Banyak hal yang perlu disempurnakan menyusul beroperasinya Bandara Harun Thohir. Salah satunya terkait angkutan feeder dari dan ke bandar.
Salah satu tokoh masyarakat Muhammad Juman meminta agar ada angkutan umum seperti bis mini dari bandara tujuan Sangkapura. Alasannya selama ini Penumpang menggunakan kendaraan carteran dengan biaya Rp.250 ribu. “Terlalu mahal,” katanya
Untuk jasa angkutan, bisa saja pemerintah bekerjasama dengan perusahaan transportasi Damri ataupun lainnya. Tujuannya memudahkan kepada penumpang Pesawat untuk menjangkau seluruh daerah di Pulau Bawean.
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto sempat mewacanakan untuk pengoperasian 1 unit bis sebagai feeder. Sebelum rencananya direalisasikan, bupati akan mengumpulkan seluruh sopir di Pulau Bawean untuk meminta persetujuan.
Selain itu persoalan transportasi darat di Pulau Bawean, soal Pembelian Tiket Pesawat tujuan Bawean menjadi keluhan banyak warga. Alasannya tiket pesawat PT Air Fast Indonesia hanya melayani penjualan di kantor yang letaknya berdekatan dengan bandara Juanda di Sidoarjo.
Jadi calon penumpang dibuat sibuk mengurus Pembelian Tiket pesawat, sebelum jadwal penerbangan ke Pulau Bawean. Pembiayaan naik pesawat sangat besar, akhirnya masyarakat lebih memilih naik kapal laut yang letak pelabuhan keberangkatan di Gresik. (bst)
This post first appeared on Media Bawean | Berita Anyar Eperchaje Oreng Bhebiy, please read the originial post: here