Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

MENGAPA TUHAN MENGIZINKAN PENDERITAAN? (1)



JAWABAN YANG SULIT DIPAHAMI
Hidup seringkali sulit untuk dipahami. Dalam upaya untuk mengatasi kenyataan pahit yang kita alami, kita dapat dengan mudah terpuruk dalam frustasi. Kita rindu memperoleh jawaban atas masalah-masalah tentang penderitaan yang menumpuk. Kita bahkan bertanya-tanya, apakah kita dapat sepenuhnya memahami mengapa hal-hal buruk menimpa orang-orang yang baik dan mengapa hal-hal baik justru dinikmati oleh orang-orang yang jahat. Jawaban atas pertanyaan ini seringkali sulit dipahami, tersembunyi dan seakan di luar jangkauan kita.

Alangkah berbahayanya, bahkan bodoh, jika kita berpura-pura bahwa kita tahu secara lengkap jawaban atas pertanyaan mengapa Allah mengizinkan penderitaan. Alasannya sangat banyak dan kompleks. Kita pun salah jika menuntut bahwa kita harus tahu jawabannya.
Dan bahkan meskipun kita sama sekali tidak mengerti mengapa kita mengalami suatu masalah, kita dapat dimampukan untuk mengatasi masalah itu dan menanggapinya dengan cara yang berkenan di hadapan Tuhan.

Satu hal lagi, Saya tidak akan berpura-pura bahwa saya memahami sepenuhnya penderitaan yang mungkin Anda alami sendiri. Meskipun beberapa aspek dari penderitaan manusia adalah hal yang umum, tetapi ada aspek-aspek tertentu yang berbeda. Dan apa yang mungkin paling Anda butuhkan saat ini bukanlah pengetahuan tentang mengapa Anda menderita atau bahkan bagaimana cara Anda mengatasinya. Mungkin yang paling Anda butuhkan adalah pelukan, telinga yang mau mendengar, atau seseorang yang bersedia duduk diam bersama Anda. Namun kadang-kadang pada saat seperti itu, Anda ingin dan membutuhkan kebenaran firman Allah untuk menghibur dan menolong Anda melihat penderitaan Anda dari sudut pandang Allah.

MENGAPA ALLAH YANG BAIK MENGIZINKAN PENDERITAAN?
Dimana Allah ketika kita mengalami penderitaan?
Jika Dia baik dan penuh belas kasihan, mengapa kehidupan seringkali demikian tragis? Apakah Dia telah kehilangan kendali? Atau, jika Dia tetap memegang kendali, apa sebenarnya yang ingin Dia lakukan bagi saya dan orang lain?
Sebagian orang memilih untuk menyangkal keberadaan Allah karena mereka tidak dapat membayangkan Allah seperti apa yang tega mengizinkan penderitaan seperti itu.
Jika kita mempelajari Alkitab dengan cermat, kita akan menemukan bahwa Allah dapat melakukan apa saja yang Dia inginkan. Kadang-kadang Dia bertindak penuh belas kasihan dan melakukan berbagai mukjizat bagi umatNya. Namun, pada saat yang lain, Dia memilih untuk tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan tragedi.
Dalam Alkitab, Dia meyakinkan kita bahwa Dia mengendalikan apa saja yang terjadi, tetapi kadang-kadang Diga membiarkan kita menjadi sasaran orang-orang yang jahat, gen-gen pembawa sifat buruk, virus yang berbahaya, atau bencana alam.
Dalam penelaahan yang singkat ini kita akan melihat bahwa jawaban dasar dari Alkitab adalah bahwa Allah kita yang baik mengizinkan kesakitan dan penderitaan di dalam hidup kita untuk memperingatkan kita atas masalah dosa, untuk memimpin kita agar menaggapiNya dengan iman dan harapan, untuk membentuk kita agar lebih menyerupai Kristus, dan untuk mempersatukan kita agar kita saling menolong satu sama lain.


-UNTUK MEMPERINGATKAN KITA
Bayangkanlah sebuah dunia yang tanpa penderitaan. Seperti apa bentuknya? Mungkin ini gagasan yang menarik, tak ada sakit kepala, tak ada lagi sakit di punggung, tak ada lagi sakit perut, tak ada lagi sakit tenggorokan. Namun, juga tak ada lagi perasaan yang memperingatkan Anda bila ada tulang Anda yang patah atau persendian yang lepas. Tak ada lagi tanda bahaya yang memberitahukan Anda bahwa sebuah borok telah melubangi perut Anda. Tak ada lagi rasa tidak enak untuk memperingatkan Anda bahwa tumor ganas sedang menggalang kekuatan untuk mengambil alih tubuh Anda. Tak ada lagi kejang yang memberitahu Anda bahwa pembuluh darah ke jantung Anda tersumbat.

Sebesar apapun kebencian kita terhadap rasa sakit, kita harus mengakui bahwa rasa sakit itu seringkali mempunyai tujuan yang baik. Rasa sakit itu mengingatkan kita bila ada sesuatu yang tidak beres. Penyebab rasa sakit itu sendirilah yang merupakan masalah utama, bukan penderitaanya.
Pada bagian ini kita akan melihat bagaimana rasa sakit dapat merupakan cara Allah untuk memperingatkan kita bahwa:
  1. Ada sesuatu yang tidak beres dengan dunia ini.
  2. Ada sesuatu yang tidak beres dengan ciptaan Allah.
  3. Ada sesuatu yang tidak beres dengan diri saya.
Mari kita lihat masing-masing diagnosa tersebut.
1. Ada sesuatu yang tidak beres dengan dunia ini.
Penderitaan dapat terlihat kejam, ngawur, tanpa tujuan, sangat aneh, dan buas tak terkendali. Hal-hal buruk menimpa orang-orang yang yang mencoba hidup dengan baik, dan hal-hal yang baik dialami orang-orang yang menikmati kejahatannya. Hal-hal yang terlihat tidak adil ini terjadi pada kita.
Saat saya duduk merenungkan semua penderitaan yang dialami oleh teman-teman saya, teman sekerja saya, keluarga saya, tetangga saya, dan anggota jemaat, saya tidak dapat membayangkan betapa panjangnya daftar itu - dan daftar itu masih belum lengkap. Seringkali mereka menderita tanpa kesalahan yang jelas. Kecelakaan, cacat saat lahir, kekacauan genetik, keguguran, orangtua yang kejam, sakit kronis, anak yang memberontak, sakit parah, penyakit yang tak jelas, kematian pasangan atau anak, putusnya hubungan, bencana alam. Semua ini kelihatannya tidak adil. Dari waktu ke waktu saya tergoda untuk menyerah dalam keputusasaan.


Bagaimana kita dapat memecahkan persoalan ini? BAgaimana kita menjalani kehidupan yang pahit ini tanpa menyangkali realitas atau terjerumus dalam keputusasaan? Tidak mampukah Allah menciptakan sebuah dunia yang tanpa masalah? Tidak mampukah Dia menciptakan sebuah dunia dimana orang tidak dapat membuat pilihan yang buruk atau melukai orang lain? Tidak mampukah Dia menciptakan sebuah dunia tanpa nyamuk, rumput liar, dan penyakit kanker?
Dia mampu - tetapi Dia tidak mau berbuat demikian.
Karunia besar kebebasan umat manusia yang telah Allah berikan kepada kita, yakni kemampuan untuk memilih, juga disertai dengan resiko bila kita membuat pilihan yang salah.
Jika Anda dapat memilih antara menjadi mahluk yang berpikiran bebas di sebuah dunia di mana pilihan-pilihan yang buruk menimbulkan penderitaan, atau menjadi robot di sebuah dunia yang tanpa penderitaan, mana yang akan Anda pilih?

Kita dapat saja diciptakan seperti sebuah boneka lucu yang dijalankan dengan baterei yang berkata "Saya mencintai kamu" ketika dipeluk. Namun Allah mempunyai rencana lain. Dia mengambil satu "resiko" untuk mencipta mahluk yang dapat melakukan hal yang tak terpikirkan - memberontak terhadap Pencipta mereka.


Masuknya dosa ke dalam dunia tidak hanya membawa pengaruh yang merusak terhadap umat manusia, tetapi juga membawa penghakiman langsung dan terus-menerus dari Allah. Kejadian 3 menghubungkan bagaimana kematian fisik dan rohani menjadi bagian dari keberadaan manusia (ayat 3, 19), kelahiran bayi menjadi menyakitkan (ayat 16), tanah dikutuk dan dipenuhi semak belukar yang membuat kerja manusia menjadi sangat berat (ayat 17-19), dan Adam dan Hawa diusir dari Taman yang khusus itu di mana mereka telah menikmati hubungan yang intim dengan Alllah (ayat 23-24).


Dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus menggambarkan seluruh ciptaan Allah mengeluh dan amat merindukan saat ketika mereka dibebaskan dari kutuk kebinasaan dan dibuat kembali menjadi bebas dari pengaruh dosa (Roma 8:19-22)


Penyakit, bencana, dan korupsi merupakan gejala dari sebuah masalah yang lebih berat - ras manusia telah memberontak melawan sang Pencipta. Setiap kesedihan, kesusahan, dan kegetiran merupakan peringatan yang jelas atas mara-bahaya yang akan kita alami. Seperti halnya lampu peringatan yang besar, realitas penderitaan meneriakkan suara bahwa dunia tidak seperti yang Allah kehendaki.


Oleh karena itu, jawaban yang pertama dan terutama atas masalah penderitaan adalah bahwa hal itu merupakan akibat langsung dari masuknya dosa ke dalam dunia. Penderitaan memperingatkan kita bahwa penyakit rohani sedang menghancurkan planet kita. Seringkali masalah yang kita alami hanya disebabkan karena efek samping dari hidup di dunia yang telah jatuh ke dalam dosa, bukan karena kesalahan kita secara langsung.


2.Ada sesuatu yang tidak beres dengan ciptaan Allah.
Kita dapat menjadi sasaran tindakan kejam dari orang lain atau pasukan Setan. Baik manusia yang telah jatuh maupun mahluk roh yang telah jatuh (para malaikat yang memberontak)
 memiliki kemampuan untuk mengambil berbagai keputusan yang dapat merusak diri mereka sendiri maupun orang lain.

Penderitaan dapat disebabkan oleh manusia.
Sebagai mahluk yang bebas (dan terinfeksi dosa), manusia telah membuat dan akan terus membuat pilihan-pilihan yang buruk dalam hidupnya. Pilihan-pilihan yang buruk ini seringkali mempengaruhi orang lain.

Misalnya, salah seorang anak Adam, Kain, memilih
untuk membunuh saudaranya Habel (Kejadian 4:7-8). Lamekh menyombongkan kekerasan yang ia buat (ayat 23-24). Sarai menganiaya Hagar (Kejadian 29:15-30). Yusuf dijual saudaranya sebagai budak (Kejadian 37:12-36), dan kemudian istri Potifar menuduhnya mencoba melakukan perkosaan dan membuatnya masuk penjara (Kejadian 39). Firaun dengan kejam menganiaya budak Yahudi di Mesir (Keluaran 1). Raja Herodes membantai bayi-bayi yang hidup di Bethlehem dalam usahanya membunuh Yesus (Matius 2:16-18).



Luka yang ditimpakan oleh orang lain terhadap kita mungkin disebabkan karena keegoisan mereka. Atau mungkin juga Anda menjadi sasaran aniaya karena iman Anda kepada Yesus Kristus. Sepanjang sejarah, orang yang mengikut Tuhan mengalami penderitaan di tangan orang-orang yang memberontak terhadap Allah.
Penderitaan dapat disebabkan oleh Setan dan para antek-anteknya.
Kisah hidup Ayub merupakan contoh yang jelas bagaimana orang yang baik dapat mengalami tragedi yang luar biasa karena serangan Setan. Allah mengizinkan Setan untuk mengambil harta benda, keluarga, dan kesehatan Ayub (Ayub1-2).


Demi tujuanNya, Allah mengizinkan Setan menghancurkan kehidupan Ayub. Kita mungkin cenderung membandingkan apa yang Allah perbuat atas Ayub dengan seorang ayah yang membiarkan tetangganya yang suka mengganggu memukul anaknya sendiri hanya untuk melihat apakah anak itu masih mengasihi ayahnya setelah itu. Namun, kemudian Ayub menyadarinya bahwa itu bukanlah merupakan penilaian yang adil bila berbicara tentang Allah yang bijaksana dan penuh kasih.
Pada akhirnya Ayub belajar bahwa meskipun ia tidak memahami maksud Allah, ia memiliki banyak alasan untuk percaya bahwa Allah bukannya tidak adil, kejam, sadis, atau tidak jujur dengan mengizinkan hidupnya diporak-porandakan (Ayub 42).

3.Ada sesuatu yang tidak beres dengan Saya.
Seringkali jika ada sesuatu yang tidak beres dalam hidup kita, kita dengan segera mengambil kesimpulan bahwa Allah sedang mencambuk kita karena ada dosa tertentu yang telah kita perbuat. Hal itu tidak selalu benar. Seperti yang kita bahas pada butir-butir sebelumnya, banyak penderitaan yang menimpa kita disebabkan karena kita hidup di dunia yang sudah rusak yang dihuni oleh orang-orang yang rusak dan roh-roh yang memberontak.

Dengan peringatan ini di dalam pikiran kita, kita perlu menghadapi kebenaran yang sukar ini bahwa sebagian penderitaan benar-benar merupakan akibat langsung dari dosa - baik sebagai pendisiplinan yang diterapkan Allah terhadap mereka yang dikasihiNya, maupun hukuman yang Allah lakukan terhadap para pemberontak di alam semesta milikNya.
Koreksi. Jika Anda dan saya telah menempatkan kepercayaan kita pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita, maka kita adalah  anak-anak Allah. Dengan demikian, kita merupakan bagian dari sebuah keluarga yang dipimpin oleh Bapa yang penuh kasih yang melatih dan mengoreksi kita. Dia bukanlah orangtua yang kejam dan sadis yang melancarkan pukulan-pukulan keras karena Dia merasa senang melakukannya.

Ibrani 12 menyatakan:
Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak... Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya (Ibrani 12:5-6, 9-10)

Kebanyakan kita dapat memahami prinsip bahwa Allah mengasihi orang-orang yang dihukumNya. Kita mengharapkan Bapa yang penuh kasih akan mengoreksi kita dan memanggil kita untuk memperbaharui ketaatan kita kepadaNya.
Penghakiman. Allah juga bertindak untuk mengatasi orang-orang percaya yang bandel dan bersikeras melakukan kejahatan.
Tuhan mendatangkan air bah untuk menghancurkan umat manusia (Kejadian 6). Dia menghancurkan Sodom dan Gomorah (Kejadian 18-19). Dia mengirimkan wabah pada bangsa Mesir (Keluaran 7-12). Dia memerintahkan bangsa Israel untuk menghancurkan secara total orang-orang kafir yang tinggal di Tanah Perjanjian (Ulangan 7:1-3). Dia menampar Raja Herodes yang sombong sampai mati di zaman Perjanjian Baru (Kisah Para Rasul 12:19-23). Dan pada masa penghakiman mendatang, Allah akan menghakimi secara sempurna siapapun yang menolak kasih dan hukumNya (II Petrus 2:4-9).

Ketika kita bergumul dengan kenyataan bahwa orang-orang fasik secara harfiah "bebas dari tuduhan membunuh" dan segala macam perbuatan yang tidak bermoral, kita perlu mengingat bahwa "Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya orang berbalik dan bertobat" (II Petrus 3:9).

Lalu, bagian pertama dari jawaban terhadap masalah penderitaan adalah bahwa Allah menggunakan penderitaan untuk memperingatkan kita terhadap masalah-masalah yang serius. Penderitaan membunyikan alarm untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan dunia ini, dengan manusia pada umumnya, dan dengan Anda dan saya.

(Seri Mutiara Iman by.Yayasan Gloria)
Bersambung...MENGAPA TUHAN MENGIZINKAN PENDERITAAN (2)...Klik disini!


This post first appeared on "what You Need Is Available Here - Semua Ada Disin, please read the originial post: here

Share the post

MENGAPA TUHAN MENGIZINKAN PENDERITAAN? (1)

×

Subscribe to "what You Need Is Available Here - Semua Ada Disin

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×