Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Berlari di Gunung Arjuno

AHAD yang lalu saya mengikuti Arjuna Welirang Ultra (AWU) dengan jarak 30K. Ini merupakan race dengan jarak paling jauh yang pernah saya ikuti. Selain 30K, kategori lainnya adalah 15K dan 60K. Startline bertempat di Kebun Teh Wonosari, Lawang. Jalur 30K dimulai dari Kebun Teh mengikuti jalur pendakian naik ke puncak Arjuno lalu turun kembali ke Kebun Teh, keluar menuju jalan beraspal kemudian menuju finishline di lokasi awal.

Saya bermalam di sekitar venue bersama beberapa peserta lainnya. Tiba di startline menjelang pukul 5 pagi sehingga praktis tidak melakukan pemanasan sebelum lomba. Seperti lomba lari lainnya, seluruh peserta bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dan race dimulai tepat pukul 5 pagi. Para peserta berlari dengan bantuan head lamp karena langit masih gelap. Trek awal adalah jalur makadam melewati perkebunan teh sampai Pos 1. Melewati Pos 1, trek berganti menjadi tanah. Di sini saya merasa agak masuk angin, lalu memutuskan untuk berganti kaos karena basah. Sampai di Pos 2 Lincing, berada di urutan ke-7.

Jalur selanjutnya adalah melewati bukit Lincing dan bukit-bukit di belakangnya menuju water station (WS) 1 yang berada di Pos 3 Mahapena. Trek dari Pos 2 sampai WS 1 merupakan salah satu trek yang paling berat karena tanjakannya terjal dan tiada henti. Memerlukan waktu sekitar satu jam untuk melewati trek dengan panjang sekitar 2 km ini. Refreshment di WS 1 relatif cukup walaupun tidak ada buah. Saya hanya minum setengah botol air mineral, mengambil sebungkus Fitbar, lalu minum sebungkus madu. Tak lama jalan lagi, disalip peserta pria baruh baya yang kemudian saya tahu namanya pak Achmad Sholeh yang menggunakan trekking pole.

Tiba di Pos 4, beristirahat sebentar dan minum sebungkus madu. Memasuki hutan rapat, kaki terasa sangat lelah. Tak hanya kaki, tubuh juga merasa agak lemas, kemungkinan sudah masuk kondisi hit the wall atau bonking. Kecepatan untuk berjalan cepat otomatis berkurang. Sehingga untuk memperoleh energi, saya makan Fitbar yang tadi saya ambil. Di sini disalip pelari dari Yogya.

Keluar dari hutan rapat, rute masuk ke Cemoro Sewu. Trek di Cemoro Sewu merupakan tanjakan-tanjakan terjal sampai persimpangan jalur Lawang dan jalur Purwosari. Entah kenapa, badan saya terasa sangat capek. Saya pikir gejala masuk angin datang kembali karena kaos saya cukup basah. Jadi saya berganti kaos lagi. Dan hal ini cukup membantu.

Tak lama, tiba-tiba dari atas seseorang turun dengan cepat. Ternyata, Elius, sang finisher pertama, sudah mulai turun. Elius yang juga anggota Kostrad ini berlari tidak membawa apa-apa, bahkan satu botolpun tidak dibawanya. Menuju puncak Arjuno, trek tanah terjal berganti menjadi trek berbatu. Beberapa peserta di depan mulai terlihat. Akhirnya saya tiba di Puncak Arjuno dengan waktu 4 jam 24 menit. Di puncak, sempat minta minum ke panitia dan beristirahat sebentar.

Mulai turun, di Cemoro Sewu berada di belakang pak Achmad Sholeh. Dari Cemoro Sewu sampai Kebun Teh selalu tidak jauh di belakangnya. Sampai di WS 2, hanya minum air mineral. Masih berada urutan ke-10. Lalu lanjut turun ke sabana, masih di dekat pak Sholeh. Di sini, kami berdua turun sambil ngobrol banyak. Di Pos 2 tidak berhenti. Setelah Pos 2 jalur yang akan dilalui sama dengan jalur yang telah dilalui di awal lomba, ditambah jalur akhir (di luar Kebun Teh) sepanjang 5 km.

Di jalur akhir ini bertemu Aziz yang sedang memimpin kategori 60K. Pak Sholeh terus berlari sedangkan saya sesekali berjalan sehingga kami mulai terpisah. Jalur ini melewati sebuah peternakan ayam lalu mengarah ke check point di pertigaan jalur 60K dan 30K sebelum masuk ke perkebunan warga. Setelah itu, siksaan terakhir adalah jalan beraspal yang menanjak sepanjang 2 km menuju finishline. Akhirnya saya tiba di finishline dengan waktu 8 jam 7 menit. Dan alhamdulilah masuk sepuluh besar, di urutan ke-9.

Mengenai pengaturan lomba sendiri cukup baik. Marking pada jalur 30K cukup jelas. Tentunya ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk penyelenggaraan selanjutnya. Diantaranya, barang yang wajib dibawa ternyata tidak wajib dibawa; finisher tee yang diberikan juga bukan jersey; dan masih belum menggunakan timing chip. Keseluruhan, race berlangsung dengan baik.



This post first appeared on Stories Of Life, please read the originial post: here

Share the post

Berlari di Gunung Arjuno

×

Subscribe to Stories Of Life

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×