Darmin Yakin Rupiah Kembali Perkasa ke Rp13.700 per Dolar AS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai pasar keuangan akan kembali tenang dan kurs Rupiah akan kembali menguat, usai terus melemah sejak akhir pekan lalu.

Siang ini, nilai tukar rupiah di pasar spot masih bertengger di level Rp13.900 per Dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah menguat dibanding posisi kemarin yang berada di level Rp13.975 per dolar AS.

Darmin menjelaskan bahwa pelemahan rupiah dan hampir seluruh mata uang lainnya terhadap dolar AS terjadi karena berbagai faktor, di antaranya potensi perang dagang dan kemungkinan AS bakal mengerek suku bunga acuannya kembali.

Namun, Darmin meyakini mata uang Garuda bakal kembali menguat menuju keseimbangan baru sesuai fundamentalnya. Darmin memperkirakan kurs rupiah secara bertahap akan menguat ke arah Rp13.700 per dolar AS.

“Mungkin (kurs rupiah) tidak kembali ke level Rp13.500 atau Rp13.400 per dolar AS,” ujar Darmin usai menghadiri menghadiri “AHP Business Law Forum 2018: Revitalisasi Hukum Ekonomi dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa Bisnis di Indonesia” di Hotel Four Season Jakarta, Selasa (24/4).

Darmin pun meminta masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan pada pelemahan rupiah. Secara persentase, lanjut Darmin, pelemahan rupiah bukan merupakan yang terburuk di kawasan.

Berdasarkan data BI, pada perdagangan Senin kemarin, rupiah melemah 0,12 persen. Sementara, peso Filipina melemah 0,32 persen, rupe India 0,56 persen, baht Thailand 0,57 persen, peso Meksiko 0,89 persen, dan rand Afrika Selatan.

“Persentase (pelemahannya) yang dilihat. Jangan dilihat absolutnya karena kurs kita (rupiah terhadap dolar AS) kan belasan ribu per dolar AS,” jelasnya.

Lebih lanjut, pemerintah juga tidak melihat pelemahan rupiah sebagai faktor pendesak pemerintah untuk segera merevisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Sebagai catatan, pemerintah mengasumsikan rupiah berada di level Rp13.400 per dolar AS dalam menyusun anggaran negara tahun ini.

“Tidak ada sesuatu yang membuat kami harus melakukan sesuatu. Kami tidak harus panik,” terangnya.
[ cnnindonesia.com ]