Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

15 Tips Parenting Anak Yang Wajib Anda Tahu

Pengertian bebas dari Parenting adalah aktivitas menjalankan peran dan kewajiban sebagai orangtua dalam proses membesarkan seorang anak.


Merawat, mendidik, melindungi , memberi contoh, serta mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh anak untuk masa depannya.

Parenting Usia Dini hingga Remaja, termasuk mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak sejak masa kanak-kanak sampai dewasa.

Parenting tidak dibatasi keterkaitan faktor biologis antara orangtua dan anak.

Parenting melibatkan kesiapan, kesabaran, kebijaksanaan dan keterbukaan.

Parenting tidak seperti matematika dan fisika, dalam penerapannya hampir tidak ada satu standart untuk semua anak. Tidak ada rumus baku yang pasti berlaku untuk semua individu.

Tindakan dan perlakuan yang dibutuhkan pada setiap anak pun berbeda-beda.

Karena setiap anak adalah pribadi yang unik.
Kebutuhan anak terhadap perhatian, cinta, kasih sayang dan ekspresi dari orang tua tidak sama satu sama lainnya.

Untuk itulah para orang tua kerap bertukar informasi dan pengalamannya dalam mengasuh anak.


Saya mengumpulkan dan mencatat beberapa tips yang dapat segera diterapkan untuk membantu para orangtua agar proses parenting anak menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Beberapa dari tips ini pernah saya terapkan pada anak saya, dan hasilnya cukup positif.


Berikut 15 tips parenting anak yang wajib anda tahu :


1. Berikan contoh yang baik pada anak.

Salah satu faktor terpenting keberhasilan adalah bagaimana para orang tua memberikan contoh nyata pada  anak-anaknya.

Banyak orang tua (termasuk saya) tidak menyadari, bahwa anak kerap meniru perlakukan yang sering ia dapatkan, terutama yang sering dilihat dan dengar dari orang tuanya.
Ingatannya merekam semua, lalu memprosesnya menjadi sebuah tindakan meniru.

Misalnya :
Seperti seorang gadis kecil yang bergaya didepan cermin menirukan ibunya.
Atau seorang anak laki-laki yang meniru ayahnya nyetir mobil.

Orangtua adalah contoh.

~ Bagaimana mungkin anda selalu berkicau pada anak bahwa sayur bayam itu sehat,  sementara ia tak pernah melihat anda makan bayam.
~ Bagaimana mungkin menyuruhnya rajin sholat, sementara ia lebih sering melihat anda memegang gadget daripada memegang tasbih.

Orangtua sebaiknya mencontohkan sikap-sikap yang baik untuk anak.

Hindari bersikap buruk dihadapan anak seperti berteriak, membanting, memukul dan lainnya.

Jika orang tua bersikap buruk,  seolah  memberi mereka izin untuk bertindak dengan cara yang sama.

Sekarang ini banyak sekali anak yang berani melawan orangtuanya.
Walaupun kehidupan keluarga harus demokratis, anak tetap harus menghormati orangtuanya.

Masalahnya, menurut saya, orangtua masa kini sering mengabaikan hal-hal kecil yang sepatutnya tak diperlihatkan ke anak.
Misalnya bertengkar di depan anak dianggap biasa.

Anak selalu diajarkan untuk bersikap hormat pada ibu dan ayah.

Tapi kenyataan yang selalu ia lihat, ibu berteriak tak menghormati ayah dan ayah membentak tak menghargai ibu.
Kalau begitu, bagaimana anak bisa menghargai orangtuanya?
Orang tua sebaiknya dapat mengontrol emosi, sikap dan perbuatan saat berada di depan anak.


2.  Tanamkan rasa percaya diri anak.

Ketahui sekuat apa kepercayaan diri yang dimiliki anak. Dengan begitu orang tua bisa membantu anak membangun atau mengarahkan kepercayaan dirinya.
Mulai lah sejak dini menanamkan rasa percaya diri yang tinggi pada anak, agar mereka menjadi pribadi yang tangguh. Tidak cepat menyerah apabila menghadapi sesuatu yang sulit.

Jangan merendahkan anak saat membuat suatu kesalahan atau suatu perilaku yang buruk. Tindakan tersebut akan membuatnya hilang kepercayaan diri. Lama kelamaan ia akan menjadi seorang anak yang minder pada lingkungan.

Saat berbuat kesalahan, anak-anak akan lebih bersedia untuk mendengarkan dan memahami teguran yang diberikan kepadanya jika martabat mereka terjaga.


3. Jangan membandingkan.

Jangan membandingkan dia dengan kakak atau adiknya.
Pastikan bahwa dia dan saudara-saudaranya yang lain mendapatkan perhatian, cinta dan kasih sayang yang sama dari orang tuanya.

Jika orang tua menempatkan salah satu dari anak-anaknya sebagai yang terbaik dan paling disayang, itu bisa menciptakan persaingan serta perasaan negatif sepanjang hidup mereka.
Hal tersebut tentu nantinya akan menimbulkan masalah dalam keluarga.

Setiap anak adalah pribadi yang unik walau berasal dari ayah ibu yang sama.

Cintai mereka dengan setara namun perlakukan mereka secara personal menurut keunikan pribadi masing-masing.

... Jangan pula membandingkan dengan anak yang lain.

Untuk mengharapkan anak bersikap sesuai yang diinginkan orangtua bukan dengan membandingkannya dengan anak lain yang dianggap lebih baik.

Anda juga tidak ingin dibanding-bandingkan dengan siapa pun bukan?


3. Penuhi kebutuhan mereka, pilah yang mereka minta.

Mencintai dan menyayangi anak bukan berarti apa yang mereka minta harus kita penuhi.
Para orang tua wajib memenuhi apa yang mereka butuhkan dan memilah apa yang mereka minta untuk dipenuhi.

Misalnya, saat anak yang masih duduk di bangku SD minta dibelikan motor. Tentu orangtua harus berpikir berulang kali untuk memenuhi pemintaan si anak. 


4. Kenali bakat anak, dukung dan jangan memaksa. 

Setiap anak terlahir dengan beberapa talenta dan hasrat. 
Mereka memiliki pilihan, preferensi dan keunikan tersendiri.  Kenali dan dukung talenta yang mereka miliki.
Ada yang suka menggambar, menyanyi, menari, olahraga, bahkan bakat akademis. 

Mengajak mereka ke even yang sesuai dengan talenta dan hasratnya, seperti pameran buku, lukisan, pertunjukan tarian atau mengikutsertakan mereka pada lomba/pertandingan yang sesuai hasrat dan talentanya, merupakan cara lain untuk mendorong kreativitas dan rasa percaya dirinya.

Apapun hasilnya, puji dan hargailah, agar kepercayaan dirinya semakin tumbuh dan berani menampilkan karya-karya mereka apa adanya.
Tunjukkan kebanggaan sebagai orangtuanya dan buat mereka bangga pada karyanya.

Jangan memaksa anak mengikuti hobi atau kesukaan orangtua.

Anda mungkin ingin dia pintar bermain piano, tapi anak anda lebih tertarik memainkan gitar.
Dukunglah. Jangan paksa ia bermain piano sesuai keinginan anda.

Orangtua wajib mengarahkan tapi bukan berarti memaksakan kehendak.
Anak mungkin saja mengikuti keinginan para orangtua, tapi pasti akan meninggalkan rasa kekecewaan dihatinya.


5. Berikan perhatian positif.

Anak membutuhkan perhatian dari orangtuanya.
Tentu saja sebuah perhatian yang positif.

Berilah perhatian pada anak, misalnya,  membuat makanan untuknya, mengajak ia bermain, bertanya tentang bagaimana ia tadi di sekolah, menemani dan membimbingnya belajar atau mengerjakan PR.

Jika mereka tidak mendapatkan perhatian positif, mereka cenderung akan memilih untuk mencari perhatian negatif dari orangtuanya.

Karena mereka menganggap mencari perhatian negatif masih merupakan cara yang ampuh untuk mendapat perhatian.
 
Misalnya, ia berpikir jika menumpahkan segelas air, anda pasti akan menghampirinya.
Walaupun anda marah-marah atas perbuatannya itu, ia mengartikan bahwa "marah"nya anda itu adalah bentuk perhatian dari orangtuanya.

Tapi itu adalah perhatian negatif...
Setelah anak berbuat kesalahan para orangtua baru memperhatikannya.

Dan malangnya, anak tetap menerima perhatian itu karena mereka membutuhkannya...
Karena sebuah perhatian, apa pun bentuknya, tetap lebih baik daripada diabaikan.


6.  Jangan terburu-buru membuatnya dewasa.

Nikmatilah masa-masa kecilnya. Sangat penting seorang anak tetap anak.

Jangan terburu-buru membuatnya menjadi dewasa, karena kita tidak bisa membalikkannya nanti.

Ketika dia masih kecil dan dia berperilaku seperti anak kecil, itu hal yang sangat luar biasa indahnya.

Nikmatilah masa-masa itu.

Tak pernah ada saat yang membosankan jika memiliki anak kecil di sekitar anda.

Mereka, tertawa, menangis, dan mengamuk pada hal-hal yang terkadang kita tidak mengerti.
Seperti misalnya mengamuk pada sendok atau marah-marah pada semut.



... Ketika dia menjadi dewasa dan berperilaku seperti anak kecil, itu baru buruk.



7. Hindari marah dengan berteriak.

Apakah anda sering berteriak-teriak memarahi anak sewaktu ia membuat kesalahan?
Kadang-kadang ini memang tidak dapat kita hindari. Saya yakin, banyak orang tua yang tidak bermaksud menegur anaknya dengan suara keras.

Namun hari yang buruk di kantor, kenakalan anak-anak yang terkadang membuat kita hampir frustasi, masalah dengan suami, masalah keuangan atau masalah-masalah kehidupan lain yang dapat menyulut keadaan ini.

Bila saya ingin berteriak pada anak saya yang nakal, saya menghitung sampai lima dalam hati dan mengingat saat-saat mama saya memarahi saya sambil berteriak-teriak, ketika tanpa sengaja memecahkan vas bunganya.

Saya mengingat-ingat perasaan saya waktu itu.

Ternyata hal ini dapat meredakan ledakan emosi saya.

Saya ingat betapa tidak menyenangkan saat saya dimarahi mama dengan berteriak.

Dan saya tidak ingin anak saya mengalami hal yang sama.

Oleh karena itu saya menegurnya dengan pelan dan memberinya penjelasan mengapa saya tidak menyukai apa yang ia lakukan.

Ternyata pemberitahuan dengan suara tenang dan penjelasan tersebut lebih mengena padanya.

Hal ini terbukti dengan ia lebih cepat menghentikan apa yang sedang ia lakukan saat saya menegurnya dengan pelan daripada saat saya menegurnya dengan suara keras.


8. Hindari memberi hukuman fisik.

Jangan mudah menghukum anak dengan menyakiti fisiknya.

Memukul, misalnya.

Sekali saja orangtua melakukan hukuman secara fisik pada anak, selanjutnya hanya cara itu yang akan ditempuh karena dianggap ampuh.

... Padahal tidak.

Disiplin diperoleh bukan hanya dengan cara menghukum, apalagi dengan menggunakan kekerasan.

Anak-anak yang selalu mendapatkan kekerasan fisik berpotensi menimbulkan traumatik pada dirinya.


Mengapa kita harus menghindari memukul anak?

- Memukul dapat menyakiti dan membahayakan fisik dan psikologis anak.
- Seolah mengajari mereka, bahwa memukul adalah perbuatan yang dibenarkan ketika mereka marah atau kecewa. Kemungkinan cara yang sama akan ia lakukan untuk melampiaskan kekesalan dan kemarahannya. Yang sering terjadi adalah memukul adiknya.
- Bagi anak yang sengaja berbuat kesalahan karena ingin diperhatikan, mendapat sebuah pukulan dianggap sebagai "hadiah" keberhasilan, ia menganggap pukulan itu sebagai bentuk perhatian dari orangtuanya --- sekali lagi, perhatian negatif dianggap lebih baik daripada tidak diperhatikan sama sekali.

Jika anak-anak berbuat salah, utamakan menasehati mereka dengan baik dan yakinkan bahwa mereka bisa memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan tersebut.

Reaksi yang diberikan orang tua sangat berpengaruh pada anak, terutama dalam mengembangkan karakter, nalar, emosi serta potensi si anak. 

Hindari reaksi emosional yang membawa pengaruh negatif, seperti memarahinya  dengan kasar, menyindir, atau mengejek.

Kata-kata negatif hanya membuat perasaan anak menjadi semakin buruk dan cenderung berpotensi membuatnya rendah diri.


9.  Jangan pelit pujian.

Setiap manusia suka dipuji. Apalagi pujian itu berasal dari orang tua yang kita sayangi.
Tentu akan menjadi kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri.

Pujilah anak jika ia melakukan suatu perbuatan yang baik. Misalnya, saat ia meletakkan sepatunya pada rak sepatu sepulang bermain.

Dengan begitu dia menjadi ingat, bahwa -meletakkan sepatu- di -rak sepatu - adalah sesuatu yang baik dan menyenangkan hati orangtuanya.

Sesekali tidak ada salahnya memberikan mereka hadiah sebagai reward atas 'prestasi' dan kebaikan yang telah mereka lakukan. Anak akan merasa dihargai.

Namun berikan pemahaman kepada anak bahwa berbuat baik dan benar bukan hanya karena ingin mendapatkan hadiah.


10.  Belajar tanpa rasa takut.

Tak ada seorang pun yang bisa mempelajari sesuatu dengan keadaan takut, terutama anak-anak.

Karena itu bersabarlah ketika sedang membimbingnya belajar atau membuat PR.
Jangan jadikan pengalaman belajar menjadi pengalaman yang menakutkan bagi dirinya.

Hindari marah-marah dan membentak-bentak saat menerangkan pelajaran pada anak. Lakukan dengan pelan dan jelas. Keadaan yang rileks membuat ia nyaman, lebih mudah berpikir dalam keadaan rileks daripada dalam keadaan tertekan dan takut.

Jangan samakan kemampuan berpikir anda dengan kemampuan berpikir anak-anak.

Jika anak kesulitan menerima pelajaran dari anda, bukan berarti anak anda bodoh.

Mungkin saja anda yang tidak cerdas dalam membimbingnya belajar.

Tetap sabar jika ia salah menjawab soal walau anda telah mengajarinya berulang kali.
Toh mungkin saat seusia dia, anda juga begitu.


11. Jangan menakuti anak dengan "hantu" .

Saat seorang kerabat kami datang ke rumah, kebetulan tidak lama kemudian lampu mati. Saya menyuruh Keizha ke kamar untuk mengambil emergency lamp.
Kerabat kami itu nyeletuk "berani ya dia.. gelap-gelap ke kamar sendirian"


Anak saya dari kecil memang tidak dikenalkan dengan hantu.

Yang ia tau sewaktu kecil cuma monster.

Itu pun dia gak takut.

... kan ada Ultraman, Power Rangers, Kamen Rider .

Sebagian orang tua jaman sekarang ini, masih saja ada yang suka menakuti anaknya dengan ancaman-ancaman - awas ada setan, awas ada hantu atau.. kalo gak mau makan nanti diculik orang gila dan lain-lain.

Menakuti dengan cara seperti itu jelas tidak mendidik anak.

Ancaman itu memang berhasil membuat anak mau makan.
Karena jelas ia ketakutan dan gak mau diculik hantu.

Tapi para orangtua sering tidak menyadari efek jangka panjang dari ancaman itu dikemudian hari.
Anak akan menjadi seorang yang penakut.
Bahkan hingga dewasa tetap menjadi penakut.

Contohnya saya...

Udah setua gini tetap aja gak berani ke dapur pas lampu mati.
Tetap harus ditemani anak atau suami.

Abis serem banget maaak dapur kami  :(


12.  Pantau penggunaan Internet oleh anak. 

Hal-hal yang bisa diakses anak di dunia maya bisa menjadi sangat berbahaya bagi dirinya secara fisik atau perkembangan jiwanya.
Mau gak mau, kita sebagai orangtua harus turut mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Minimal kita sebagai orangtua jangan terlalu gaptek..
Kemungkinan anak kita akan menyalahgunakan teknologi semakin tinggi.

image: web


Pernahkah mengecek aplikasi apa saja yang terinstall di gadget/laptop anak?
Pernahkah mengecek historis browsing perangkat yang digunakan?
Apakah ada folder yang disembunyikan?

Saya pernah membuat tulisan tentang Add-on Browser yang "berbahaya" bagi anak.
Satu minggu setelah tulisan tersebut saya posting, saya mendapat email dari seorang ibu.

Si ibu menemukan add-on di browser laptop anaknya yang masih SMP persis seperti yang saya tulis.
Ibu itu juga menemukan folder yang diberi password oleh si anak, tapi si anak ngaku gak tau gimana buka folder tersebut.
Setelah tau ciri dari software yang digunakan, si ibu berhasil membuka folder tersebut.

Dan seperti yang diduga, folder tersebut penuh berisi gambar dan film dewasa.

Tidak hanya pornografi, kejahatan cyber selalu mengintai anak-anak tercinta kita.

Image : media.defense.gov

Betapa sering kita mendengar berita-berita kejahatan yang terjadi yang memangsa anak-anak usia dini sebagai korbannya.

Nauzubillahi min zalik... Semoga anak dan keluarga kita semua terhindar dari segala marabahaya.

Mulai saat ini cobalah mencari program yang memungkinkan melihat situs web yang mereka kunjungi dan memantau obrolan mereka.



13. Jangan menyerah pada keadaan.

Semua masalah anak pasti bisa diatasi dengan niat baik, ketekunan dan kesabaran.

Jangan menyerah jika menghadapi masa-masa sulit dalam membimbing anak.

Dengan dukungan orang tua yang tegar dan pantang menyerah, anak yang paling merepotkan sekali pun bisa menjadi orang luar biasa.


14. Minta saran atau bantuan pada yang ahli/berpengalaman. 

Hidup bersama anak terkadang penuh hal yang tak terduga.
Apalagi bagi pasangan yang baru mempunyai anak, kekhawatiran melakukan "kesalahan" dalam mengurus anak sering menimbulkan kecanggungan dan stress.

Jika khawatir akan melakukan kesalahan saat menghadapi situasi tertentu, jangan malu atau gengsi meminta nasehat pada orang yang lebih berpengalaman.
Orang tua atau mertua anda misalnya.

Bisa juga meminta nasehat dan saran dari seorang profesional yang ahli bidang anak.


15. Terimalah bahwa pola hidup telah berubah.

Kenyataan bahwa kehidupan bukan lagi seperti dulu saat masih berdua saja dengan pasangan.
Kehadiran seorang anak seharusnya, membuat kebahagiaan dan kemesraan suami istri semakin bertambah lengkap.
Namun tidak menutup kemungkinan salah satu pihak merasa diabaikan.

Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan pengertian dan keterbukaan kedua pihak.

Ingat, anda juga butuh waktu berduaan untuk menjaga kemesraan dalam hubungan suami istri.
Dengan demikian, aktivitas parenting menjadi menyenangkan dan lebih bermakna.


# Catatan penutup...

Anak adalah anugerah Tuhan, titipan dari Yang Maha Kuasa untuk kita jaga sepenuh hati, jiwa dan raga.
Biarkanlah dia menjadi apa yang dia inginkan.
Jangan pernah menjadikan anak sebagai investasi masa depan anda.
Biarkan ia bebas melangkah menuju masa depan, menapak jalannya sendiri, tanpa harus melalui jalan yang pernah anda lewati..
Kehidupan akan mengajarinya banyak hal yang bahkan tak pernah kita bayangkan.


Semoga bermanfaat ,

Salam, Blog Mama Keizha

- Jika Bunda pembaca ada yang mau berbagi tips parenting silahkan tulis di kotak komentar ya, nanti akan saya tambahkan pada item diatas beserta sumbernya (nama anda + url blog jika ada).



This post first appeared on Mama Keizha, please read the originial post: here

Share the post

15 Tips Parenting Anak Yang Wajib Anda Tahu

×

Subscribe to Mama Keizha

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×