kiri: Yudi Utomo Imardjoko bersama rekannya (Foto: Beritabaik.web.id)
Kontainer tersebut berbentuk silinder berbahan titanium. Diameternya 1,6 meter dengan panjang 4 meter. Sedangkan dindingnya setebal 24 sentimeter.Pemikiran Yudi didasari pada kemungkinan penanganan limbah radioaktif nuklir dari uraian uranium dan plutonium. Diperkirakan jika ada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia berkapasitas 1000 megawatt, paling tidak per tahun menghasilkan limbah sebanyak 797 ton. Klasifikasinya ialah 27 ton limbah aktivitas tinggi, limbah aktivitas sedang sebanyak 310 ton sedangkan limbah aktivitas rendah 460 ton.Untuk mendaur-ulangnya, dibutuhkan wadah penyimpanan yang memadai. Ide kontainer limbah nuklir penemuan Yudi dibangun berdasarkan fungsi untuk menimbun limbah tersebut. Limbah yang disimpan tersebut harus dibiarkan molekulnya meluruh sendiri dalam tenggang waktu yang panjang. Kontainer ini diperkirakan mampu menyimpan limbah nuklir sampai 10 ribu tahun.Pria yang pernah menolak tawaran bekerja dengan gaji selangit di Amerika dan memilih untuk mengajar di almamaternya ini adalah lulusan UGM Nuklir Tahun 1987, melanjutkan ilmu nuklir di Iowa State University pada jenjang S-2 dan S-3. dan mampu meraih gelar MSc dan PhD dalam waktu enam tahun. Capaian itu mengukuhkan Yudi sebagai orang Indonesia termuda yang berhasil merengkuh gelar doktor di usia 32 tahun pada tahun1995.Yudi sampai saat ini selain mengajar, beliau juga menjabat sebagai Direktur Batan Teknologi. Beliau juga berhasil menemukan pengayaan uranium dengan teknologi rendah.
This post first appeared on Taskam99 | Semoga Jadi Ilmu Dan Amal, please read the originial post: here