Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Visi Portugal Mulai Menyatu Di Piala Eropa 2016

Pepatah Afrika mengatakan, “Butuh sebuah Desa untuk membesarkan seorang anak”. Bila kata”desa” diumpamakan sebagai kumpulan dari para pria dewasa dengan berbagai latar belakang usia, kemampuan, kebiasaan, adat, dan pola pikir, tetapi semuanya memiliki satu tujuan, maka sebuah desa itu dipastikan bakal mampu memenangi Piala Eropa, paling tidak semifinal. Itulah yang terjadi dan pelajaran yang bisa dipetik dari tim nasional Portugal di perempat final Piala Eropa 2016 Prancis. Kamis (30/6) malam, Portugal mengalahkan Polandia, 5-3, lewat drama adu penalti di Stadion Velodrome, Marseille, setelah bermain imbang 1-1 waktu normal.

Mereka yang sudah memprediksi Portugal bakal lolos ke semifinal, mungkin membayangkan Cristiano Ronaldo akan menjadi pemeran utama. Faktanya, di pertandingan melawan Polandia Ronaldo seperti kepala desa di sebuah desa lain. Pemain pembeda Portugal pada pertandingan itu justru sosok seperti Pepe. Ia mungkin sangat dibenci pemain desa lawan karena kelugasannya yang menjaga area pertahanan tanpa kompromi. Selain Pepe, kiprah Ricardo Quaresma yang ibarat penduduk di pinggiran deasa, karena perjalanan kariernya yang naik turun juga patut diacungi jempol.

Lantas siapa bayi atau anak yang akan mereka besarkan? ia tak lain Renato Sanches, gelandang 18 tahun yang baru dibeli FC bayer Munchen seharaga 40 juta dolar AS. Sanches membuktikan Muenchen layak membelinya dengan harga tinggi menyusul performa impresifnya di Piala Eropa. Gol indahnya hasil kerja sama satu dua dengan Nani ke gawang Polandia menjadikannya pemain termuda yang mampu mencetak gol di fase knockout Piala Eropa. Kemenangan atas Polandia mengantarkan Portugal ke empat besar Piala Eropa untuk kali kelima (sebelumnya pada 1984, 2000, 2004, 2012). Sebelum Piala Eropa digelar, banyak yang tidak begitu menjagokan Selecao das Quinas.

Performa Portugal naik turun selama kualifikasi dan kurang begitu meyakinkan di fase grup, hanya mampu tiga kali seri. Kelolosan ke 16 besar pun berbau keberuntungan bagi Portugal karena mereka hanya mengandalkan status salah satu tim (dari empat) peringkat tiga terbaik. Melawan Kroasia dari sisi permainan, Portugal juga bisa dibilang belum membaik. Gol tunggal Quaresma di babak kedua hanya berasal dari sebuah serangan balik dengan memanfaatkan bola muntah hasil tendangan Ronaldo. Satu yang patut dicatat di laga 16 tersebut, awal serangan balik mematikan Portugal itu justru dipimpin oleh Sanches.

Bertemu Polandia, banyak yang yakin Portugal akan tersingkir. Tetapi yang terjadi sebaliknya. Walau sempat kaget dengan gol cepat Polandia, Portugal menunjukkan determinasi luar biasa hingga mampu memaksakan terjadinya perpanjangan waktu dan adu penalti. Begitu penalti akan dimulai, Ronaldo menunjukkan sikapnya sebagai seorang pemimpin. “Pelatih bertanya siapa yang akan menendang pertama dan Ronaldo langsung menjawab dirinya yang akan melakukan,” kata Sanches.

Semua tahu seluruh kelima penendang Portugal berhasil menunaikan tugasnya. Ronaldo, Sanches, Joao Moutinho, nani, dan terakhir Quaresma. Sekali lagi Portugal menunjukkan mental mereka benar-benar siap untuk menghadapi segala macam kondisi di lapangan. Kini Portugal sudah menembus empat besar di Piala Eropa 2016. Lawan berat akan datang yaitu Wales yang di pimpin oleh Gareth Bale. Ronaldo sebagai pemimpin dengan dukungan penduduknya seperti Pepe, Nani, dan Quaresma, dipastikan bakal menjaga “desa” mereka sambil “membesarkan” Sanches.

The post Visi Portugal Mulai Menyatu Di Piala Eropa 2016 appeared first on Agen Judi Bola SBOBET Online Terbaik Dan Terpercaya.



This post first appeared on Agen Judi Bola Online Dan Casino, please read the originial post: here

Share the post

Visi Portugal Mulai Menyatu Di Piala Eropa 2016

×

Subscribe to Agen Judi Bola Online Dan Casino

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×