NAMA
Beberapa penderit bisa mengalami kesembuhan total, sedangkan penderita lainnya harus menjalani pengobatan seumur hidupnya.
Kemungkinan penyembuhan atau angka harapan hidup yang panjang tergantung kepada jenis limfoma dan stadkum penyakit pada saat pengobatan dimulai.
Biasanya jenis yang berasal dari limfosit T tidak memberikan respon sebaik limfosit B.
Angka kesembuhan juga menurun pada:
- penderita yang berusia diatas 60 tahun
- limfoma yang sudah menyebar ke seluruh tubuh
- penderita yang memiliki tumor (pengumpulan sel-sel limfoma) yang besar
- penderita yang fungsinya dibatasi oleh kelemahan yang berat dan ketidakmampuan bergerak.
Penderita pada stadium awal (stadium I dan II) seringkali diobati dengan terapi penyinaran yang terbatas pada sisi limfoma dan daerah di sekitarnya.
Terapi penyinaran biasanya tidak menyembuhkan limfoma tingkat rendah, tetapi dapat memperpanjang harapan hidup penderita sampai 5-8 tahun.
Terapi penyinaran pada limfoma tingkat menengah biasanya akan memperpanjang harapan hidup penderita sampai 2-5 tahun, sedangkan pada limfoma tingkat tinggi hanya 6 bulan sampai 1 tahun.
Jika dimulai sesegera mungkin, pemberian kemoterapi dengan atau tanpa terapi penyinaran pada limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi, bisa menyembuhkan lebih dari separuh penderitanya.
Sebagian besar penderita sudah mencapai stadium lanjut (stadium III dan IV) pada saat penyakitnya terdiagnosis.
Penderita limfoma tingkat rendah mungkin tidak memerlukan pengobatan segera, tetapi harus menjalani pemeriksaan sesering mungkin untuk meyakinkan bahwa penyakitnya tidak menyebabkan komplikasi yang serius.
Kemoterapi dilakukan pada penderita limfoma tingkat menengah.
Penderita limfoma tingkat tinggi memerlukan kemoterapi intensif segera karena penyakit ini tumbuh dengan cepat.
Tersedia beberapa sediaan kemoterapi yang sangat efektif.
Obat kemoterapi bisa diberikan tunggal (untuk limfoma tingkat rendah) atau dalam bentuk kombinasi (untuk limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi).
Pemberian kemoterapi disertai faktor pertumbuhan dan pencangkokan sumsum tulang masih dalam tahap penelitian.
Pengobatan baru yang masih dalam penelitian adalah antibodi monoklonal yang telah digabungkan dengan racun, yang memiliki bahan racun (misalnya senyawa radioaktif atau protein tanaman yang disebut risin), yang menempel di antibodi tersebut.
Antibodi ini secara khusus akan menempel pada sel-sel limfoma dan melepaskan bahan racunnya, yang selanjutnya akan membunuh sel-sel limfoma tersebut.
Pada pencangkokan sumsum tulang, sumsum tulang diangkat dari penderita (dan sel limfomanya dibuang) atau dari donor yang sesuai dan dicangkokkan ke penderita.
Prosedur ini memungkinkan dilakukannya hitung jenis darah, yang berkurang karena kemoterapi dosis tinggi, sehingga penyembuhan berlangsung lebih cepat.
Pencangkokan sumsum tulang paling efektif dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 55 tahun dan bisa menyembuhkan sekitar 30-50% penderita yang tidak menunjukkan perbaikan terhadap pemberian kemoterapi.
Tetapi pencangkokan sumsum tulang memiliki resiko, sekitar 5% penderita meninggal karena infeksi pada minggu pertama, sebelum sumsum tulang membaik dan bisa menghasilkan sel darah putih yang cukup untuk melawan infeksi.
Pencangkokan sumsum tulang juga sedang dicoba dilakukan pada penderita yang pada awalnya memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi tetapi memiliki resiko tinggi terjadinya kekambuhan.
Kombinasi sediaan kemoterapi pada Limfoma Non-Hodgkin.
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=308&idktg=12&idobat=&UID=20080710115552125.161.172.159
===================================
http://www.eramuslim.com/konsultasi/sht/7503160428-apakah-penyakit-kelenjar-getah-bening-berbahaya-dan-apa-obatnya.htm
===============================
==========================
Senin, 03 April 2000 Waspadai Kanker Kelenjar Getah Bening
Limfoma Non-Hodgkin |
DEFINISI |
Limfoma Non-Hodgkin adalah sekelompok keganasan (kanker) yang berasal dari sistem kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke seluruh tubuh. Beberapa dari limfoma ini berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahun), sedangkan yang lainnya menyebar dengan cepat (dalam beberapa bulan). Penyakit ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit Hodgkin. Related Articles |
PENYEBAB |
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi bukti-bukti menunjukkan adanya hubungan dengan virus yang masih belum dapat dikenali. Sejenis limfoma non-Hodgkin yang berkembang dengan cepat berhubungan dengan infeksi karena HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type I), yaitu suatu retrovirus yang fungsinya menyerupai HIV penyebab AIDS. Limfoma non-Hodgkin juga bisa merupakan komplikasi dari AIDS. |
GEJALA |
Gejala awal yang dapat dikenali adalah pembesaran kelenjar getah bening di suatu tempat (misalnya leher atau selangkangan) atau di seluruh tubuh. Kelenjar membesar secara perlahan dan biasanya tidak menyebabkan nyeri. Kadang pembesstsn kelenjar getah bening di tonsil (amandel) menyebabkan gangguan menelan. Pembesaran kelenjar getah bening jauh di dalam dada atau perut bisa menekan berbagai organ dan menyebabkan: - gangguan pernafasan - berkurangnya nafsu makan - sembelit berat - nyeri perut - pembengkakan tungkai. Jika limfoma menyebar ke dalam darah bisa terjadi leukemia. Limfoma dan leukemia memiliki banyak kemiripan. Limfoma non-Hodgkin lebih mungkin menyebar ke sumsum tulang, saluran pencernaan dan kulit. Pada anak-anak, gejala awalnya adalah masuknya sel-sel limfoma ke dalam sumsum tulang, darah, kulit, usus, otak dan tulang belakang; bukan pembesaran kelenjar getah bening. Masulknya sel limfoma ini menyebabkan anmeia, ruam kulit dan gejala neurologis (misalnya kelemahan dan sensasi yang abnormal). Biasanya yang membesar adalah kelenjar getah bening di dalam, yang menyebabkan: - pengumpulan cairan di sekitar paru-paru sehingga timbul sesak nafas - penekanan usus sehingga terjadi penurunan nafsu makan atau muntah - penyumbatan kelenjar getah bening sehingga terjadi penumpukan cairan. Gejala Limfoma Non-Hodgkin >
|
DIAGNOSA |
Harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening untuk menegakkan diagnosis limfoma non-Hodgkin dan membedakannya dari penyakit Hodgkin atau penyakit lainnya yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Menentukan stadium limfoma non-Hodgkin. Limfoma non-Hodgkin dikelompokkan berdasarkan tampilan mikroskopik dari kelenjar getah bening dan jenis limfositnya (limfosit T atau limfosit B). Salah satu dari pengelompokkan yang digunakan menghubungkan jenis sel dan prognosisnya: - Limfoma tingkat rendah, memiliki prognosis yang baik - Limfoma tingkat menengah, memiliki prognosis yang sedang - Limfoma tingkat tinggi, memiliki prognosis yang buruk. Pada saat terdiagnosis, biasanya limfoma non-Hodgkin sudah menyebar luas; hanya sekitar 10-30% yang masih terlokalisir (hanya mengenai salah satu bagian tubuh). Untuk menentukan luasnya penyakit dan banyaknya jaringan limfoma, biasanya dilakukan CT scan perut dan panggul atau dilakukanskening gallium. |
PENGOBATAN |
Kemungkinan penyembuhan atau angka harapan hidup yang panjang tergantung kepada jenis limfoma dan stadkum penyakit pada saat pengobatan dimulai.
Biasanya jenis yang berasal dari limfosit T tidak memberikan respon sebaik limfosit B.
Angka kesembuhan juga menurun pada:
- penderita yang berusia diatas 60 tahun
- limfoma yang sudah menyebar ke seluruh tubuh
- penderita yang memiliki tumor (pengumpulan sel-sel limfoma) yang besar
- penderita yang fungsinya dibatasi oleh kelemahan yang berat dan ketidakmampuan bergerak.
Penderita pada stadium awal (stadium I dan II) seringkali diobati dengan terapi penyinaran yang terbatas pada sisi limfoma dan daerah di sekitarnya.
Terapi penyinaran biasanya tidak menyembuhkan limfoma tingkat rendah, tetapi dapat memperpanjang harapan hidup penderita sampai 5-8 tahun.
Terapi penyinaran pada limfoma tingkat menengah biasanya akan memperpanjang harapan hidup penderita sampai 2-5 tahun, sedangkan pada limfoma tingkat tinggi hanya 6 bulan sampai 1 tahun.
Jika dimulai sesegera mungkin, pemberian kemoterapi dengan atau tanpa terapi penyinaran pada limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi, bisa menyembuhkan lebih dari separuh penderitanya.
Sebagian besar penderita sudah mencapai stadium lanjut (stadium III dan IV) pada saat penyakitnya terdiagnosis.
Penderita limfoma tingkat rendah mungkin tidak memerlukan pengobatan segera, tetapi harus menjalani pemeriksaan sesering mungkin untuk meyakinkan bahwa penyakitnya tidak menyebabkan komplikasi yang serius.
Kemoterapi dilakukan pada penderita limfoma tingkat menengah.
Penderita limfoma tingkat tinggi memerlukan kemoterapi intensif segera karena penyakit ini tumbuh dengan cepat.
Tersedia beberapa sediaan kemoterapi yang sangat efektif.
Obat kemoterapi bisa diberikan tunggal (untuk limfoma tingkat rendah) atau dalam bentuk kombinasi (untuk limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi).
Pemberian kemoterapi disertai faktor pertumbuhan dan pencangkokan sumsum tulang masih dalam tahap penelitian.
Pengobatan baru yang masih dalam penelitian adalah antibodi monoklonal yang telah digabungkan dengan racun, yang memiliki bahan racun (misalnya senyawa radioaktif atau protein tanaman yang disebut risin), yang menempel di antibodi tersebut.
Antibodi ini secara khusus akan menempel pada sel-sel limfoma dan melepaskan bahan racunnya, yang selanjutnya akan membunuh sel-sel limfoma tersebut.
Pada pencangkokan sumsum tulang, sumsum tulang diangkat dari penderita (dan sel limfomanya dibuang) atau dari donor yang sesuai dan dicangkokkan ke penderita.
Prosedur ini memungkinkan dilakukannya hitung jenis darah, yang berkurang karena kemoterapi dosis tinggi, sehingga penyembuhan berlangsung lebih cepat.
Pencangkokan sumsum tulang paling efektif dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 55 tahun dan bisa menyembuhkan sekitar 30-50% penderita yang tidak menunjukkan perbaikan terhadap pemberian kemoterapi.
Tetapi pencangkokan sumsum tulang memiliki resiko, sekitar 5% penderita meninggal karena infeksi pada minggu pertama, sebelum sumsum tulang membaik dan bisa menghasilkan sel darah putih yang cukup untuk melawan infeksi.
Pencangkokan sumsum tulang juga sedang dicoba dilakukan pada penderita yang pada awalnya memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi tetapi memiliki resiko tinggi terjadinya kekambuhan.
Kombinasi sediaan kemoterapi pada Limfoma Non-Hodgkin.
Sediaan | Obat | Keterangan |
Obat tunggal | Klorambusil a href="http://www.medicastore.com/med/caridatapilih.php?pilih=1&UID=20080516075805125.208.146.2&cari=Siklofosfamid">Siklofosfamid | Digunakan pada limfoma tingkat rendah untuk mengurangi ukuran kelenjar getah bening & untuk mengurangi gejala |
CVP (COP) | Siklofosfamid Vinkristin (onkovin) Prednison | Digunakan pada limfoma tingkat rendah & beberapa limfoma tingkat menengah untuk mengurangi ukuran kelenjar getah bening & untuk mengurangi gejala Memberikan respon yang lebih cepat dibandingkan dengan obat tunggal |
CHOP | Siklofosfamid Doksorubisin (adriamisin) Vinkristin (onkovin) Prednison | Digunakan pada limfoma tingkat menengah & beberapa limfoma tingkat tinggi |
C-MOPP | Siklofosfamid Vinkristin (onkovin) Prokarbazin Prednison | Digunakan pada limfoma tingkat menengah & beberapa limfoma tingkat tinggi Juga digunakan pada penderita yang memiliki kelainan jantung & tidak dapat mentoleransiDoksorubisin |
M-BACOD | Metotreksat Bleomisin Doksorubisin (adriamisin) Siklofosfamid Vinkristin (onkovin) Deksametason | Memiliki efek racun yg lebih besar dari CHOP & memerlukan pemantauan ketat terhadap fungsi paru-paru & ginjal Kelebihan lainnya menyerupai CHOP |
ProMACE/CytaBOM | Prokarbazin Metotreksat Doksorubisin (adriamisin) Siklofosfamid Etoposid bergantian dengan Sitarabin Bleomisin Vinkristin (onkovin) Metotreksat | Sediaan ProMACE bergantian dengan CytaBOM Kelebihan lainnya menyerupai CHOP |
MACOP-B | Metotreksat Doksorubisin (adriamisin) Siklofosfamid Vinkristin (onkovin) Prednison Bleomisin | Kelebihan utama adalah waktu pengobatan (hanya 12 minggu) Kelebihan lainnya menyerupai CHOP |
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=308&idktg=12&idobat=&UID=20080710115552125.161.172.159
===================================
Kelenjar Getah Bening atau disebut lymph node. Hampir tersebar diseluruh tubuh kita. Layaknya pembuluh darah, ia juga bisa beredar di tubuh kita.
Beberapa jenis penyakit yang mengenai kelenjar getah bening, misalnya:
1. Tuberkulosis (TB)
2. Klamidia (semacam parasit)
3. HIV
4. Keganasan
5. Dan infeksi yang lainnya.
Yang terjadi pada pasien kebanyakan, pembesaran kelenjar limfe karena mekanisme pertahanan tubuh kita terhadap suatu infeksi.http://www.eramuslim.com/konsultasi/sht/7503160428-apakah-penyakit-kelenjar-getah-bening-berbahaya-dan-apa-obatnya.htm
===============================
Kanker
Waspadai Gejala Limfoma Non-Hodgkin
Jika mendapati benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan, dan tidak ada tanda-tanda radang, perlu dicurigai sebagai limfoma non-Hodgkin atau kanker kelenjar getah bening. Namun demikian, tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan kanker kelenjar getah bening. Bisa saja benjolan tersebut hasil 'perlawanan' kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa. Limfoma sendiri terjadi akibat pertumbuhan berlebihan satu klon sel limfosit pada tahapan tertentu saat proses pematangan di kelenjar getah bening. Jenis limfoma yang paling banyak terjadi pada pasien adalah limfoma non-Hodgkin. Demikian kesimpulan yang didapat dari kegiatan Ceramah Ilmiah yang diadakan oleh RS Kanker Dharmais dengan tema "Dignosis dan Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening". Dr. Djumhana Atmakusuma, Sp.PD, KHOM menjadi pembicara pada acara yang di selenggarakan pada 5 Juni lalu itu.
Gambaran klinik pasien yang mengalami limfoma non-Hodgkin (LNH) di antaranya tumor yang berasal dari pembesaran kelenjar getah bening perifer, terjangkitnya sumsum tulang pada limfoma indolent (jinak), dan pembesaran kelenjar getah bening di rongga dada (mediastinum) serta rongga perut (abdomen) pada limfoma agresif. Sedangkan gejala sistemiknya berupa demam yang tidak diketahui penyebabnya, berat badan menurun lebih dari 10 kg dalam enam bulan terakhir, atau keringat pada malam hari. Pasien yang mengalami salah satu gejala di atas dikategorikan LNH derajat B, sedangkan yang tidak mengalami disebut LNH derajat A.
Namun demikian, mengenali gejala saja tidak dapat menentukan LNH. Pemeriksaan histologi (jaringan), analisis imunologik, dan analisis molekular dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis limfoma. Selain itu, dengan hasil pemeriksaan histologis dapat ditentukan derajat keganasan LNH. Derajat yang paling rendah adalah limfoma indolent (jinak), derajat selanjutnya limfoma agresif dan limfoma sangat agresif. Derajat limfoma juga dapat ditentukan setelah pemeriksaan histologis. Berdasarkan sistem "staging" Ann Arbor, tingkat penyakit pasien dibedakan atas: Stadium I jangkitan LNH pada satu daerah kelenjar getah bening; Stadium II jangkitan mengenai dua daerah kelenjar getah bening pada sisi diafragma yang sama; stadium III jangkitan pada daerah kelenjar getah bening pada kedua sisi diafragma; dan stadium IV jangkitan difusa atau diseminata (menyeluruh) pada satu atau lebih organ eksemfalitik.
Pengobatan LNH, menurut Djumhana, terdiri dari kemoterapi sitostatika, obat hormonal, dan biological respons modifiers. Kemoterapi sitostatika yang sering digunakan adalah siklofosfamida, vinkristin, deksorubisin, atau epirubisin. Obat hormonal yang umumnya digunakan adalah kortikosteroid, seperti prednison, metil prednisolon, atau deksametason. Interferon alfa sering digunakan sebagai biological respons modifiers. Selain itu, pengobatan juga dapat dilakukan dengan radiasi. Pada pasien dengan stadium awal atau pasien LNH ekstranodal, misalnya di nasofaring atau di otak, dapat diberlakukan tindakan radiasi. Namun, jika terjadi penyumbatan, tindakan bedah merupakan pilihan yang paling efektif. Pembedahan dapat dilakukan karena adanya sumbatan di saluran cerna dan di vena cava superior.
Alternatif lain yang juga dapat dilakukan yakni dengan transplantasi sumsum tulang (TST). Transplantasi ini dilakukan pada pemberian kemoterapi dosis tinggi. Tindakan dilakukan dengan menyelamatkan sel induk darah ke dalam nitrogen cair bersuhu minus 197 derajat. Setelah pengobatan kemoterapi selesai, sel induk darah ditransplantasikan kembali. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan respons pengobatan dan memanjangkan harapan hidup pasien.
Harapan hidup rata-rata pasien LNH indolent yang tidak memberikan gejala dan tanpa pengobatan 4--6 tahun, sedangkan pada LNH indolent stadium I yang diberikan radiasi 50--60% dapat bertahan hidup 10 tahun. Pada pasien LNH agresif, bila tidak dilakukan tindakan pengobatan akan meninggal dalam beberapa bulan dan LNH sangat agresif yang tidak diobati akan meninggal dalam beberapa minggu. Namun demikian, penggunaan kemoterapi memberikan respons pengobatan yang baik pada 50--85% pasien, separuh di antaranya bebas penyakit atau sembuh. (Hidayati W.B.)
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/072001/keg-1.htm==========================
Senin, 03 April 2000 Waspadai Kanker Kelenjar Getah Bening
02/03/2008 13:52
Liputan6.com, Jakarta: Kanker. Maka yang terlintas di benak kita adalah hal-hal buruk. Tak mengherankan, penyakit satu ini memang sulit diobati. Belum lagi, biaya pengobatannya yang selangit. Akibatnya, banyak orang yang memutuskan untuk tak pergi ke rumah sakit dan memilih pengobatan alternatif yang biayanya lebih murah.
Jenis penyakit kanker bermacam-macam kanker darah (leukemia), tumor otak, kanker retinoblastoma atau mata, serta kanker saraf (neuroblatoma). Ada juga kanker ginjal, jaringan otot lurik (rabdomiosamiosarkoma), kanker tulang (osteosarkoma) dan kanker kelenjar getah bening alias limfoma.
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma telah merenggut nyawa banyak orang. Salah satu korban keganasan limfoma adalah legenda musik Indonesia, Gito Rollies. Rocker bernama asli Bangun Sugito ini meninggal di usia 61 tahun seorang istri dan empat anak
Penyakit kanker kelenjar getah bening menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Gaya hidup menjadi salah satu penentu timbulnya penyakit tersebut. Ahli penyakit kanker Aru Sudoyo mengatakan, walau kanker belum sepenuhnya bisa dikendalikan, setidaknya penyakit ini bisa dijauhi dengan mengikuti gaya hidup tertentu.
Kanker bisa menyerang siapa saja. Jika ada benjolan yang tak terasa sakit di ketiak atau leher, maka perlu diwaspadai. Adapun gejala kanker ini adalah pembengkakan kelenjar getah bening (pada leher, ketiak, atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar dapat dimulai penurunan berat badan, demam, keringat malam.(YNI/Riko Anggara dan Cosmas Gatot)
Sumber : http://www.liputan6.com/sosbud/?id=155657
Liputan6.com, Jakarta: Kanker. Maka yang terlintas di benak kita adalah hal-hal buruk. Tak mengherankan, penyakit satu ini memang sulit diobati. Belum lagi, biaya pengobatannya yang selangit. Akibatnya, banyak orang yang memutuskan untuk tak pergi ke rumah sakit dan memilih pengobatan alternatif yang biayanya lebih murah.
Jenis penyakit kanker bermacam-macam kanker darah (leukemia), tumor otak, kanker retinoblastoma atau mata, serta kanker saraf (neuroblatoma). Ada juga kanker ginjal, jaringan otot lurik (rabdomiosamiosarkoma), kanker tulang (osteosarkoma) dan kanker kelenjar getah bening alias limfoma.
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma telah merenggut nyawa banyak orang. Salah satu korban keganasan limfoma adalah legenda musik Indonesia, Gito Rollies. Rocker bernama asli Bangun Sugito ini meninggal di usia 61 tahun seorang istri dan empat anak
Penyakit kanker kelenjar getah bening menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Gaya hidup menjadi salah satu penentu timbulnya penyakit tersebut. Ahli penyakit kanker Aru Sudoyo mengatakan, walau kanker belum sepenuhnya bisa dikendalikan, setidaknya penyakit ini bisa dijauhi dengan mengikuti gaya hidup tertentu.
Kanker bisa menyerang siapa saja. Jika ada benjolan yang tak terasa sakit di ketiak atau leher, maka perlu diwaspadai. Adapun gejala kanker ini adalah pembengkakan kelenjar getah bening (pada leher, ketiak, atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar dapat dimulai penurunan berat badan, demam, keringat malam.(YNI/Riko Anggara dan Cosmas Gatot)
Sumber : http://www.liputan6.com/sosbud/?id=155657
Dipan minimalis, toko furniture online, furniture minimalis
=========================================