Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Apa bahaya bahan pengawet makanan?

Semakin banyak jenis Makanan instan dengan Bahan Pengawet yang perlu dicermati/ Apa bahaya Bahan Pengawet Makanan bagi kesehatan tubuh kita?. Adakah bahan pengawet makanan yang alami serta tidak menimbulkan efek samping?. Kita tahu bahwa bahan pengawet memang dibutuhkan agar kondisi makanan tidak rusak dalam jangka waktu tertentu. Biasanya pada kemasan selalu disertakan tanggal kadaluwarsa dengan maksud agar kita sebagai pembeli dapat mengetahui usia makanan yang diawetkan tersebut masih layak kita konsumsi atau tidak. Bahan pengawet makanan pada batas tertentu dibutuhkan dibawah pengawasan badan BPOM. Apa sih bahayanya jika kita mengkonsumsi makanan dengan kandungan bahan pengawet yang ada didalamnya?. Mari kita bahas dalam artikel hidup sehat berikut ini.

Mengapa makanan perlu diawetkan ?

Secara umum bahan pengawet makanan berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan juga warna yang terdapat dalam sebuah makanan agar lebih awet dan tampak segar, namun masalah lain akan timbul jika bahan pengawet ini digunakan melebihi dosis yang dianjurkan oleh badan kesehatan dan makanan (BPOM).

Tujuan dilakukan pengawetan makanan sebenarnya adalah untuk :

  • Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan.
  • Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan termasuk serangan hama.
  • Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial. Bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet juga diharapkan dapat mengganggu kondisi optimal pertumbuhan mikroba. Ditinjau secara kimiawi, pertumbuhan mikroba yang paling rawan adalah keseimbangan elektrolit pada sistem metabolismenya. Karena itu bahan kimia yang digunakan untuk antimikroba yang efektif biasanya digunakan asam-asam organik.

Mengapa kita perlu kawatir terhadap pemakaian bahan pengawet berbahaya ?

Pengawet sebenarnya dibutuhkan untuk mencegah aktivitas mikroorganisme ataupun mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu, untuk menjaga kualitas yang memadai sebagaimana yang diinginkan. Namun kita harus tetap mempertimbangkan keamanannya. Di masyarakat kita sekarang ini, penggunaan pengawet yang tidak sesuai masih sering terjadi dan sudah sedemikian luas penggunaannya sehingga tidak lagi mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen.

Apakah jajanan sekolah banyak mengandung bahan pengawet yang berbahaya ?

Kantin sekolah masih menjadi tempat favorit bagi pelajar untuk memanfaatkan waktu jeda sebelum menerima pelajaran berikutnya di dalam kelas. Ironisnya, beragam jajanan yang berada di tempat itu, juga siap mengancam kesehatan, bahkan jiwa para pelajar. Tak bisa dipungkiri, kebiasaan jajan sangat populer di kalangan pelajar, baik di kantin maupun di sekitar areal sekolah. Biasanya jajanan yang disukai adalah makanan dengan warna, penampilan, aroma dan rasa menarik.

Alhasil, kebiasaan jajan yang sangat sulit dihilangkan itu mengundang banyak penjual makanan di sekitar maupun di luar sekolah. Hanya saja, kebiasaan jajan itu tidak diiringi sajian sehat, sehingga banyak kasus keracunan yang menimpa para pelajar, umumnya jenjang SD. Mengonsumsi makanan khususnya yang dijual di sekitar lingkungan SD bisa menimbulkan berbagai macam penyakit yang merugikan.

Hasil survei Badan Pengawasan Makanan Pusat mengungkapkan bahwa pada 4.500 sekolah di Indonesia, 45 persen jajanan anak berbahaya. Bahaya utama yang ditimbulkan pada jajanan anak-anak itu umunya berasal dari mikrobiologi dan zat kimia. Penjual jajanan umumnya menggunakan bahan tambahan makanan berbahaya.

Tambahan makanan tersebut berupa zat pewarna tekstil, penyedap rasa, pemanis buatan, penambah aroma bahkan pengawet yang tak lazim digunakan pada makanan yaitu formalin. Bahan tambahan makanan berbahaya itu biasanya terdapat pada otak-otak, sosis, nugget, martabak telor, lidi-lidian, makroni, basreng (baso goreng), batagor, siomay, bakso, mie.

Ini bahaya bahan pengawet bagi kesehatan ginjal

Ginjal memiliki fungi penting dalam melakukan penyaringan berbagai zat berbahaya dan membuang zat-zat berbahaya itu sekaligus dengan zat-zat sisa metabolism dalam darah, atau yang disebut dengan detoksifikasi. Namun fungsi ginjal yang lain juga tidak kalah pentingnya yakni sebagai penyeimbang cairan dan elektrolit dalam darah, memproduksi bentuk aktif dari vitamin D sehingga tubuh dapat melakukan penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan atau minuman yang membuat tulang dan gigi menjadi kuat.

Kurangnya pengetahuan akan fungsi ginjal ini membuat orang menjadi sangat minim kepeduliannya untuk menjaga kesehatan ginjalnya. Hal ini bisa dilihat dengan banyak sekali kalangan yang melakukan pola hidup yang salah, dari pola makan, kegiatan, hingga istirahat. Hal ini ternyata rentan memicu kerusakan pada ginjal. Bagi yang terus menerus tidak melakukan penjagaan kesehatan ini, tanpa memandang usia dan jenis kelamin, akan rentan mengalami gagal ginjal.

Ginjal yang baik akan menyaring zat yang dibutuhkan tubuh dan membuang zat lainnya sebagai sisa metabolism tubuh, namun jika ginjal telah mengalami kegagalan, zat-zat yang tidak dibutuhkan itu menumpuk dalam jantung dan menjadi racun yang akan mengganggu kesehatan tubuh.

Kerusakan Ginjal ini dipicu oleh beberapa sebab, namun yang paling sering terjadi karena adanya kesalahan dalam konsumsi makanan dan minuman tertentu. Ketidakpedulian manusia dalam mengkonusmi makanan yang mengandung pewarna dan pengawet buatan dalam periode yang berkelanjutan akan semakin memberatkan kinerja ginjal hingga dapat membuat kegagalan pada ginjal tersebut.


© Penulis for Tips bermanfaat, 2017. | Permalink | No comment | Add to del.icio.us
Post tags: Apa bahaya bahan pengawet makanan, bahan pengawet makanan, bahaya bahan pengawet makanan, pengawet makanan

Feed enhanced by Better Feed from Ozh

The post Apa bahaya bahan pengawet makanan? appeared first on Tips bermanfaat.



This post first appeared on Hidup Sehat, please read the originial post: here

Share the post

Apa bahaya bahan pengawet makanan?

×

Subscribe to Hidup Sehat

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×