Related Articles
Hadits ini pula yang menjadikan bulan sya’ban memiliki
keistimewaan tersendiri, yaitu bulan dimana amal-amal setiap hamba diangkat dan
dihadapkan Kepada Allah Swt.
Dan ternyata penyodoran amal ini tidak hanya pada bulan sya’ban saja. Hanya
saja di bulan sya’ban ini dikatakan sebagai penyodoran amal tahunan. Padahal
ada pula penyodoran amal mingguan dan harian. Sebagaimana diriwayatkan oleh al
Imam al Bukhori dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,“
Saling silih berganti kepada kalian malaikat di waktu malam dan malaikat di
waktu siang, dan mereka berkumpul pada sholat subuh dan sholat ashar, kemudian
malaikat yang bermalam bersama kalian naik (ke langit), lalu Allah bertanya
kepada mereka, ”Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hambaku?” (padahal Dia lebih
mengetahui), malaikat menjawab, ”kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan
kami datang kepada mereka dalam keadaan sholat”.
Ini adalah penyodoran amal harian, setiap waktu subuh dan ashar. Adapun
penyodoran amal dalam sepekan (sejum’at), yaitu setiap hari senin dan kamis,
seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim dan Tirmidzi dari
sahabat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,“ Amal-amal disodorkan kepada
Allah SWT setiap hari kamis dan senin “
Dalam riwayat at Tirmidzi yang lain Nabi SAW bersabda, “Amal-amal disodorkan
kepada Allah SWT setiap hari senin dan kamis, maka aku ingin agar amalku
diangkat dalam keadaan berpuasa“.
Untuk menunjukkan kemulyaan bulan ini pula, sya’ban dinamakan syahrul quran
(bulan al quran). Memang setiap saat kita sangat dianjurkan membaca al quran,
lebih-lebih di waktu yang mulya seperti ramadhan dan sya’ban dan di tempat yang
terhormat seperti Makkah al Mukarromah, Raudhoh As Sarifah dan lainnya.
Adalah al Imam ‘Amr bin Qais al Malai jika tiba bulan sya’ban beliau menutup
tempat ibadahnya dan menghabiskan waktu disana dengan membaca al quran. Maka
dikatakan oleh al Imam as Syeikh Ahmad bin Hijazi bahwa salafussholeh
senantiasa menghabiskan waktu pada bulan sya’ban ini dengan membaca al quran,
maka ikutilah langkah mereka dan berjalanlah di belakang mereka.
Dinukil dari kitab Maadza fii
sya’ban dan Dzikraayat wa munaasabaat, keduanya karya Al Imam al Muhaddits As
Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky Rahimahullah.