Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Petualangan Cinta Hendra – Permainan asmaraku di rumah kontrakan 2

Petualangan Cinta Hendra – episode 12 Permainan asmaraku di rumah kontrakan – Mbak Siti lagi

Sudah 2 hari ini aku sibuk dengan pekerjaanku, setiap harinya aku selalu pulang larut malam, seperti malam ini aku tiba di parkiran rumah kontrakan saat jam menunjukkan pukul 21.10, bertepatan dengan aku mematikan mesin mobil, ada sebuah mobil berhenti di depan pintu gerbang, tak lama kemudian turun seorang wanita berjilbab dari mobil tersebut, setelah kuperhatikan dari spionku ternyata wanita tersebut adalah mbak Siti tetangga rumahku, kulihat dia tengah berbicara dengan seseorang di dalam mobil, jendela mobilku kubuka sedikit dan aku perhatikan lawan bicara mbak Siti dari jendela mobilnya yang terbuka lebar dan ternyata lawan bicaranya itu adalah suaminya mbak Siti, kudengar percakapannya saat itu yang mengatakan bahwa sang suami akan bermalam di rumah orang tuanya karena ibu dari sang suami atau mertuanya mbak Siti sedang sakit, jadi suaminya akan menjagainya malam ini, aku tersenyum mendengar percakapan mereka, berarti malam ini aku bisa menikmati tubuh mbak Siti lagi dengan bebas tanpa khawatir akan kehadiran suaminya, dengan sabar kutunggu mbak Siti selesai berbicara dengan suaminya, kulihat jendela mobil suami mbak Siti mulai di tutup, dan mobilpun mulai meninggalkan mbak Siti, mbak Siti terlihat sedang melambaikan tangannya, dia masih di depan pintu gerbang sampai mobil itu hilang dari pandangannya, setelah itu mbak Siti masuk ke halaman rumah kontrakan kami dan dia mulai m*****kahkan kakinya menuju rumahnya setelah terlebih dahulu menutup dan mengunci pintu gerbang.

Mbak Siti tidak melihat aku yang masih dalam mobil, dia sedikit terperanjat saat aku keluar dari mobil, tapi setelah mengetahui bahwa itu adalah aku, diapun tersenyum,

“Eehh…Hendra…kaget aku, kukira siapa, baru pulang Hen?” kata mbak Siti.

“iyach mbak,” jawabku.

“mbak juga baru pulang? Kok sendirian?” tanyaku

“Iyach nich Hen, baru pulang dari rumah mertua, suamiku kembali kerumah orang tuanya soalnya ibunya sedang sakit” jawabnya.

“Kamu sudah makan Hen? kalau belum ini kebetulan aku membawa sedikit makanan,” kata mbak Siti.

“Ooohhh…belum mbak, boleh tuch dapat makan gratisan,” jawabku.

“Yach sudah nanti kamu kerumahku, lewat belakang saja biar tidak ada yang menggosipkan,” katanya lirih karena kami sudah berada di depan pintu rumahnya.

Aku mengangguk sambil tersenyum dan melanjutkan langkahku menuju rumahku yang tepat berada di samping rumahnya, kulihat mbak Siti tersenyum sebelum m*****kahkan kakinya kedalam rumah dan menutup pintunya, kudengar suara kunci yang diputar, aku segera membuka pintu rumahku, lalu menutup dan menguncinya, setelah menyalakan lampu teras, akupun bergegas menuju kearah belakang rumahku, setelah terlebih dahulu melepaskan sepatuku, dan menyalakan AC di kamar tidurku, tak lupa lampu di kamar tidurku dan di ruangan santaiku kuhidupkan, aku membuka pintu belakang rumahku, setelah menutup pintu belakangku, aku meneruskan langkahku, kulompati tembok pembatas rumahku dengan rumah mbak Siti, dapurnya masih gelap tapi lampu di dalam rumahnya sudah menyala, dengan perlahan kuketuk pintu belakang rumah mbak Siti, tanpa menunggu lama pintu belakangnya terbuka dan kulihat mbak Siti tersenyum, pakaiannya masih yang tadi, mbak Siti masih mengenakan jilbabnya, ditangannya terlihat bungkusan plastik, dia m*****kah keluar dari rumahnya sambil menyalakan lampu di dapur, setelah menyuruh aku duduk dan meletakkan bungkusan di meja makan, dia mengambil beberapa piring, aku melihat mbak Siti membeli sate kambing untuk makan malamnya dan kulihat cukup banyak juga dia membeli sate kambing, mungkin sekitar 20 tusuk ada.

“Wuih…sate kambing, enak nich mbak, tapi kok banyak juga mbak Siti belinya” kataku.

“Iyaachh…sengaja aku beli sate kambing ini biar kuat, hihihihi…kan buat berdua jadi gak kebanyakan,” kata mbak Siti.

“Lha kan suaminya gak ada mbak,” kataku sedikit heran.

“kan ada kamu yang nemenin” katanya lagi

“tadinya aku mau panggil kamu, tapi karena kebetulan kita ketemu jadi aku gak usah repot-repot panggil kamu,” lanjutnya.

“oooohhhh…begitu,” kataku mengerti.

Kami berdua menikmati makan malam ini sambil berbincang-bincang, tapi sedikitpun mbak Siti tidak pernah menyinggung soal persetubuhan yang pernah kami lakukan, dan dia tidak sedikitpun menyinggung tentang kemaluannya yang gatal minta di garuk, tidak seperti mbak Yanti yang langsung mendatangiku saat kemaluannya merasa gatal minta digarukin. Makan malam kamipun selesai sudah, mbak Siti lalu menawari aku secangkir kopi, dan aku mengiyakannya, setelah merapikan meja makan dan menaruh piring-piring kotor ke tempat cuci piring, mbak Siti lalu membuatkan secangkir kopi dan menghidangkannya padaku.

“Ini Hen, kopinya, hati-hati masih panas,” katanya.

“iyach mbak makasih,” jawabku.

“Hen, kamukan sudah ada secangkir kopi untuk desertnya,” katanya.

“Iyach, mbak makasih dech atas desertnya,” kataku lagi sambil tersenyum.

“Nach kalau akukan belum dapet desertnya, boleh gak aku minta desertnya sama kamu Hen,” katanya lagi.

“Oh iyach mbak boleh, mbak mau apa, mudah-mudahan aku punya sesuatu dirumah untuk desertnya,” kataku memastikan.

“Ach…gak usah kerumah, kamu punya kok disini,” lanjutnya lagi sambil menghampiri tubuhku.

“maksud mbak Siti..?” aku bertanya terheran-heran.

“Ini ada disini,” katanya sambil berjongkok di sampingku dan meremas lembut kemaluanku.

“ooooohhh…mbak Siti…silahkan mbak kalau mbak mau desertnya yang itu, aku dengan senang hati mengabulkannya untuk mbak,” kataku gembira karena malam ini aku bakalan menikmati kembali tubuh mbak Siti.

Aku segera berdiri sambil merubah kursiku menghadap ke mbak Siti yang sedang berjongkok, lalu aku melepaskan celana panjang dan CDku, kemaluanku terpampang di depan mata mbak Siti, akupun duduk kembali setelah melepaskan celana panjang dan CDku, mbak Siti langsung meraih kemaluanku yang masih tertidur, tanpa menunda waktu lagi mulutnya langsung menyerbu kemaluanku, kulihat kemaluanku yang masih lemas itu mulai masuk dalam mulut mungilnya mbak Siti, mbak Siti mulai mengemut-emut kemaluanku, kemaluanku dihisap-hisapnya dan kadang-kadang lidahnya menjilati seluruh kemaluanku mulai dari biji pelerku merambat sampai ke kepala kemaluanku.

“Oooohhh…mbak…oooohhhhh…enaaaaakkk….oooohhhh…” akupun mulai mendesah keenakan merasakan hisapan dan jilatan mbak Siti di kontolku, dan batang kemaluanku perlahan mulai bangkit dari tidurnya.

“hhhhhmmmmm….sssllrrrppppp…hhhmmmm…sssllrrrppp…hhh mmm….sssrrrlllpp…aaaaahhhhh….hhhmmm…sssllrrrppp…hh hmmm…sssllrrrpppp…aaahhhhh…” suara mbak Siti yang sedang sibuk mengkaraoke kontolku.

“hhhmmmmmmm…….uaaaahhhhh…..hhhhhhmmmmmmmm…..uuaaah hhhhh…” mbak Siti berusaha memasukkan kontolku sedalam mungkin ke dalam mulutnya, sehingga kurasakan kontolku bersentuhan dengan anak tekaknya.

Batang kemaluanku semakin mengeras, mbak Siti semakin bernafsu mengkaraoke kontolku, akupun semakin mendesah keenakan merasakan permainan mulut dan lidah mbak Siti di batang pusakaku ini, ternyata mbak Siti ini ahli juga dalam mengkaraoke batang kemaluan lelaki, entah dia melakukan hal ini pada suaminya atau tidak, yang jelas aku menikmati kuluman-kuluman dan jilatan-jilatan yang dilakukan mbak Siti.

“Heennn….aku sudah tidak sabar lagi, aku sudah ingin lagi merasakan punyamu masuk kedalam punyaku….Heeenn…” kata mbak Siti sambil berdiri setelah kontolku berdiri dengan sempurna.

“Aku juga mbak, aku sudah tidak tahan lagi untuk ngentotin memek mbak yang sempit ini,” kataku sambil meraih memeknya yang masih tertutup oleh baju gamisnya.

Mbak Siti mulai menarik keatas baju gamisnya dan menyodorkan pantatnya kearah s*****kanganku, aku sempat kaget karena dibalik bajunya itu mbak Siti tidak mengenakan celana dalamnya, sehingga belahan memeknyapun terlihat dengan jelas olehku, lubang memeknya yang merahpun mulai terlihat olehku karena mbak Siti mengangkangkan kedua kakinya dan kedua tangannya membuka belahan bibir vaginanya, aku segera mengarahkan kontolku, menyambut kedatangan pantatnya yang sedang mundur itu, dan sssleeeeeeepppppppp….kepala kontolku mulai menyelinap masuk kedalam belahan vaginanya, mbak Siti melenguh panjang sambil tetap mendorong pantatnya kebelakang menyambut kedatangan kontolku di lubang memeknya, dan bbblleeeeeeessssssssss…… kontolku mulai menerobos masuk kedalam memeknya mbak Siti, lagi-lagi mbak Siti melenguh panjang merasakan memeknya yang penuh sesak oleh jejalan kontolku, mbak Siti merasakan gatal pada dinding memeknya mulai terobati dengan masuknya kontolku ini, tanpa berhenti mbak Siti terus menekan lagi pantatnya kebawah, bbbblleeeessssss kontolku terbenam seluruhnya di lubang senggama mbak Siti.

“Oooooooohhhhhhhhh……Heeennn….punyamu masuk semuanya kedalam punyaku…. Ooooooohhhhh….Heennn…besaaaaarrr…sekaaliii….punyam u…oooohhh…enaaaakkkkk punyaku dimasukin oleh punyamu yang besar iniiiiii….ooooohhhhhh,” mbak Siti melenguh.

“Akkkuuu…jugaaa…enaaaakkk…mbak…kontolku…kejepit…ol eh…memekmuuuu…ini… ooohhhh….mbak…memek..mbak juga enak…sempiiiitt…,” aku mendesah.

Mbak Siti terdiam menduduki paha dan s*****kanganku, nampaknya dia sedang meresapi kontolku yang penuh sesak menyumpal memeknya, perlahan dengan bertumpu pada kedua tangannya yang sedang di lututku, mbak Siti mulai menaik-turunkan pantatnya dengan pelan-pelan, mbak Siti betul-betul menikmati pergesekan kulit batang kemaluanku dengan dinding vaginanya yang menempel ketat di batang kemaluanku itu, aku juga tidak mau tinggal diam saja menikmati memeknya yang sedang mengocok-ngocok kontolku ini, aku segera mengangkat bajunya yang longgar itu keatas, dan akupun memasukkan kepalaku hingga bajunya teronggok semuanya di pundakku, sementara kepalaku dengan leluasa menjilati dan menciumi punggungnya, ternyata mbak Siti tidak mengenakan bra juga dibalik baju gamisnya ini, kedua tanganku mulai merayap kedepan, yang menjadi sasaran kedua tanganku adalah kedua payudaranya, kedua tanganku mulai meremas-remas kedua payudaranya mbak Siti, dan aku merasakan kedua putingnya sudah mencuat keluar, kupilin-pilin juga kedua putingnya ini ambil agak sedikit kutarik-tarik, mbak Siti tambah merintih-rintih menikmati permainan tanganku yang meremas payudaranya dan memilin putingnya.

“ooooohhhh….Heeennn….oooohhh….Heeenn….ssshhhh…aaah hh….sssshhh…ooohhh…ssshhhh…aaahhhh…ssshhhh…aaaahhh …oooohhh…Heeeennnn….teruuuusss…..Hen…teruuuusss….o oooohhh…..enaaakk….Heeen….eennaaakkkk….oooohhhhh…” mbak Siti merintih-rintih keenakan sambil terus memompa kontolku keluar masuk di dalam vaginanya.

Memek mbak Sitipun semakin banjir oleh cairan precumnya dan cairan precumku, kontolku sedikit lancar keluar masuk di dalam memeknya ini, tapi aku masih merasakan dinding vaginanya menempel erat di batang kemaluanku, aku membiarkan mbak Siti sibuk memompa memeknya di batang kemaluanku ini, agar aku dapat memberinya kepuasan yang belum pernah dia alami selama hidupnya, akan aku buat dia menggelepar keenakan menikmati kontolku yang panjang dan besar ini.

Aku merasakan gerakan naik turun mbak Sitipun semakin bertambah cepat, dan saat menurunkan pantatnya kebawahpun mbak Siti menghujamkan pantatnya dengan kuat, aku merasakan kontolku sering menyentuh dinding rahimnya, mbak Sitipun merasakan hal yang sama saat dia mendorong kuat pantatnya kebawah, mbak Siti merasakan dinding rahimnya tersundul oleh kepala kontolku, suara rintihan lirihnya semakin sering terdengar.

“Oooooohhhh….sssshhhh…oooohhh….ssshhhh…oooohhh….ss shhhh….oooohhh….aaaaccchhhhhh…..Heeeennn….ssshhh…o oohh…ssshhhh….oooohhhh…..enaaaakknnyaaa…punyamu…in i….Heennn….sudah…besar….panjang…keras…dan…taaahhha aannn…lammmaaaa….aaaahhhh…sshhhhh…ooohhh….Heeennnn ….ssshhh….aaahhh…puaaasss…aakuuuu….ssshhhh….aaahhh h…” mbak Siti merintih lirih.

“Aaaahhh…mbak….aaakuuuu…jugaaa…enaaakkk…mbaaakkk…o ooohhh…aaahhhh….memekmu….mbaakkk…enaaakk..sekaaali iii….” akupun mengerang keenakan.

Mbak Siti semakin cepat memompa kontolku keluar masuk di dalam memeknya, aku juga semakin gencar meremas-remas payudaranya juga memilin-milin kedua putingnya, mbak Siti semakin merintih-rintih keenakan, aku juga semakin mengerang kenikmatan, suasana dapur mbak Siti lebih ramai dengan suara rintihan-rintihan lirih kami, ditambah dengan suara kecipak beradunya kemaluan kami, bukan hanya lubang memeknya saja yang sudah semakin banjir tapi tubuhnya mbak Sitipun sudah banjir oleh keringat, tubuhkupun sudah banyak mengeluarkan keringat.

“Oooohhh….Heeennn….enaaaakkkk…sekaaaallliiii…..ooo ohhh….ssshhh….aaaccchhh…Heennn….aakuuu…sudaaaahh…g aaakkkk…taaaahhhaaann…lagiii…Heennn…aakkuuu..sudaa ahhh….mau….keluaaaarr….oooohhh…ssshhhh…aaaahhhh….s ssshhhh….aaahhhhhhh…..Hheeennndddraaaaaa……ooooohhh h…aaakkkuuu…keellluaaarrrr……oooohhh….Heeennn…enaaa akkkk…..niikmmmaattt…..” mbak Siti mengerang panjang menyambut puncak kenikmatannya yang berhasil dia raih.

Mbak Siti menekan pantatnya dengan kuat dan terdiam, dan saat itu juga aku merasakan dinding vagina mbak Siti berdenyut dengan kuat bertepatan dengan erangan mbak Siti, ssssssssrrrrrr……sssrrrrrrrrr…..sssrrrrrrrrrr…..sss srrrrrrrr…..sssrrrrrrrrrr…….sssrrrrrrrrrr… aku merasakan hangatnya lahar kenikmatan mbak Siti menyirami batang kemaluanku yang sedang terbenam di dalam vaginanya, denyutan-denyutan yang kurasakan sangat kuat sekali seolah-olah sedang memijat-mijat batang kemaluanku, terdengar suara nafas mbak Siti yang tersengal-sengal, akupun meremas-remas payudaranya dengan lembut untuk sekedar memberi tambahan sensasi pada pencapaian puncak kenikmatannya ini.

“Oooooohhh….Heennn……oooooohhhhh….enaaaakkkk…sekaaa lllliii…aakuu…selalu puas oleh punyamu…ini….ooooohhhh…Heennn….” rintih mbak Siti.

“Iyaaachhh…mbak…akan aku buat mbak puas sampai pagi….tenang saja mbak….,” kataku sambil tetap meremas-remas lembut kedua payudaranya.

Mbak Siti menikmati remasan lembut di kedua payudaranya, nafasnya mulai normal kembali, tubuhnya mulai bersandar ke tubuhku, sementara kontolku masih terbenam didalam vaginanya, tangan kanannya melingkar dileherku, kepalanya menoleh kearahku, mulutnya tersungging senyum kepuasan, akupun gemas melihat senyumnya itu, kucium mesra bibirnya dengan lembut, mbak Sitipun membalas ciumanku, aku mulai menjulurkan lidahku memasuki rongga mulutnya, kedatangan lidahku disambut dengan lidahnya, lidah kami saling menari, kedua tanganku mulai menarik bajunya keatas sehingga kedua payudaranya terlihat oleh mataku, kedua putingnya yang mencuat keluarpun terlihat olehku, bajunya kutarik kearah belakang sehingga bagian depan tubuhnya betul-betul terbuka, akupun menghentikan ciumanku di bibirnya dan mulai mengarahkan mulutku menuju kepayudaranya, tangan kananku mulai sibuk meremas-remas payudara kirinya, sementara payudara kanannya mulai kuhisap-hisap, putingnya mulai kujilati dan kugigit-gigit lembut, mbak Siti kembali merintih lirih.

“Ooooohhhhh…Heenn….geli….geliii…..aaacchhh….Heenn… .aaachhhh…..ssshhh…ooohhh….ssshhhh….” mbak Siti merintih lirih menikmati permainan mulut dan tanganku di payudaranya.

Tubuh mbak Siti menggelinjang merasakan nikmat dan geli, karena tertahan oleh tangan kiriku yang sedang memegangi pinggangnya dan tangan kananku yang sedang beraksi di payudaranya membuat mbak Siti tidak bisa terlalu menggerakkan tubuhnya kecuali bagian bawahnya saja, gelinjangan-gelinjangan tubuh bagian bawahnya membuat lubang memeknya mulai memutar-mutar kontolku yang masih terbenam di lubang memeknya itu, akupun merasakan nikmat saat lubang vaginanya itu memutar-mutar kontolku.

“Mbaaakkk…aaaaahhh….enaaakkk…hhhmmm….sssllrrpppp…h hhmmmm…ssslllrrrpppp…teruuussss….mbak…putar…teruss …goyang….pantatmu…enaaaakkk….mbaaakkk…aaaahhhhh….. ” akupun melenguh ditengah kesibukan mulutku yang sedang menghisap-hisap teteknya.

“Oooooouuuggghhhh…akuuu…juga…enaaakk…Heennn….ooooh hhhh….Heeeennn…hisaaaapppp..tetekku….teruuusss….re maaaasss….oooohhh….Heeenn….aaakkkuuu…oooohhh…ssshh hhh…aaaahhh….sssshhhhh….,” mbak Siti merintih lirih.

Nafsu birahi mbak Siti mulai timbul kembali, pantatnya semakin cepat memutar-mutar, saat memutar pantatnya itu mbak Siti menambahinya dengan gerakan naik turun, sehingga kenikmatan yang sedang kualami bertambah, mbak Siti juga mengalami hal yang serupa denganku, gesekan-gesekan dinding vaginanya dengan batang kemaluanku tak henti-hentinya mendera kedua kemaluan kami, aku melepaskan pegangan tangan kiriku pada pinggangnya dan mengarahkan tangan kiriku ke s*****kangannya, tangan kiriku mulai mengelus-elus kelentitnya, aku merasakan kelentitnya sudah mencuat keluar, menyadari hal itu aku mulai menggunakan jari jempol dan telunjukku untuk memilin-milin lembut itilnya tersebut, saat jari-jariku mulai beraksi di kelentitnya, mbak Siti semakin merintih-rintih keenakan.

“Oooooouuuuggghhhh….ssshhh…..aaahhh….ssshhhh….oooo ohhhh…..Heeennn….kamu…aaapaainnn…..itilkuuuu….oooo ohhhh….sssshhh…aaaahhhh…Heeenn….enaaakk….sekaliiii …aaaakkuuu….oooohhh….belum…pernaaah..seenak…sepert iii…ini…Hennndraaaa……oooohhhh….ssshhhh…..terrruuuu ssss….eenaaaakkk….ooohhh…ssshhh…aaahhhh…..Hendraaa ….ooohhh….ssshhhh…aaahhhh..,” mbak Siti merintih merasakan nikmat yang luar biasa saat itilnya mulai kupilin-pilin.

Mbak Siti semakin menggila menggoyangkan pantatnya, saat aku yang semakin gencar memilin-milin itilnya, meremas-remas dan menghisap-hisap payudaranya, juga menggigit-gigit lembut putingnya, aku merasa kontolku seolah dipilin-pilin oleh lubang memeknya dan aku merasakan lubang memeknya semakin bertambah banjir, aku sendiri merasakan nikmat yang sangat luar biasa dengan goyangan pantatnya mbak Siti, tapi aku bertahan untuk tidak mencapai kepuasanku dulu, aku ingin membuat mbak Siti malam ini betul-betul terkapar karena kepuasan dientot kontolku.

“Ooouuuhhh….Heeennn….teruuusss…Henn….teruusss….ooo ohhhh…enaakk…ooohhh…ssshhhh…aaaahhh…ssshhhh…Heeenn ….oooohhh…teruuuusss….Hennn..ooohhh…sshhh…aaahhh…s shhhh…aaahhhh…..Heennnn…gilllaaaa…kkkaaammuuu…oooh hh…aakuuuu…sshhh…ooohhh….enaaakk….ssekaaliii…punya muu….ooohhh….Henn…kkamuuu…..masihhh..laaammmaaa….H eeenn…ooohhh…..Heeen….ssshhhh…akkkuuu…mauu…keluaaa rr…lagiiiii….Hennnndrraaaaaa…….ooooohhh….akuuu….pu aaaasss….ddiiientot…kamuuuu…..ooooohhhh….aakuuu……k eluaaaarrr….aaaaahhhh….Hendraaaa….aaahhh…ssshhhhh… aaaaahhhh….” mbak Siti mengerang panjang menyambut puncak kenikmatan yang berhasil ia raih untuk kedua kalinya.

Ssssrrrr…..ssrrrrr…..ssrrrrr…..sssrrrr….ssrrrrrr…. kembali aku merasakan hangatnya lahar kenikmatan mbak Siti menyirami batang kemaluanku, aku tersenyum puas berhasil membuat mbak Siti mencapai kepuasannya untuk kedua kalinya, sementara aku masih jauh untuk mencapai puncak kenikmatanku, aku akan membuat dia terkapar kepuasan sebelum aku mencapai orgasmeku.

“Belum…mbak….belum…nikmatin saja mbak kontolku ini, malam ini aku akan buat mbak puas merasakan kontolku,” kataku tersenyum.

“Oooohhh…gila kamu Hen, aku sudah dua kali mencapai orgasme, tapi kamu masih belum, hebat kamu, coba suamiku bisa sepertimu, aku mungkin wanita paling bahagia bisa setiap malam selalu mencapai klimaks,” kata mbak Siti dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

“Tenang saja mbak, aku akan meladeni mbak Siti, kapanpun mbak Siti ingin merasakan nikmat dan puas, kontolku akan selalu siap sedia buat mbak Siti,” kataku.

Mbak Siti tersenyum mendengar perkataanku, mulutnya menciumi mulutku lembut dan mesra, lalu dia membisikkan ajakan untuk melanjutkan permainan kami di dalam rumahnya, dia ingin merasakan kontolku menerobos lubang senggamanya saat dia terlentang diatas tempat tidurnya, dia ingin lebih dalam lagi merasakan kontolku memasuki relung senggamanya, aku tersenyum dan mengangguk mendengar bisikannya, tak lama setelah tuntas memeknya mengeluarkan tetes-tetes kenikmatannya, mbak Siti mengangkat tubuhnya sehingga kontolku terlepas dari jepitan memeknya, dengan baju gamis yang sudah tidak karuan lagi menutupi tubuhnya, mbak Siti beranjak kedalam rumah sambil menarik tanganku.

“Hen, tolongin dong bukain bajuku,” kata mbak Siti setelah berada didalam rumahnya.

Aku segera menolongnya membuka baju gamisnya, kutarik risleting bajunya kebawah, perlahan-lahan kulihat punggungnya yang mulus terpampang di hadapanku, kuloloskan baju gamis tersebut menuruni tubuhnya, mbak Siti sendiri sedang membuka jilbabnya, rambut panjangnya terurai, tubuh telanjang dengan rambut terurai memberikan pemandangan yang membuatku semakin bernafsu, kupeluk tubuhnya dari belakang kedua tanganku mulai meremas-remas kembali kedua payudaranya, mbak Siti melenguh saat payudaranya kuremas,

“Oooohhhh….Heeennn….sabaarrr…oooohhhh…Hen….oooohhh hh,” lenguh mbak Siti.

Aku semakin bernafsu mendengar suara lenguhannya, kuciumi kuduk, pundak dan belakang telinganya, mbak Siti semakin mendesah kegelian,

“Ooooohhhh….Heeenn…geliii….hebat..kamu…Hen…ooohhh… .ooooohhh…ooohhhh….akuuuuu…Heeenn…jaaaddiii…pengen …lagi….oooohhhh….Heennn….setubuhi…akuuu…dengan….pu nyamu…yang…besaaaarr…ittuuuu…Heeenn…ooohhhh,” desah mbak Siti.

Kuselipkan batang kemaluanku ke s*****kangan mbak Siti dari arah belakang, kedua payudaranya yang mengkal masih tetap kuremas-remas dengan gemas, sambil kugerakkan maju-mundur kontolku menggesek-gesek bibir kemaluan mbak Siti, tangan kananku mulai merambat kebawah kearah s*****kangannya, kuelus-elus kelentit mbak Siti yang sudah mencuat keluar, mbak Siti menunggingkan sedikit pantatnya agar dapat lebih merasakan gesekan-gesekan kontolku di belahan bibir vaginanya,

“enak mbak, dientot kontolku enakkan, mbak pasti pengen lagi dientot oleh kontolku ini,” kataku berbisik di telinganya sambil menciumi belakang telinganya.

“Hhhhmmmmm…iyaaaahhh…Heeen…enaaaakkk…sekaaalliii…a akkuuu…pengeeen..lagi…ooooohhh….ssshhhh…aaaahhh…He een…gellliii…eenaaaakkk…terusss…Henn…aku…sudaaahhh …pengen…lagi…dimasukin…punyamu…yang…gedeeeee….ini… Heeenn…..ooooooohhhh…..,” mbak Siti merintih-rintih lirih, sambil tangannya mengusap-usap kepala kontolku yang sedang maju mundur di belahan vaginanya.

Mbak Siti melepaskan diri dari pelukan dan ciumanku, dia beranjak menuju ranjangnya, kulihat dia merebahkan tubuhnya sambil membuka kedua kakinya lebar-lebar dengan mata yang berbinar penuh nafsu birahi, dengan posisi seperti itu aku dapat melihat lubang memeknya sudah sangat merah sekali karena dari tadi mengalami gesekan-gesekan dengan batang kontolku dan kulihat juga lubang vaginanya yang merah itu tampak mengkilat karena cairan-cairan kenikmatannya yang sudah 2 kali membasahi lubang vaginanya itu, aku segera menghampirinya dan bersimpuh di hadapan s*****kangannya yang sedang terbuka lebar, aku mengarahkan kontolku ke lubang vaginanya, kuselipkan kontolku itu ke lubang vaginanya, ssssllleeeeepppppppp……kontolku kembali terjepit oleh lubang vaginanya, mbak Siti melenguh panjang saat merasakan jejalan kepala kontolku di lubang memeknya,

“Ooooooouuuuuggghhhhhh….Heeennnndraaaaa…….aaaccchh hhh….punyamuuuu…besaaaarrr…seeekaaaliiiii….oooohhh h….puaskan aku Hen, oooooohhhhh……” lenguh mbak Siti.

Dengan perlahan-lahan aku mulai mendorong masuk kontolku kedalam lubang memeknya mbak Siti, bbblllleeeeeessssss…….kontolku mulai melesak masuk di lubang memek mbak Siti dengan perlahan-lahan, kulihat batang kemaluanku sedikit demi sedikit hilang di telan lubang vagina mbak Siti, mbak Siti kembali merintih merasakan memeknya penuh sesak oleh batang kemaluanku.

“Ooooouuuuggghhhhh….Heeeennnn…..oooouuuggghhhh…..p unyamuuuu..besaaaarrrr….ooouuuggghhhhh…..mekikuuuu u…penuh…sesaaaakkk…..ooouuggghhhhh….masukin….semua aaaanyaaaa…Heeennn….aaaahhhh….oooouuugghhh…..” rintih mbak Siti yang merasakan kontolku yang menerobos masuk di lubang senggamanya.

Dinding vaginanya begitu ketat melingkari batang kemaluanku, aku terus menekan masuk kontolku, bbbbllllleeeeeeeessssss…..akhirnya seluruh batang kemaluankupun terbenam di dalam lubang vagina mbak Siti, tubuh mbak Siti mengejat saat merasakan kepala kontolku menyundul dinding rahimnya,

“ooooouuggghhhhh….Heeennnndraaaa……menttooookkk….pu nyammuuu…ooouughhhh….rahimkuuuu…oooouuugghhh….puny amuuuuu….ooouuuugghhh…panjaaang…sekaali….aaaahhhh… Heeenn….enaaaaakkk….nikmaaatt…..” mbak Siti mengerang merasakan nikmat.

Setelah mendiamkan sesaat batang kemaluanku di dalam cengkraman lubang vaginanya yang ketat menempel, perlahan-lahan kontolku mulai kutarik keluar hingga batas leher batang kemaluanku, kulihat dinding vagina mbak Siti ikut tertarik keluar karena saking ketatnya menempel di batang kemaluanku, sementara kulihat itilnya semakin mencuat keluar, dengan gemas kupilin-pilin itil merahnya mbak Siti itu, membuat mbak Siti kembali melenguh merasakan geli dan nikmat yang bercampur aduk, yang belum pernah ia alami bila ia bersetubuh dengan suaminya.

“Aaaaaacchhhhh…geliii….aaacchhh…geeliiiii…..nikmaa aatt….ooohhh…ssshhhh…ooohhh…..sshhh….aaahhh…ooohhh …..masukin…lagi Hen…masukin lagi punyamu…oooohhh tekan lagi yang dalam…..aaahh…sshhhh….aaahhh…ssshhhh…ooohhh,” mbak Siti melenguh.

Mendengar mbak Siti yang melenguh-lenguh karena menikmati enjotan-enjotan kontolku di memeknya, hilang citra dirinya yang alim dan setia sama suaminya, mbak Siti lupa sudah akan dirinya yang sudah bersuami dan berjilbab, yang di ingatnya sekarang adalah menikmati sodokan-sodokan kontolku di lubang memeknya, yang di ingatnya adalah menggapai kepuasan dan kenikmatan bersetubuh sebanyak mungkin selagi dia bisa dan selagi suaminya tidak ada, yang di inginkannya adalah bersetubuh denganku dan menikmati sodokan-sodokan kontolku sampai pagi, sampai dia kelelahan.

Aku menghentakkan kontolku sekaligus menerobos lubang memeknya, mbak Sitipun mengerang merasakan kerasnya kontolku menghantam dinding rahimnya, kutarik kembali kontolku keluar dengan perlahan dan kuhentakkan kembali saat kulihat leher kontolku diambang lubang senggamanya, setiap kuhentakkan keras-keras kedalam lubang memeknya, mbak Siti selalu mengerang.

“Hheeeeegggghhhhh…aaaahhh…sssshhh…aaaahhh…lagiiii… Heenn….lagiiiiii…tekan….yang…keraaaaaassss…..hheee eegggghhhhhhh…..aaaahhhh…iiyyaaaachhh…tteruuus…beg ituuuu….Hennn….hhheeeegghhhhhh…aaahhhh…..eenaaaakk k…..laaggiiiii….aaahhh…hhheeeeggghhhhh…..oooohhhh… .Hendra…enak…bersetubuh denganmu….oooohhh ssshhhh….aaahhh…..,” mbak Siti mengerang-erang keenakan merasakan sodokan-sodokan kontolku.

Aku memeluk tubuh mbak Siti, kedua tanganku masuk kebelakang tubuhnya, mulutnya kuciumi dengan lahapnya, lidahku menjulur masuk dalam rongga mulutnya, kedua lidah kami saling bersentuhan, pantatku mulai gencar memompa kontolku keluar-masuk memeknya dengan cepat, setiap kali hujaman kontolku masuk ke dalam lubang senggamanya mbak Sitipun mendengus dan matanya membelalak, merasakan dinding rahimnya yang tersodok oleh kepala kontolku dengan kuat.

“Hhhhhhmmmmm…..hhhhmmmmm….sssllllrrpppp….hhhheeehh hhhhhh….hhhmmmm…sssllrrrppp….hhheeeehhhh….hhhhmmmm …sslllrpppp….,” dengus mbak Siti yang masih sibuk membalas ciumanku dan menelan air liurku.

Aku semakin bersemangat memompa kontolku keluar masuk di dalam lubang senggamanya itu, ritme keluar masuknya bertambah cepat, sementara hujaman-hujamannya bertambah keras dan dalam, dan selalu membuat mbak Siti mendengus dan matanya terbeliak, yang kulihat hanya putihnya saja, saat itu kurasakan tubuh mbak Siti bergetar hebat, kakinya memancal-mancal dan mengejang-ngejang, aku tahu bahwa saat ini mbak Siti sedang berada di titik orgasmenya yang akan ia raih kembali untuk ketiga kalinya, aku semakin mempercepat gerakanku, kulepaskan ciumanku di mulutnya, membuat mbak Siti leluasa untuk mengerang-erang kenikmatan menyambut puncak kepuasannya yang akan dia raih sebentar lagi.

“Aaauuuuuhhhh…….aaaaahhh….ooooohhh…..ssshhhhh…aaaa uuuuuuhhh….aaaaahhhh……sssshhhhh….oooohhh….ssshhhhh …oooohhh…Henndraaaaaa…..akuuuuu…tidaaak…taaahhaaaa nnnn…lagi….aaku…mau…keluaaaaaaarr….oooohhh….Hennnn …kamuuu…betul-betul…hebaaaaatt….aaakuuuu…tidaaaakkk…..kuaaattttt …lagiiiiii…oooohhhhh….. Hennnndraaaaaaa…..aaakkuuuuu…..saaaammpaaaiiii…..a aaaahhhhh…aaakuuu…keluaaaarrr……Heennndraaaaa…eeena aaakkkk….aaahhh…ooohhhh….kontoooolllmuuuuu….besaaa arrrr…panjaaaannnn….eenaaaaakkkkk….ddiiienttoooott t….kontolmu….ooohhhh…Heeennn….akuuu…puaaass….,” mbak Siti mengerang menyambut puncak kenikmatannya yang berhasil dia raih kembali.

Aku terkejut dengan perkataannya yang vulgar saat dia menyambut puncak kenikmatannya itu, karena untuk pertama kalinya aku mendengar dia mengucapkan kata-kata vulgar tidak seperti tadi kudengar dia masih menjaga kata-katanya, tapi aku tidak memperdulikan perkataannya itu yang kuperdulikan adalah membuatnya puas, dengan mendengar erangannya tersebut akupun menghujamkan kontolku dalam-dalam dan mendiamkan kontolku itu terbenam di dalam relung kenikmatan mbak Siti, kubiarkan mbak Siti menikmati puncak kenikmatannya, kurasakan dinding vaginanya berdenyut sangat kuat sekali saat mengeluarkan lahar kenikmatannya, mulutnya megap-megap, nafasnya tersengal-sengal, matanya terpejam, kupandangi wajahnya sambil tersenyum, kuciumi telinganya sambil berbisik,

“enak…mbak…enak yach di entot olehku…puas yach mbak disodok-sodok kontolku ini…mau lagi mbak…mau puas lagi,” kataku berbisik.

Dengan nafas yang masih tersengal-sengal, mbak Siti menganggukkan kepalanya dan tersenyum, tanda dia masih ingin lagi dipuaskan oleh kontolku, tanda dia masih ingin menikmati sodokan-sodokan kontolku di lubang memeknya, akupun tersenyum dan mencium bibirnya dengan lembut.

Kami bersetubuh kembali sampai mbak Siti dan aku muncrat bersamaan, aku memuntahkan sperma untuk pertama kalinya sementara mbak Siti berhasil meraih puncak kenikmatannya yang ke empat kalinya, kami berduapun tertidur kelelahan, saat subuh kami kembali melakukan pertempuran kami, dan mbak Siti berhasil memuntahkan lahar kenikmatannya sebanyak 3 kali dan aku hanya memuntahkan air maniku 1 kali saja, aku kembali kerumahku setelah tuntas melaksanakan tugasku memberikan kepuasan pada mbak Siti, sementara mbak Siti berjalan kearah kamar mandinya untuk membersihkan tubuhnya dan lubang memeknya yang penuh dengan air maniku dan cairan kenikmatannya.

TAMAT      


This post first appeared on Kisah 17Thn | Cerita Dewasa Khusus 18 Tahun Keatas, please read the originial post: here

Share the post

Petualangan Cinta Hendra – Permainan asmaraku di rumah kontrakan 2

×

Subscribe to Kisah 17thn | Cerita Dewasa Khusus 18 Tahun Keatas

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×