Tetanus merupakan penyakit infeksi pada sistem saraf yang perlangsungannya akut dengan karakteristik Spasme tonik persisten dan eksaserbasi singkat yang disebabkan oleh eksotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.
Pemeriksaan Penunjang :
- Anamnesis :
Ada riwayat luka biasanya 5-14 hari disertai ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang (trismus) dan dapat disertai kejang. - Pemeriksaan Fisis :
- Trismus, risus sardonikus, opistotonus, spasme otot perut dan kejang otot.
- Refleks fisiologis meningkat, refleks patologis negatif
- Kadang-kadang ditemukan gangguan SSO antara lain retensi urin dan hiperpireksia. - Pemeriksaan Laboratorium :
- Darah rutin :Tidak dilakukan pada hari pertama. - Pemeriksaan Radiologik :
- Foto Thoraks : Bila ada tanda-tanda komplikasi paru. - Pemeriksaan Penunjang Lain :
- EKG : Jika ada tanda-tanda gangguan jantung.
Berdasarkan gambaran klinik :
- Spasme sekelompok otot sekitar luka (tetanus lokal)
- Hipertoni dan spasme otot :
- Nyeri sekitar luka,trismus (spasme otot mastikatorik), risus sardonikus (spasme otot fasialis).
- Kaku kuduk sampai opistotonus (spasme otot erektor trunki).
- Dinding perut tegang, anggota gerak spastik. - Kejang tonik dengan kesadaaran tidak tergangggu.
- Umumnya ada luka/riwayat luka
- Dapat disertai retensi urin dan hiperpireksia
- Dapat disertai kelainan saraf kranial.
Diagnosis Banding :
- Reaksi Diastonia
- Tetani (e.c hipokalemia)
- Meningitis
- Rabies
- Abses retropharingeal, abses gigi, subluksasi mandibula.
- Kelainan psikogenik.
- IVFD Dekstrose 5% : RL = 1 : 1 = 28 tts/mnt
- Kausal :
- Anti toksin tetanus :
- Serum Anti Tetanus (SAT) diberikan dengan dosis 20.000 IU/hari/IM selama 3-5 hari, sebelumnya dilakukan tes kulit.
- Human Tetanus Imunoglobulin (HTIG) diberikan dosis 3000 U/IM (single dose), cara pemberian : 250 U/2 jam/IM. Pada tetanus berat dapat diberikan hingga 6000 U/IM.
- Anti Biotik, diberikan selama 7 - 10 hari. Pilihan antibiotiknya antara lain (pilih salah satu) :
- Penisilin prokain (PP) dengan dosis 15 juta IU/6jam/IM atau 3 juta IU/12jam/IM. Jangan lupa sebelumnya dilakukan tes kulit. Sebaiknya PP dikombinasikan dengan Metronidazole 500 mg/8jam/IVFD.
- Ampisilin dengan dosis 1 gr/8 jam/IV, sebaiknya dikombinasi dengan Metronidazole 500 mg/8jam/IVFD.
- Eritromisin / Tetrasiklin 500 mg/6 jam/IV Oral.
- Terhadap luka dilakukan perawatan dan pada luka tusuk dilakukan cross insisi.
- Anti toksin tetanus :
- Simptomatis dan Suportif :
- Diasepam
Setelah masuk RS segera diberikan Diasepam dengan dosis 10-20 mg/iv/per lahan-lahan (2-3 mg/menit). Dosis maintenance : 10 ampul = 100 mg/kolf (10 mg/kgBB/hari) diberikan perinfus atau secara continous iv infusion (syringe pump). Dapat ditingkatkan sampai kejang teratasi dengan dosis maksimal 12 mg/kgBB/hari.
Setiap kejang diberikan bolus Diasepam 1 ampu/IV/3-5 menit, dapat diulangi setiap 15 menit sampai maksimal 3 kali pemberian, bil atak teratasi dirawat di ICU.
Apabila penderita telah bebas kejang selama kurang lebih 48 jam maka dosis diasepam dapat diturunkan secara bertahap kurang lebih 10 % setiap 1-3 hari (tergantung keadaan). Segera setelah intake oral memungkinkan maka Diasepam diberikan peroral dengan frekuensi pemberian yang sering (setiap 3 jam). - Untuk mengatasi spasme dan rigiditas dapat diberikan Chlorpromazine 25-50 mg/8 jam/IM atau Baclofen 10-20 mg/8 jam/per oral.
- Oksigen
Pemberian oksigen dilakukan bila terdapat tanda-tanda hipoksia, distres pernafasan sianosis ataupun apnoe. - Nutrisi
Makanan yang diberikan TKTP dalam bentuk lunak, saring atau cair. - Membatasi tindakan-tindakan yang bersifat merangsang indra pasien.
- Posisi/ letak pasien penderita diubah-ubah secara periodik.
- Diasepam
- Untuk tipe luka ringan dan bersih diberikan Tetanus Toxoid 0,5 ml.
- Untuk tipe luka berat atau mudah mendapat tetanus diberikan Tetanus Toxoid 0,5 ml disertai HTIG 250 unit.
- Untuk tipe luka lama yang mudah mendapat tetanus atau perawatan yang tidak sempurna diberikan Tetanus Toxoid 0,5 ml disertai HTIG 500 unit.
Imunisasi :
- Sebelum KRS = TT1 05 CC/IM
- TT2 dan TT3 masing-masing dengan interval waktu 4-6 minggu dari TT1.
Komplikasi / Penyulit :
- Pneumonia Aspirasi
- Asfiksia
- Atelektasis
- Kardiomiopati
- Fraktur Kompresi
Prognosis :
Dubia tergantung jenis luka, masa inkubasi, onset periode, derajat trismus, tipe kejang, dsb.
Lama Perawatan :
Sampai intake peroral terjamin dan mampu mandiri