Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Mendidik Dengan Keteladanan

Dailykirukkal - Mendidik Dengan Keleladanan, keteladanan itu diambil dari seluruh nabi dan rasul karena mereka merupakan petunjuk dan model yang tepat bagi pelaksanaan kebaikan, keutamaan, dan pendidikan yang terarah. "Karena itu, seriap Anak yang menjalani proses pendidikan memerlukan keteladanan yang baik dan panutan yang saleh.  Keteladan ini dapat diperoleh dari kedua orang tuanya, dari guru-gurunya, atau dari orang yang mendidiknya. Manusia memiliki kebutuhan psikologis untuk menyerupai dan mencontoh individu-individu yang di cintai dan dihargainya. Kebutuhan ini muncul pertama kalinya melalui peniruan anak kepada kedua orang tuanya atau kepada orang yang sebentuk dan sepadan dengan mereka. Maksudnya, pada mas-anak kita belajar bahwa sesungguhnya orang lain itu mesti mirip dan berperilaku sama dengan orang yang kita anggap memiliki kedudukan penting, misalnya ayah dan ibu, seiring dengan perjalanan waktu, tuntutan agar orang lain serupa dengan ayah beralih ke teman-teman ayah," demikian Dr. Ahmad Ali budaiwi dalam bukunya "Imbalan dan Hukuman pengaruhnya bagi pendidikan Anak.


Mendidik Dengan Keteladanan



Sepanjang perjalanan waktu, kita dapat mendorong anak agar mencintai jejak langkah Rasulullah SAW, para sahabatnya, para pelaku cemerlang pada periode keemasan dan kemajuan Islam. Lebih Lanjut Ahwmad Ali Budaiwi menjelaskan bahwa, pendidikan seorang ayah, ibu, maupun guru. sebelum memberikan nasihat kepada anaknya guna mengetahui apakah nasiitu selarasn perbuatannya atau tidak. Jika tidak, dia termasuk kedalam golongan orang yang difirmankan Allah yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuiat?" (As Shaff:2)
Karena itu, Imam al Ghazali menasehati para penyelenggara pendidikan anak bahwasannya seorang guru harus mengamalkan ilmunya dan janganlah perbuatannya mendustakan perkataannya. Para ahli pendidikan Islam sangat menekankan agar guru menjadi contoh yang diteladani dan teladan yang baik bagi anak-anak. Anak-anak akan memperoleh banyak manfaat dari aneka metode pendidikan Islam melalui pemberian contoh, sebab biasannya pemahaman mereka bergantung pada hal-hal yang konkret. Mereka belum mampu memahami konsep universal lagi abstrak kecuali dengan menggunakan contoh konkret, terutama pada anak usia dini.

Peran Orang Tua

Sebagai orang tua kita selalu terlibat dalam pengajaran kepada anak kita, apakah kita menginginkannya atau tidak. Hubungan antara orang tua dan pada pokokknya berlandaskan pengajaran. Banyak diantara kita yang melupakan hal itu. Beberapa orang berfikir bahwa hubungan itu berdasarkan cinta. Tetapi anda bisa memberi seorang anak cinta sebanyak yang bisa diserapnya dan anak itu tetap akan menjadi seorang bodoh yang tidak mampu menghadapi dunia. Banyak sekali pengajaran yang tidak pernah bisa diperoleh di luar rumah. Akan menggelikan kalau sekolah diminta untuk mengajar anak-anak bagaimana cara menyikat gigi, atau menabung uang, atau mengatur kehidupan pribadinya. Orang tua bisa, kalau mereka berusaha, melakukan semua itu secara lebih bijaksana dan lebih efektif daripada yang bisa dilakukan oleh guru. 

Demikian Pula halnya dengan pengembangan kreativitas anak, contoh dari orang tua sangat penting. Bukti menyatakan bahwa anak meniru perilaku orang tuanya, maka apabila anda artistic, ada kecenderungan salah seorang anak anda atau lebih akan demikian. Akan tetapi, anak juga menirukan sikap orang tuanya. Orang tua yang menghargai individualitas dalam diri mereka dan dalam diri anak mereka, memberikan panutan dan unsur kreativitas yang utama. Bagaimanapun juga, orang tua mendapati bahwa supaya dapat menumpuk kreativitas anak, orang tua sendiri harus kreatif. Hal ini sangat benar apabila keluarga anda tidak mempunyai tradisi yang memelihara ekspresi diri kreatif. Orang tua akan belajar sementara anak berkembang.

"Mengijinkan anak mengekspresikan segala macam perasaan merupakan bagian dari keseluruhan strategi untuk menumpuk kreativitas. Orang tua yang terbuka dalam berkomunikasi dengan anak, akan membuat anak mampu mengekpsresikan berbagai macam perasaan. Akibatnya anak akan lebih menyadari dan lebih muda tergerak terhadap perasaan orang lain. Anak dapat meminta apa yang dibutuhkannya, menyatakan apa saja yang lebih disukainnya dan menggunakan keluwesan dalam menghadapi berbagai situasi sosial. sifat seperti ini menguntungkannya di sekolah dan memberikan banyak peluang besar untuk sukses," Jelas Reynold Bean, Ed.M, Dalam bukunya, Cara Mengembangkan Kreativitas Anak".

Apabila orang tua selalu mengembangkan kreatifitas dirinya dan giat menumpuk kreativitas anaknya, berarti secara otomatis orang tua memberinya banyak cara untuk mengekspresikan perasaannya. Anak juga akan mampu mengekspresikan perasaan negatifnya dengan cara yang lebih dapat diterima ketimbang memukul anak lain dengan tinjunya. Mengetahui cara mengekspresikan perasaan secara pantas adalah ketrampilan yang penting dalam hidup, karena merupakan akar keluwesan dan kemampuan beradaptasi. Anak yang belajar mengekspresikan perasaan dalam berbagai cara akan dapat bersikap efektif terhadap berbagai macam orang dalam segala situasi sewaktu ia bertambah besar, karena ia dapat mempercayai dirinya sendiri untuk mengurus apa yang dirasakannya. Untuk menghadapi dunia yang terus berubah ini, kemampuan ini penting bagi anak kita, karena kita tidak tau jelas ketrampilan teknis apa saja yang bakal dibutuhkannya. Sekolah memusatkan pada ketrampilan intelektual dan tempat mengajarkan anak ketrampilan perasaan masih tetap sebagian besar dilakukan di rumah. Jalan yang paling langsung barkaitan dengan membantu anak menguasai keterampilan ini adalah dengan menumpuk kreativitas.


This post first appeared on Daily Kirukkal, please read the originial post: here

Share the post

Mendidik Dengan Keteladanan

×

Subscribe to Daily Kirukkal

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×