Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Masjid Memfasilitasi Perjuangan Syariah Islam



Ustadz Suratman, Penanggung Jawab Seksi Kepemudaan Masjid Ainun Jariyah

Nggak Mungkin Terwujud dengan Demokrasi

Kesederhanaan, itulah kesan pertama yang akan dijumpai oleh siapapun yang bertemu dengannya. Padahal di pundaknya terdapat tanggung jawab yang besar, membina para pemuda untuk terjun berjuang melalui masjid. “Saat berdiri masjid ini semuanya dikelola oleh pemuda, tapi saat ini telah berubah. Hanya ada beberapa pemuda yang turut mengelola masjid ini,” tuturnya.

Keprihatinan itulah yang mendorongnya untuk semakin giat mengadakan pembinaan di Ainun Jariyah, karena masjid yang dinamis dan maju hanya mampu terwujud dengan kiprah banyak pemuda di dalamnya.

Masjid bukanlah semata tempat shalat berjamaah tapi masjid merupakan tempat semua aspek kehidupan menjadi bermanfaat bermula. Masjid merupakan tempat awal mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin. Keyakinan bahwa masjid menjadi awal perubahan masyarakat tercermin dari sikap terbukanya dalam memfasilitasi berbagai kegiatan keislaman, terutama untuk perjuangan penerapan syariah Islam.

Dukungannya terhadap perjuangan ini tercermin dari sikap sabarnya saat memfasilitasi berbagai kegiatan. Saat ditanya tentang alasannya tanpa ragu ia menyatakan, “Islam rahmatan lil ‘alamin akan terwujud jika syariah diterapkan, nggak mungkin terwujud dengan demokrasi maupun yang lain.” []

Masjid Ainun Jariyah, Kasihan, Bantul, DIY
Kesejukan Mata Air Di Panasnya Perjalanan

Pohon sawo bludru yang tegak di pelataran seakan menyambut jamaah yang datang dengan segala kerindangan dan kesejukannya. Apalagi letaknya yang dekat jalan penghubung Yogyakarta dengan Jawa Tengah selatan yang padat lalu lintas, tak pelak Masjid Ainun Jariyah banyak disinggahi. Sesuai namanya masjid yang berlokasi di Jalan Wates Km 3,5 Rejodadi DK XI Onggobayan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, menawarkan kesejukan mata air yang mengalir bagi siapa saja yang datang. Dan secara harfiah pun ketika wudhu atau mandi, airnya benar-benar terasa segar, hilang sudah hawa panas selama perjalanan.

Awalnya, Ainun Jariyah berwujud sebuah langgar kecil yang hanya dapat digunakan untuk shalat puluhan orang saja, padahal lokasinya sangat strategis. Melihat kondisi ini, H Kusiran (almarhum) merasa tergerak untuk membangun sebuah masjid. Berkat dukungan dana dari putranya, Kesi Nasrun (almarhum), seorang dokter bedah di Jakarta kala itu, maka pada 1 Muharram 1400 Hijriah bertepatan dengan 21 Nopember 1979, langgar pun dipugar menjadi masjid yang berkapasitas seribu orang. Dilengkapi dengan ruang kesehatan, ruang TPA, dapur, tempat wudhu terpisah dan tertutup bagi jamaah putri. Dan tentu saja sangat sesuai untuk dijadikan tempat pertemuan.

Menyadari bahwa masjid ini juga menjadi tempat singgah, maka masjid didesain dengan halaman dan serambi yang cukup luas. Desain interior yang didominasi warna hijau menambah rasa sejuk saat jamaah masuk untuk melaksanakan shalat. Selain fasilitas yang cukup bagi para jamaah, berbagai kegiatan dakwah diselenggarakan oleh pengelola masjid. Taman Pendidikan Al-Qur’an, Pengajian Ahad Pagi, Pengajian Infak Keluarga dan juga pengajian remaja.

Penyelenggaraan usaha kesehatan dan pemberdayaan ekonomi juga menjadi perhatian pengelola masjid. Menurut penuturan Purwanto, salah satu petugas masjid, berawal dari infak senilai lima belas ribu rupiah saat ini telah terkumpul aset senilai 90 juta rupiah yang bergulir di antara jamaah. Setiap bulannya masjid dapat meminjamkan dana kepada empat orang jamaah masing-masing senilai enam juta rupiah. "Dana tersebut dipinjamkan kepada jamaah tanpa bunga!” tegasnya dengan bangga.

Pengelola masjid sadar bila jamaahnya akan menjadi berkualitas jika mereka memiliki pendidikan yang memadai. Maka melalui pengajian infak keluarga pengelola masjid ingin memberikan bantuan bagi jamaah yang terkendala biaya pendidikan. Saat petugas mengantar undangan pengajian, maka sekaligus menarik infak kepada jamaah, saat pengajian dilaksanakan dana yang terkumpul diumumkan. Pengajian infak keluarga diselenggarakan setiap malam Ahad Kliwon.

”Masjid yang pernah menjadi masjid teladan di Kabupaten Bantul ini diharapkan bermanfaat bagi umat dalam semua aspek kehidupannya,” ujar Suratman, penanggung jawab bagian kepemudaan.

Masjid memiliki posisi penting dalam mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin. Namun upaya yang harus didukung oleh segenap jamaah, terkendala oleh sistem pendidikan yang ada. Para remaja dan pemuda yang seharusnya aktif turut dalam pembinaan mengalami kesulitan dengan alasan padatnya kegiatan sekolah dan kuliah. Tantangan inilah yang saat ini dihadapi oleh segenap takmir masjid. Menyiapkan berbagai kegiatan yang dengannya segenap jamaah dapat mendapatkan pembinaan Islam yang utuh. Meski di tengah padatnya kesibukan.

Sumbangan masjid ini bagi perjuangan penerapan syariah dan penegakkan khilafah cukup besar. Pertemuan dan kajian yang membahas tentang syariah dan khilafah sering diadakan di dalamnya. Kesuksesan Muktamar Khilafah 2013 di Yogyakarta berawal dari sini, karena di masjid ini pula sosialisasi perdana diadakan. Di samping itu, kewajiban menegakkan syariah secara kaffah dalam naungan khilafah pun dikemas apik dalam kemasan angkringan dakwah di pelataran masjid. []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 174, Mei-Juni 2016
---



This post first appeared on NEOPLUCK, please read the originial post: here

Share the post

Masjid Memfasilitasi Perjuangan Syariah Islam

×

Subscribe to Neopluck

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×