Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Psikologi Uang: 90% Mengelola Uang dengan Psikologi dan 10% dengan Matematika. Ini Bukti yang Akan Membuat Anda Tersenyum!

Mengelola uang bukan melulu soal matematika, tapi faktor yang lebih utama adalah psikologi. Apa yang dimaksud dengan psikologi uang?

Psikologi uang membuktikan bahwa pengaruh psikologi dapat mengubur karakter Manusia sebagai homo economicus.

Dalam mengelola keuangan yang diperoleh dengan susah payah, hendaknya kita menggunakan perhitungan yang masuk akal.

Tapi pada kenyataannya, kita bisa dengan mudah menghabiskan uang tanpa mempedulikan perhitungan matematika yang sesuai dengan logika.

Kali ini Finansialku akan membahas bagaimana karakter manusia sebagai makhluk ekonomi, dan bagaimana psikologi uang mempengaruhi manusia dalam mengelola personal finance.

Rubrik Finansialku

Pengertian Homo Economicus

Homo economicus adalah istilah bahwa manusia merupakan makhluk ekonomi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya.

Konsep ini mempercayai bahwa manusia akan melakukan berbagai hal untuk memenuhi kebutuhannya.

Apabila sesuatu berguna maka akan dipilih, tetapi jika sesuatu tidak berguna atau tidak menghasilkan uang maka dibuang.

Berbagai jenis kebutuhan manusia di antaranya adalah mulai mutlak, primer, sekunder, hingga tersier.

Konsep homo economicus ini juga kerap diartikan bahwa manusia adalah makhluk identik dengan pendapatan berupa uang. Semakin banyak yang ia miliki, maka semakin kaya.

 

Karakter Manusia Sebagai Homo Economicus

Karakter asli manusia sebagai homo economicus berarti bahwa manusia adalah makhluk yang membutuhkan uang atau penghasilan guna memenuhi kebutuhan mereka.

Hal lain yang menjadi prioritas manusia sebagai makhluk ekonomi adalah jika menjadi konsumen, ia akan berusaha membeli barang dengan harga semurah mungkin.

Berikut ini adalah penjelasan secara detail, karakter manusia sebagai homo economicus:

#1 Mementingkan Urusan Pribadi

Sebagai makhluk ekonomi, manusia akan mementingkan urusan pribadinya dibandingkan dengan kepentingan masyarakat.

Manusia akan berfokus pada kepentingannya sendiri-sendiri dan tidak mempedulikan orang lain.

Akan tetapi untuk mengimbangi sifat manusia yang seperti ini, mereka harus mengenal rasa sosial dan keagamaan agar bisa peduli dengan lingkungannya.

[Baca Juga: Ditawari Pekerjaan Dengan Gaji Besar? Jangan Mikir “Nakal dan WIL” Pikirkan 7 Hal Ini!]

#2 Berperilaku Rasional

Manusia sebagai makhluk ekonomi akan melakukan tindakannya berdasarkan rasional.

Maksudnya, semua tindakannya berdasarkan akal sehat dan tidak akan terkecoh oleh keinginan yang tidak masuk akal.

Perilaku rasional ini membuat manusia membeli barang-barang yang dibutuhkan, dan tidak akan membuang-buang uang untuk membeli yang tidak diperlukan.

Sebagai konsumen, orang yang berperilaku secara rasional akan membeli barang sesuai kebutuhan.

Pembelian barang tidak didasarkan pada keinginan yang belum tentu sesuai kebutuhan.

Mereka tidak terpengaruh dengan diskon yang besar jika pembelian yang dilakukan merupakan hal tidak penting.

#3 Memaksimalkan Utilitas Pribadi

Sebagai homo economicus, manusia akan berpikir untuk bisa memuaskan kebutuhannya.

Pemikiran yang rasional menjadikannya untuk memaksimalkan uang atau penghasilan miliknya untuk mendapatkan barang sebanyak mungkin.

Utilitas ini bisa diartikan sebagai kepuasan yang didapatkan dengan sejumlah pendapatan yang diterima.

[Baca Juga: Bagaimana Cara Menambah Penghasilan untuk Milenial? Tanpa Korupsi, Tanpa Klenik dan Tanpa Goreng Gaji]

Semakin tinggi pendapatan diterima maka akan semakin banyak barang dan jasa yang bisa didapatkannya guna memuaskan kebutuhannya.

Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka ia akan memperoleh kepuasan tinggi.

Oleh karena itu, kepuasan pribadi berbanding lurus dengan dengan jumlah pendapatan yang diperolehnya.

#4 Reaksi Terhadap Situasi Mendesak

Dalam ilmu ekonomi, kebutuhan berdasarkan waktu bisa dibedakan menjadi kebutuhan sekarang, yang akan datang, sepanjang masa, serta mendesak.

Orang yang menggunakan perhitungan ekonomi dalam hidupnya akan bersikap rasional terhadap kebutuhan yang sifatnya mendesak.

Untuk menyiasati ini, maka bisa disiapkan sebagian dari pendapatannya guna memenuhi kebutuhan yang mendesak atau tiba-tiba.

Karakter homo economicus yang satu ini sesuai dengan konsep perencanaan keuangan, yakni dana darurat.

Buat perhitungan dana darurat Anda menggunakan Aplikasi Finansialku.

#5 Preferensi Tetap

Manusia yang berpikir rasional maka akan memiliki prioritas kebutuhan sesuai dengan tingkatan kepentingannya.

Ia bisa memenuhi terlebih dahulu kebutuhan yang paling penting, misalnya kebutuhan primer terlebih dahulu daripada kebutuhan sekunder, apalagi tersier. Tentu selama jumlah pendapatannya tetap, maka prioritas kebutuhan ini juga tidak akan berubah.

Manusia yang berpikir secara rasional tidak akan membeli barang tersier atau mewah terlebih dahulu sebelum kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi.

[Baca Juga: Fresh Graduate: Gaji UMR Jakarta, Bagaimana Cara Mengatur Keuangannya?]

#6 Ingin Mengakses Informasi Selengkap Mungkin

Hal yang dilakukan oleh manusia sebagai makhluk ekonomi saat menjadi konsumen adalah mengeluarkan uang sesedikit mungkin untuk mendapatkan barang tertentu.

Tentunya untuk melakukannya, manusia harus mengerti perbandingan harga antara tempat yang satu dan lainnya.

Semakin banyak ia mendapat informasi mengenai harga-harga barang yang akan dibelinya, maka akan semakin mudah dalam memutuskan pembelian suatu barang dengan harga paling murah.

Psikologi Uang Kontradiktif Dengan Asumsi Homo Economicus

Teori manusia sebagai homo economicus yang hanya berpikir secara rasional dalam segala tindakannya tidak selamanya sesuai dengan realita.

Terutama dalam hal memprioritaskan kebutuhan.

Terkadang manusia mengedepankan keinginannya yang termasuk kebutuhan tersier, ketimbang kebutuhan primer.

Penyebabnya, pada saat membeli barang mereka cenderung terpengaruh iklan sehingga tidak lagi membeli barang sesuai kebutuhan utama.

Selain itu, manusia juga cenderung tergoda saat barang yang diinginkannya sedang promo atau diskon.

Hal ini menyebabkan pengeluaran membengkak untuk barang yang tidak diperlukan.

[Baca Juga: Ibu Single Parent Gaji UMR Bandung: Bagaimana Cara Mengatur Keuangannya?]

Di sinilah psikologis manusia lebih dominan daripada logika.

Pada umumnya, alasan manusia membiarkan psikologis kita mengalahkan rasionalitas adalah:

  1. Kita berada dalam posisi untuk membeli (baik melalui kartu kredit atau uang tunai tanpa mempertimbangkan ‘opportunity costs’).
  2. Kita ingin kepuasan instan seolah-olah membeli barang akan memberi kita kebahagiaan sejati.
  3. Mengikuti tren terbaru, di mana kita membiarkan orang-orang dan iklan di TV menentukan apa kebutuhan kita.

Padahal, sebagai makhluk ekonomi seharusnya kita membeli sesuai dengan prioritas kebutuhan. Tapi kita seringkali ‘lapar mata’ dan membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Rencanakan Keuangan untuk Menghindari Ancaman Psikologi Uang

Untuk bisa berpikir rasional, rencanakan keuangan dari sekarang.

Buatlah tujuan keuangan yang detail agar Anda bisa membuat skala prioritas.

Rencanakan juga anggaran harian, mingguan, atau bulanan, untuk membatasi pengeluaran Anda.

Sifat mana yang Anda miliki? Bagaimana cara mengatasi sifat yang kontradiktif supaya bisa berhasil?

Jelaskan jawaban Anda dan bagikan informasi penting ini dengan rekan, terima kasih.

Sumber Referensi:

  • Hendra Makgawinata. 25 Mei 2012. Mengelola Uang adalah Psikologi 90 dan Matematika 10. Kompasiana.com – https://goo.gl/bdnYKN

Sumber Gambar:

  • Psikologi Uang 1 – https://goo.gl/j4iEoq
  • Psikologi Uang 2 – https://goo.gl/RF9vXp

Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Download Ebook Sekarang

The post Psikologi Uang: 90% Mengelola Uang dengan Psikologi dan 10% dengan Matematika. Ini Bukti yang Akan Membuat Anda Tersenyum! appeared first on Finansialku Perencana Keuangan Independen.



This post first appeared on Solusi Finansial, please read the originial post: here

Share the post

Psikologi Uang: 90% Mengelola Uang dengan Psikologi dan 10% dengan Matematika. Ini Bukti yang Akan Membuat Anda Tersenyum!

×

Subscribe to Solusi Finansial

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×