau ke Jakarta. Panjaitan anak dari seorang bapak pekerja keras dan dikenal sebagai kepala Parhobas. Bapaknya dikenal sebagai parhobas yang jujur dan Tidak Pernah mau merugikan si empunya pesta. Bakat itu, menurun pada anaknya, Panjaitan junior.




Parhobas, adalah sebutan bagi pelayan di sebuah pesta adat dalam masyarakan Suku Batak Toba dan parhobas tidak pernah dibayar. Sampai sekarang, parhobas masih tetap ada disetiap pesta adat. Suku Batak Toba mengenal istilah Parboru dan Paranak. Parboru adalah pihak perempuan dan suaminya Dan Paranak Adalah pihak pria dan istrinya. Namun, parboru adalah paranak didalam keluarga si pria dan paranak adalah parboru didalam keluarga si perempuan. Kesetaraan itu menjadikan setiap marga pasti akan menjadi Paranak dan Parboru. Setiap marga pasti akan menjadi parhobas.

Panjaitan, sekalipun tinggal di Jakarta selalu menjadi pilihan untuk menjadi Parhobas. Dia tidak pernah menolak menjalankan tugas tersebut. Upahnya tidak lebih dari ucapan terimakasih, tidak lebih tidak kurang. Sayangnya, selesai pesta Panjaitan terlupakan dan kembali diingat ketika pesta akan diadakan. Istrinya, lebih realistis, serealistis perempuan jaman sekarang. Istrinya selalu mengatakan, 'Untuk apa membantu mereka yang datang hanya pada saat perlu !'. Ya, jaman sekarang, lebih banyak manusia menjadi manusia opportunitis. Panjaitan, selalu mengatakan pada istrinya, 'Kebaikan tidak pernah akan hilang'.
Saya tertegun mendengar kisah di atas ketika sedang makan siang di Kota Malang. Saya menjadi teringat pada sebuah buku yang berjudul 'Pay it Forward'. Ketika seorang pria tua menolong seorang anak dan ketika anak itu menanyakan kepada pria tua itu,' Dengan apa harus saya balas kebaikan Anda?'. Pria tersebut menjawab, ' Lakukan kebaikan kepada orang lain'.
Dan pada saat menulis ini, saya teringat kepada mantan direktur saya yang mempunyai tujuan hidup, ' Saya ingin menyenangkan semua orang'. Saya tau dan saya mengerti, saya tidak akan pernah bisa menyenangkan setiap orang, akan tetapi, paling tidak saya berusaha untuk menyenangkan semua orang. 
Duh…


This post first appeared on Cangkir Kayu, please read the originial post: here

Share the post

Parhobas:Pay it forward

×

Subscribe to Cangkir Kayu

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×