Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

NII Zaytun Ungaran Semarang Jawa Tengah

Yth Bapak Bahtiar, tolong nomor HP saya dirahasiakan. Saya tahu nomor dan email Bapak dari internet.

Saya mantan NII KW 9 Zaytun wilayah 22, kode untuk wilayah Jawa Tengah, idariah Semarang,  yang hampir kebanyakan malja Atau kos di seputaran Ungaran. Termasuk malja gubernur TDH/MS yang ditangkap polisi ada di Ungaran.

Saya sudah keluar dari Nii Zaytun sekitar 8 tahun yang lalu, tapi masih saja membekas ingatan tentang NII Zaytun, secara saya lebih dari setahun menjadi warga NII Zaytun. “Tersiksa” itulah gambaran perasaan selama lebih dari setahun di sana. Keseharian cuma cari duit buat setoran dengan jalan meminta-minta sumbangan di dekat pintu-pintu ATM, jalan keliling membawa kotak infaq ke lesehan-lesehan kaki lima, kalau tidak dapat sesuai target maka  digertak oleh atasan atau mas’ul.

Demi setoran bulanan, saya bersama kepala bagian keuangan atau kabag maliyah yang lain pernah invasi keluar kota, seperti Jakarta, Surabaya, Banten, Medan . . .  eh jauh-jauh cuma minta sumbangan buat eksistensi mahad atau pesantren dan menggaji guru-guru atau asaatidz Al Zaitun.

Untuk Maliyah wilayah Semarang biasanya pake proposal pembangunan pondok pesantren lokal dari Mranggen, Demak – lupa nama ponpes lokal nya. Untuk yang Surabaya pake YBAB, Yayasan Bakti Anak Bangsa. Untuk Jakarta dan kota-kota lain pake PKAB, Perhimpunan Karya Anak Bangsa.
Jadi siapapun di antara Anda yang bertemu peminta-minta sumbangan dengan amplop, kotak kardus bertulisan tiga yayasan tersebut bisa dipastikan itu orang NII Zaytun wilayah 22.

Kalau sekarang belum pindah saya juga masih ingat malja atau markas  yang buat Taftis atau persiapan untuk menjadi mas’ul atau aparat atau pejabat di lingkungan NII Zaytun. Kalau tidak proposal atau cari sumbangan, seharian cari kenalan atau tilawah biasanya ke kampus, Unes, Undip, Ngudi Waluyo, IKIP, di masjid Baiturahman Simpang Lima.

Apapun cita-cita Panji Gumilang d Al Zaytun mungkin masih bisa dinalar semua demi kemajuan ajaran Islam versi dia, tapi eh tapi warga NII yang di daerah, sangat riskan beresiko berurusan dengan pihak berwenang, warga jadi kambing hitam, sapi perahan. Pemimpin macam apa, yang memperlakukan warganya semena-mena, berbohong . . .  Negara macam apa, yang mewajibkan warganya cuma setoran, setoran dan setoran melulu.

Makin lama saya muak dengan perilaku mas’ul-nya yang arogan, katanya Negara Islam kok perilaku aparat kok kayak macam sales, kalau tidak dapat sesuai target dapat gertakan-gertakan kata kasar. Katanya Negara Islam lah Islam gak dipelajari, kalaupun baca Al Quran diterjemahkan  se ‘enak wudele dewe’, untuk kepentingan golonganya.

Shalat malah tidak dijaga, Dhuhur Ashar, Maghrib, Isya selalu dijamak,
tiap jam shalat, diminta laporan Maliyah atau keuangan, laporan tilawah, tidak pernah mas’ul aparat pejabat atau atasan tanya sudah shalat atau belum . . . ?

Semoga sedikit pengalaman di atas membuat anggota aktif NII Zaytun Panji Gumilang menjadi sadar dan keluar. Adik-adik generasi muda makin kritis dan tidak mudah tertipu ajaran sesat atas nama agama Islam

Share the post

NII Zaytun Ungaran Semarang Jawa Tengah

×

Subscribe to Serial Penyadaran Korban Nii Gadungan | Nii Gadungan : Menawarkan Islam, Ujung-ujungnya Pemerasan Dan Meng-kafir-kan Orang Lain

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×