Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Vaksin Asma Bisa Hambat Penyakit Hepatitis A?

Warta IPTEK - Asma, salah satu penyakit saluran pernapasan, bisa diderita oleh semua orang di berbagai belahan dunia. Jumlah penderita asma di dunia mencapai 100-150 juta orang, sedangkan di Indonesia mencapai 2 juta orang lebih.

Penyakit yang memiliki gejala dada sesak dan napas berbunyi (mengi) ini disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dalam mekanisme timbulnya gejala asma.

Bagaimana seseorang bisa terkena penyakit asma? Secara normal, tubuh manusia membentuk dua tipe helper T cells yaitu helper T cells tipe 1 dan 2 yang berada dalam jumlah yang seimbang. Helper T cells ini berfungsi sebagai pembantu dalam pembentukan sistem pertahanan tubuh.


Pada penderita asma, jumlah helper T cells tipe 2 (Th2) lebih dominan karena dipicu oleh alergen, penyebab alergi. Th2 akan menstimulasi pembentukan antibodi, IgE, yang akan berinteraksi dengan alergen sehingga menghasilkan protein-protein. Salah satunya histamin yang menstimulasi produksi lendir oleh sel-sel pada sistem pernapasan yang pada akhirnya menimbulkan gejala asma.

Penanganan asma saat ini kurang efektif karena bersifat menghilangkan gejala, bukan mengobati. Oleh karena itu, penanganan tersebut harus dilakukan secara kontinu dan memakan biaya yang sangat besar.

Data terakhir menunjukkan, biaya penanganan asma lebih besar daripada biaya penanganan AIDS yang digabungkan dengan TBC. Akhir-akhir ini peneliti mencari penyelesaian lain bagi asma yang memiliki sifat mengobati lewat terapi imunologi. Terapi ini bisa menimbulkan sistem pertahanan tubuh guna menghadapi munculnya sebuah penyakit.

Para peneliti dari Universitas Stanford telah berupaya untuk mengembangkan metode tersebut dengan berbekal hasil penelitian yang telah dilakukan. Sarah Umetsu dan rekannya telah mengetahui bagaimana gejala asma terjadi pada tubuh suatu individu.

Percobaan yang dilakukan terhadap tikus menghasilkan penemuan yang sangat penting. Mereka menemukan gen yang berhubungan dengan penyakit asma yang termasuk ke dalam TIM family genes, lebih tepamya gen pengode reseptor TIM-l.

Reseptor TIM-1 meupakan suatu polipeptida yang berfungsi sebagai tempat pengikatan (adsorpsi) virus hepatitis A pada helper T cells tipe 2. Mereka meyakini bahwa pengikatan virus hepatitis A pada reseptor TIM-l menghasilkan suatu interaksi yang dapat menghambat mekanisme terjadinya penyakit asma.

Keyakinan ini didukung oleh fakta yang terjadi di Amerika Serikat selama 20 tahun terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, Amerika telah berhasil meningkatkan higienitas dan menekan terjadinya kasus infeksi seperti hepatitis A. Narnun, upaya  pemerintah AS ini justru menyebabkan peningkatan kasus asma.

Selain didukung data historis, mereka juga melakukan pengujian terhadap 65 orang yang pernah mengidap hepatitis A dan memiliki reseptor TIM-1 yang mengalami insersi. Sekira 52% dari jumlah tersebut resisten terhadap penyakit asma.

Hasil dan penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan vaksin asma. Penerapan vaksinasi dalam penanganan penyakit asma diharapkan dapat meneegah munculnya penyakit asma sejak dini. Sebagaimana peribahasa sambil menyelam minum air, vaksin asma ini diharapkan juga dapat melindungi terhadap hepatitis A. [Sumber: Budiwan Permana/Mahasiswa Kimia ITB]


This post first appeared on Warta IPTEK, please read the originial post: here

Share the post

Vaksin Asma Bisa Hambat Penyakit Hepatitis A?

×

Subscribe to Warta Iptek

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×