Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Sistem Republik Rusak

 

Sistem Republik Rusak


unduh Buku-Buku Supremasi Ideologi Islam

Sesungguhnya kita tidak perlu ragu untuk mencampakkan sistem republik dan sistem ekonomi liberal. Sebab, sistem tersebut adalah sistem kufur dan lahir dari ideologi Kapitalisme yang kufur. Ideologi ini membatasi agama hanya mengatur urusan privat. Ini jelas bertentangan dengan Islam. Sebab, Islam adalah dîn kâmil syâmil yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.,
Prinsip dasar sistem republik adalah kedaulatan rakyat. Konsekuensinya, otoritas menetapkan hukum ada di tangan rakyat yang diwakili oleh lembaga legislatif. Padahal menetapkan hukum, menghalalkan dan mengharamkan segala sesuatu, bukan merupakan otoritas manusia. Memberikan otoritas tersebut kepada manusia merupakan kejahatan besar. Sebab, membuat hukum adalah otoritas tunggal Allah SWT,

haram menjadikan sistem republik sebagai pandangan hidup dan asas bagi konstitusi beserta seluruh undang-undang. Haram pula mengambil dan menyebarluaskan sistem republik.

Lantaran sistem pemerintahan sistem republik dan sistem ekonomi liberal masih diterapkan, dapat dipastikan Pemilu tidak akan membawa perubahan yang lebih baik, bahkan akan membuat persekutuan antara penguasa dan pengusaha semakin menggila.

sistem republik dan sistem ekonomi liberal saling membutuhkan dan mendukung satu sama lain. Di satu sisi, seseorang agar dapat duduk di DPR atau jadi presiden membutuhkan biaya kampanye yang sangat mahal. “Didapat dari mana dananya? Tentu saja dari konglomerat. Di sisi lain, konglomerat membutuhkan regulasi yang menguntungkan bisnis mereka. Siapa yang membuat UU? Tentu saja DPR dan Presiden,

masyarakat dapat melihat kerusakan yang terjadi dari segala sendi kehidupan yang diakibatkan sistem kapitalis sistem republik. Sistem ekonomi liberal tentu telah membuat yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin; bahkan mengharamkan sesuatu yang halal.

sistem republik tidak membawa dampak perubahan di tengah-tengah masyarakat. Rakyat terpuruk dengan adanya sistem republik. Khilafah merupakan janji Allah. Sistem ini diturunkan oleh Pencipta kita. Sudah seharusnya kita mengikuti apa yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Kitabullah dan Sunnah Rasul saw.,

Kemiskinan struktural dan rusaknya tatanan sosial tentu tidak lepas dari sistem (tata kelola) negara. Dan senyatanya, negara saat ini dikelola dengan tatanan sistem republik, sebuah tatanan bernegara yang berasal dari Barat. Sistem republik menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan, baik kebebasan ekonomi, kebebasan berperilaku dan berpendapat, hingga kebebasan berkeyakinan. Nilai-nilai inilah yang memberikan imbas secara langsung pada dua kondisi tersebut hingga menyeret keluarga di titik kerusakan yang paling parah. Kerusakan institusi keluarga adalah buah pahit diterapkannya sistem republik.
Demikianlah, problem keluarga sejatinya adalah problem sistemik bukan sekedar individual keluarga. Solusinya pun harus berupa solusi sistemik, bukan solusi individual.

Sistem republik yang menjunjung tinggi kebebasan kepemilikan (liberalisasi ekonomi) pada faktanya telah melahirkan kemiskinan sistematik. Liberalisasi pengelolaan sumber daya alam adalah salah satunya. Sebagaimana kita ketahui, kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah ternyata tak bisa dirasakan kemanfaatannya oleh rakyat sepenuhnya. Sumber daya alam (SDA) yang sejatinya adalah bentuk kepemilikan umum ternyata telah beralih kepada negara yang berkolaborasi dengan para pengusaha baik asing maupun lokal. Padahal sejatinya, sumber daya alam adalah milik umum yang pengelolaannya seharusnya dapat dimanfaatkan bagi seluruh rakyat Indonesia. .
Akibatnya rakyat hidup serba kekurangan. Kalaupun dapat hidup hanya sekedar menjangkau kebutuhan pokoknya saja. Inilah kemiskinan yang diciptakan oleh sistem republik dengan liberalisasi ekonominya.
Bukan hanya kepemilikan umum (sumber daya alam) yang diliberalisasi, sistem republik juga melahirkan liberalisasi layanan umum. Negara seharusnya menguasai dan bertanggung jawab atas layanan umum warga negaranya. Namun sistem republik telah mengalihkan fungsi negara tersebut kepada korporasi (swasta). Tentu saja, korporasi tidak mungkin melakukan pelayanan karena mereka pasti mengejar keuntungan. Akhirnya, layanan umum pun dibisniskan kepada rakyat. Rakyat harus membayar mahal untuk menikmati infrastruktur yang berkualitas. Untuk menggunakan jalan, jasa transportasi, kesehatan yang memadai bahkan sekolah yang berkualitas, rakyat harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Kondisi ini tentu semakin membuat miskin keluarga yang sudah dibuat miskin melalui liberalisasi SDA.

Di samping melahirkan kemiskinan, sistem republik juga merusak tatanan sosial. Asas sistem republik adalah sekulerisme (memisahkan urusan agama dengan kehidupan). Ideologi ini pada hakikatnya telah menghilangkan hak Allah SWT untuk menetapkan halal haram dan selanjutnya menyerahkan kepada hawa nafsu manusia. 
Dengan alasan bukan negara agama (Islam), negara sistem republik berani mencampakkan hukum-hukum Islam. Kehidupan sosial yang dilahirkan sistem republik benar-benar rusak. Perzinaan ada di mana-mana. Kejahatan seksual pun makin berkembang. Pornoaksi dan pornografi menjamur merusak suasana iman yang seharusnya ada pada keluarga dan masyarakat.
Sistem republik juga melahirkan pandangan permisif (serba boleh). Hal itu dikarenakan salah satu pilar sistem republik adalah menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Dengan pilar inilah pandangan permisif tersebut berkembang. Batas-batas agama menjadi tidak berarti jika berbenturan dengan kepentingan pihak lain. Yang halal bisa menjadi haram, sebaliknya yang haram bisa menjadi halal. Akibatnya, sesuatu yang dipandang kejahatan oleh syariah dianggap biasa dan wajar dalam sistem republik. Seperti: seks bebas, perilaku gay, kebanci-bancian dan sejenisnya.

Sistem republik yang menjauhkan keluarga dari ajaran Islam dan menjadikan tata kelola negara bertentangan dengan ajaran Islam tentu tidak sejalan dengan perintah Allah SWT tersebut. Di samping itu, sistem republik juga terbukti merusak dan tidak sesuai dengan fitrah manusia. Sebab, manusia manapun berhak atas kehidupan keluarga yang harmonis dan sejahtera. Namun, sistem republik telah merenggut hak tersebut. Dengan demikian, tentu tak ada alasan lagi untuk mempertahankan sistem republik. Sistem buatan manusia ini terbukti telah gagal karena menjadi biang rusaknya institusi keluarga.

adanya tindak korupsi dan kecurangan-kecurangan yang merugikan negara pasti tidak akan terselesaikan dan diberantas secara tuntas jika sistem yang masih dipakai untuk mengatur negeri ini masih berkiblat pada sistem republik yang sepaket dengan kapitalisme. Sebab dengan adanya sistem republik inilah yang ‘melegalkan’ praktik politik uang dan selingkuh antara penguasa dengan pengusaha.
Walau politik uang dikecam, namun politik uang tidak bisa diberantas. Sebab politik uang dilegalkan dalam sistem republik. Para plitisi menyebutkan sebagai biaya politik yang harus keluar untuk memaparkan visi dan misi partai beserta figurnya. Jadi, pasti akan muncul, baik secara legal maupun ilegal praktik mafia-mafia yang merugikan bangsa tersebut. Mafia tersebut dilahirkan oleh ibu kandungnya sendiri, yakni sistem republik,

Sistem republik adalah salah satu jalan untuk lahirnya pemimpin boneka asing. Karena untuk terpilih menjadi presiden dalam sistem republik itu kan perlu modal besar untuk mendongkrak ketenaran agar dapat dipilih rakyat. Nah, yang bisa mendukung ke arah itu, bisa memberi modal atau pencitraan orang kan salah satunya adalah melalui modal dan pencitraan dari asing. Pendidikan dari asing, menjadi kader dan berkarier dengan asing.
sistem republik itu membuka pintu lebar untuk munculnya penguasa-penguasa boneka. Yang jelas dalam sistem republik, di antaranya mereka adalah boneka pemilik modal atau mengabdi pada pemilik modal.

unduh Buku-Buku Supremasi Ideologi Islam



This post first appeared on NEOPLUCK, please read the originial post: here

Share the post

Sistem Republik Rusak

×

Subscribe to Neopluck

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×